Bab 22

538 24 0
                                    

Assalamualaikum teman-teman
Happy Reading 👋




Hari ini Zafi sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia sangat ingin menemui Aisyafa. Tapi keadaan lah yang tidak memungkinkan kalau ia bisa menemui Syafa-nya untuk saat ini.

Dewa lah yang menjemput Zafi di rumah sakit. Yang lain tidak ikut karna memang Zafi menyuruh untuk menunggu di apart saja. Kebetulan hari ini hari minggu jadi mereka tidak ke sekolah.

"Udah siap?" Dewa memasuki kamar inap Zafi dan melangkah menghampirinya.

"Hm" jawab Zafi tanpa bersemangat.

"Gausah dipikirin. Kalau lo nggak setuju sama cara gue yang kemarin ya kita cari cara lain aja." ujar Dewa.

"Gue hanya takut kalau nggak berhasil. Dan malah buat Syafa bener bener semakin jauhin gue. Lo tau sendiri cewek itu kaya jalang. Jangankan anaknya, nyokapnya aja sama. Gue bingung sama jalan pikiran ayah, bisa-bisanya jodohin gue sama anak yang punya latar belakang buruk kaya gitu." Dewa nampak berpikir dengan ucapan Zafi barusan.

"Apa ayah lo punya rencana yang sama?" Zafi mengernyitkan dahinya heran.

"Maksud lo?"

"Gue nggak yakin ayah lo sepenuhnya mau jodohin lo. Ya gue ngerasa kalau ayah lo ngerencanain hal yang sama." tukas Dewa.

"Untungnya buat bokap gue apa?" Zafi menaikkan satu alisnya sambil menatap Dewa.

"Ya itu kalau menurut gue sih. Om bram nggak mungkin mau berhubungan dengan seseorang yang mempunyai latar belakang buruk baik dari keluarga atau pribadi. Jujur gue nggak percaya kalau om Bram bisa segitunya sama Aisya. Om Bram itu orang yang tidak memandang seseorang dari fisik, cacat atau enggak, kaya ataupun miskin. Semua orang dianggap sama oleh om Bram Lo ngerasa ada yang aneh nggak sih?" Zafi mencerna baik-baik omongan Dewa.

Benar juga, meskipun ayahnya gila kerja tapi dia tidak gila harta. Bahkan, tidak segan-segan ayahnya akan memberikan uang tambahan kepada pekerja kalau dia bisa libur. Bayangkan hanya libur saja dia membagi-bagikan uangnya. Tapi kenapa ayahnya bisa berfikir dan berbicara hal buruk seperti itu kepada Syafa? Dan kenapa dia tidak berfikir sampai kesitu?.

"Bener juga. Tapi gue lihat dengan mata kepala gue sendiri waktu ayah menghina Syafa.Dan lo tau sendiri kan cewek itu bilang kalau ayah rencanain perjodohan ini karna rencana kerja sama antara perusahaan ayah gue sama bokapnya tu cewek?" Dewa ingin memukul Zafi sekarang. Kenapa laki-laki ini memiliki otak yang bodoh sekali sekarang.

"Lo bodoh apa gimana sih? Gunain otak lo dong fi!! Ayah lo itu pimpinan perusahaan besar nggak mungkin kalau ayah lo sampai relain hal besar dalam hidupnya apalagi lo hanya untuk jalani kerja sama yang belum pasti bisa menguntungkan ayah lo!! Ayah lo sayang banget sama lo, meskipun tertutup dengan kesibukannya!!" tutur Dewa dengan sedikit penekanan.

Zafi merutuki kebodohannya sendiri. Kekhawatiran dan ketakutannya terhadap Syafa membuatnya menghentikan kerja otaknya. Sunguh bodoh!!

Flashback on

Kemarin malam Zafi dan Dewa berniat ingin menemui cewek yang akan dijodohkan dengan Zafi. Ya, Zafi bertanya kepada ayahnya siapa perempuan itu. Dan ayahnya dengan langsung memberitahunya. Bahkan teman-temannya yang lain ikut andil dalam pertemuan ini.

"Mana Zafi?" tanya seorang cewek kepada Dewa.

"Bisa diem nggak sih lo!! Ini kita mau ke kamar Zafi.!!" kesal Dewa. Sedari tadi cewek disampingnya itu selalu bertanya dimana Zafi.

"Dari tadi bilang gitu mulu nyatannya nggak sampe-sampe" Dewa memilih untuk tidak memperdulikan cewek itu.

Ceklekkk....

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang