Assalamualaikum temen-temen
Happy reading 👋
•
•
•
•
"Eunghh..." suara terdengar dari brankar tempat Aisyafa. Terlihat Aisyafa berusaha membuka matanya pelan.****
"Syafa." Zafi yang mendengar suara Syafa pun langsung mendekat ke arah Syafa. Bella pun dengan sigap membantunya duduk.
"TOLONG JANGAN MENDEKAT. JANGAN PUKUL AKU, AKU MOHON." jerit Aisyafa seketika bangun sambil memeluk lututnya. Dengan air mata mengalir deras, keringat bercucuran dan tangan gemetar seperti orang ketakutan.
"Fa ini gue Zafi." Zafi berusaha mendekat namun lagi-lagi Aisyafa berteriak seperti orang yang sangat sangat ketakutan.
"NGGAK. AKU MOHON JANGAN PUKUL AKU, AKU NGGAK PERNAH DEKETIN ZAFI.!!AKU MOHON PERGI. PERGI KALIAN!!!!" teriak Aisyafa histeris sembari tangan menutup telinganya.
"Fa ini gue Bella. Lo tenang ya fa tenang." Bella berusaha menenangkan dengan mengelus kedua pundak Aisyafa. Alih-alih tenang Aisyafa semakin ketakutan dan menepis tangan Bella kasar.
"Enggak.. kamu pasti yang tadi kan? Yang siram aku kan? KAMU PERGII!! PERGII!!" racau Aisyafa semakin menjadi.
"Syafa!!" tak sadar Zafi meninggikan suaranya, membuat Aisyafa diam sambil sesenggukan menahan tangis.
"Lihat gue, hei.. Ini gue Zafi, gue nggak akan sakitin lo Aisyafa." ucap Zafi lembut dengan tangan memegang pundak Aisyafa dan mengelusnya untuk memberi ketenangan.
"Mereka pukul aku, hiks..hiks..b-bentak aku, trus s-siram aku pakai air. Mereka juga banting aku ke t-tembok, sakit hiks.. hiks.. aku takut Zaf. A-aku nggak ngrebut kamu dari dia." adu Aisyafa sambil menangis.
Hal itu membuat Aluna, Bella, dan Iin ikutan menangis. Mengapa mereka tidak tahu kalau sahabatnya mendapatkan hal yang menyakitkan itu? Muka Zafi memerah menahan amarah yang sudah naik di ubun-ubun.
"Sttt... tenang gue disini nggak usah takut." Zafi sangat ingin memeluk Aisyafa namun ia masih menjaga batas, tidak mau Aisyafa semakin takut nanti. "Mereka semua baik, mereka temen lo. Jadi lo nggak usah takut. Mereka juga nggak akan nyakitin lo" tutur Zafi sambil mengarah ke teman-temannya.
Teman-temannya Zafi bukannya panik dan kasihan melihat Aisyafa, malah mereka dari tadi dibuat melongo dengan sikap Zafi. Lemah lembut, tenang, khawatir, dan sorot mata yang berbeda dari biasanya.
'Lo kembali fi. Lo kembali.' Dewa bergumam dalam hati sambil menatap Zafi. Dia bahagia melihat sahabatnya itu kembali seperti dulu. Dan itu semua karna Aisyafa.
"M-maaf Bella, tadi aku kasar." lirih Aisyafa sambil menatap ke kasur namun dengan badan menghadap ke Bella.
Dengan hati-hati Bella mendekati brankar Aisyafa,"Gapapa, gue nggak akan nyakitin lo. Maafin gue ya, gue nggak bisa bantuin lo hiks.." ucap Bella sambil memeluk Aisyafa.
"Kamu nggak salah bel ini semua sudah kehendak Allah." Aisyafa membalas pelukan Bella.
"Aaaa..Aisyaa." Aluna ikut memeluk mereka.
"Gue ikuttt." susul Iin.
Mereka berempat saling berpelukan."Yah kan drama cewek dimulai." celetuk Azril membuat Iin tidak terima.
"Heh curut!! Bilang apa lo? Dasar orang nggak punya hati, makanya lo nggak bisa ngerasain rasanya jadi kita, saat sahabat kita sakit." ucap Iin dengan kesalnya.
"Gue punya hati!! dasar ndewor. Gue resah saat neng bidadari nggak masuk, gue juga sedih waktu tau neng bidadari dibawa kerumah sakit. Asal njeplak aja lo!!" Azril membuat semua teman-temannya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Spiritual"Wahai arutala saksikanlah renjanaku bersama nabastala agar diriku bisa bertemu dengan sang harsa meski semua terlihat seperti lengkara." Menceritakan seorang laki-laki yang berparas tampan, yang memendam perasaan kepada seorang wanita religius yang...