Bab 28

623 27 0
                                    

Assalamualaikum temen-temen
Happy reading 👋




"Hei..Are you okey?" pertanyaan Zafi malah membuat Aisyafa semakin menangis.

****

Aisyafa menatap manik mata teduh lelaki dihadapnnya. Tanpa berkedip Aisyafa tetap menatap sembari mata yang terus mengeluarkan cairan bening. Sang empu yang ditatap pun hanya bisa diam. Zafi bisa merasakan apa yang dirasakan gadisnya saat ini. Mata Zafi ikut memanas tatkala ia melihat nayanika gadisnya terus mengeluarkan air mata.

"Umi..." lirih Aisyafa.

"Hey, umi akan baik-baik saja okey?" Zafi berusaha menenangkan Aisyafa walaupun dirinya harus menahan untuk tidak menyentuh dan membawa Asiyafa ke dalam dekapannya, walaupun ia ingin sekali melakukan itu

Azril yang posisinya berada dibelakang Zafi pun menatap Dewa yang berdiri disampingnya. Dewa yang paham akan maksud Azril pun hanya mengangguk pelan.

Zafi beranjak dari duduknya kemudian mendekat kepada Dewa. "Kenapa bisa?" tanya Zafi meminta penjelasan.

"Kita tadi mampir kerumah sya-eh Aisya maksudnya, ternyata dia lagi ada pesenan kue sama si Yusuf. Pas kita datang mereka mau nganterin kue. Trus si Azril milih nemenin Yusuf buat nganterin kue. Aisya bilang kalau uminya sakit, belum juga kita masuk fi, kita baru datang itu, eh tiba-tiba terdengar suara pecahan gitu dari dalam kamarnya umi Wati, ya kita buru-buru masuk dan ternyata umi Wati udah tergeletak di lantai." jelas Dewa.

"Kenapa?" Azril menaikkan satu alisnya menatap Zafi.

"Apanya yang kenapa?" tanya Dewa.

"Nggak ajak." Azril dibuat geram mendengar ucapan Zafi yang terkesan singkat namun bertele-tele.

"Apaan sih, coba kalau ngomong jangan kaya anak TK. Yang jelas napa si ah." kesal Azril.

"Ck, kenapa nggak ngajak gue kalau mau ke rumah Syafa?" geram Zafi.

"Lah la lo aja lagi dikantor ya kita nggak berani lah. Orang tadi kita juga nggak ada niatan mau kesana kalau kita nggak ketemu sama si Bella dkk." tukas Azril.

"Panik banget?" tanya Gio menatap Zafi.

"Menurut lo?" Zafi menatap Gio dengan tatapan yang sulit diartikan, kemudian mengalihkan pandangannya kepada Syafanya yang masih terus menunduk diiringi dengan isak tangisnya. Gio pun hanya mengulas senyum menatap Zafi. Dewa yang sedari tadi hanya menyimak pun paham mengapa Gio bertanya hal itu.

"Lo nggak pernah sepanik ini sebelumnya. Terakhir waktu bunda lo mau meninggal. Berarti seberharga itu ya Asiyafa buat lo?" pertanyaan Dewa membuat Zafi menarik sudut bibirnya.

"Seharusnya lo tau tanpa gue jawab." Dewa hanya mengangguk sambil tersenyum.

Setelah 30 menit berlalu dokter akhirnya keluar dari ruangan IGD. Zafi pun bergegas menghampiri dokter tersebut.

"Bagaimana keadaanya umi Wati dok?" Aisyafa yang mendengar itu langsung beranjak dari duduknya dan mendekat kearah Zafi dan juga dokter.

"Mohon maaf, Ibu wati sekarang sedang dalam keadaan kritis. Terjadi penyumbatan di area pembuluh darah beliau. Untuk tindakan ini harus segera melakukan operasi bypass agar bisa mengalirkan darah ke sekitar pembuluh darah yang tersumbat. Dan saat ini umi Wati akan dipindahkan ke ruang ICU untuk mendapatkan perawatan yang intensif. Selesaikan administrasinya, agar pihak rumah sakit segera mengurusnya." dokter pun melangkahkan kakinya pergi.

Lemas sudah tubuh Aisyafa sekarang, badannya luluh ke lantai dengan tangis yang mengiringi. Yusuf pun menghampiri sang kakak yang sudah terduduk lemas disana.

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang