Bab 10

800 30 0
                                    

Assalamualaikum teman-teman
Happy reading 👋



Selesainya dua insan itu melakukan kegiatan makan paginya, mereka bergegas pergi ke sekolah. Sesampainya di sekolah, mereka tetap berjalan depan belakang namun seperti dua insan yang tidak saling mengenal satu sama lain.

Gadis itu berjalan menelusuri lorong sekolahnya. Berjalan di belakang murid yang paling terkenal seantero sekolah. Sorakan fansnya pun terdengar berdautan ditelinganya. Lelaki itu berbelok ke kanan menuju kelasnya. Sedangkan dirinya harus berjalan lurus dan bertemu lorong lagi agar bisa sampai ke kelasnya. Mereka berpisah di persimpangan antar lorong kelas mereka.

Namun, saat dipertengahan jalan menuju kelasnya, dengan tiba-tiba tangan gadis itu ditarik oleh tangan seseorang kemudian dibawa masuk ke kamar mandi belakang sekolah yang kumuh karna jarang dipakai. Diseretnya gadis itu dan dibenturkan kepalanya ke tembok dengan keras. Rintihan lirih terdengar bersumber dari gadis tersebut. 

"Heh gadis sok alim. Maksud lo apa deket-deket sama Zafi hah!!" bentak seorang gadis berseragam yang sama dengannya tetapi degan lengan dan rok pendek yang dibuat ketat. Rambut dengan warna burgundy dan wajah yang dibaluti make up tebal. Gadis itu bername tag Laura.

"Awss.." rintihan Asiyafa disaat Laura dan teman-temannya menyeret lalu membanting badannya ke tembok toilet.

"Jawab goblok!! jangan hanya nangis doang lo!!" bentak Laura.

Aisyafa menundukkan kepalanya, bibir dan  dagunya gemetar. Aisyafa seakan-akan seperti orang yang tidak mampu menjawab gertakan dari cewek yang ada dihadapannya itu. Aisyafa sedari kecil hidup di lingkungan yang selalu bertutur kata lembut. Dirinya tidak pernah mendapatkan bentakan dari siapapun bahkan orang tuanya sendiri.

"A-aku nggak n-ngedeketin Z-Zafi." Aisyafa duduk sambil memeluk lutut nya.

"Halah ngaku lo!! Trus kemarin kenapa lo duduk gabung sama Zafi dkk kalau lo nggak deketin hah!!" Laura menarik hijab panjang Aisyafa dan hampir saja terlepas jika tangan Aisyafa tidak dengan cepat menahannya.

Laura menampar pipi dan menarik kasar dagu Aisyafa berulang kali. "Gue peringatin ya sama lo, jangan pernah coba-coba lo deketin Zafi, Zafi itu hanya milik gue. Kalau lo berani ngrebut Zafi dari gue, lo bisa aja dapatin yang lebih dari ini!!." tekan Laura dan menepis kasar dagu Aisyafa. "Guys siram dia." perintah Laura kepada teman-temannya.

Byurrr.....

Mereka mengguyur ember berisikan air yang dicampuri es batu ketubuh Aisyafa. Sementara Aisyafa, hanya bisa diam dengan posisi yang sama. Dirinya tidak berani melawan ataupun berteriak untuk sekedar meminta tolong.

"Ck lemah." cibir Laura sambil melangkahkan kakinya sambil mengijak kaki Aisyafa lalu meninggalkan toilet diikuti teman-temannya yang kemudian mengunci Aisyafa di dalam toilet.

"Hikss..hiks.. ya allah kenapa harus Ais yang mendapatkan semua ini?" keluh Aisyafa yang mengigil kedinginan dan kemudian memejamkan matanya dengan tiba-tiba.

****

Suara riuh dari kelas 12 MIPA 3 mulai lirih tidak terdengar lagi saat bel sekolah bersuara dan salah satu guru mapel memasuki kelas.

"Selamat pagi anak-anak. " Ucap bu Desi Guru bahasa Indonesia memasuki kelas 12 MIPA 3.

"Pagi bu." ucap semua murid.

"Dimana Ais? Apa nggak masuk ya. Tapi kok tumben dia nggak bilang, dan nggak ada surat izinnya juga." gumam Bella.

" gumam Bella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang