Bab 13

663 34 0
                                    

"Percaya bahwa apa yang Allah gariskan untuk kita itu jauh lebih baik dari apa yang akan kita rencanakan."
-mengejarsurga_

Assalamualaikum teman-teman
Happy reading 👋



Hari ini sepulang dari sekolah Bella dan yang lainnya berencana ingin menjenguk Aisyafa. Namun, Zafi menolak untuk ikut. Entah apa alasannya teman-temannya pun tidak tau.

"Lo kenapa nggak ikut?" tanya Dewa.

Zafi terlihat melamun dipinggir roof top sambil menatap langit.
"Ngapain kesini?" Dewa datang sendiri untuk menemui Zafi.

"Semua nungguin lo. Kenapa lo nggak ikut jenguk Aisya? Ada masalah?" Dewa bisa merasakan jika temannya ini sedang tidak baik-baik saja sekarang.

"Syafa marah sama gue." jawab Zafi.

"Marah? Alasannya?" Dewa ikut duduk dipinggir roof top.

"Gue jujur ke dia."  celetuk Zafi.

"Jujur tentang? Lo bisa nggak sih kalau omong langsung aja, gausah bertele-tele, gue bingung fi." kesal Dewa.

"Ck. Gue jujur kalau gue suka sama dia. Didepan umi dan adiknya." Zafi meratapi penyesalannya. Kenapa dirinya harus mengutarakan perasaanya malam itu.

"Serius? Trus kenapa lo bilang dia marah? Dan kenapa juga dia marah?" Dewa yang masih belum paham, memberikan Zafi pertanyaan dan hal itu membuat Zafi merasa kesal.

"Ya lo pikir dong wa dia itu gadis Sholehah, dia gadis baik yang pernah gue temui setelah bunda gue. Keluarganya keluarga yang paham akan ilmu agama. Sementara gue? Seorang pendosa yang ingin mendapatkan hati seorang ahli surga!!"  tegas Zafi.

"Gue juga salah, nggak bisa ngendaliin perasaan gue. Gue udah tertarik kepada gadis yang bukan mahram gue." Zafi memejamkan mata dan menarik nafas pelan. "Gue suka sama dia wa, Gue sayang sama dia, Gue pengen milikin dia. Tapi dia terlalu sempurna buat gue. Sekarang gue harus apa? Apa gue akan kehilangan orang yang telah menghidupkan dunia gue lagi?" Zafi menatap Dewa sendu.

Dewa yang tak pernah melihat Zafi seperti ini pun sedikit tertegun menatap temannya itu. Terlihat di sorot matanya terdapat banyak penyesalan. "Lo beri dia waktu. Jangan deketin dia dulu. Jika nanti dia menjauh dari lo, nggak usah lo kejar, kalau lo kejar dia sekarang secara tidak langsung lo akan ganggu dia." tutur Dewa.

"Fi lihat gue? Semua yang sudah ditetapkan untuk lo nggak akan pergi dari lo. Nggak usah takut kalau Aisya pergi, kalaupun dia memang orang yang ditakdirkan untuk lo, dia akan datang dan kembali buat lo. Jodoh nggak ada yang tau fi. Kapan, Bagaimana dia, dan Siapa dia. Asiyah seorang ahli surga aja bisa berjodoh dengan Fir'aun yang seorang ahli neraka. Dan jikalau nanti Aisya tidak ditakdirkan untuk lo, maka lo pasti akan dapat ganti, bukan seperti Aisya tapi akan lebih baik dari Aisya." terang Dewa.

"Nggak ada yang lebih baik dari Syafa." tukas Zafi.

"Fi, gue mohon sama lo, ada dan tidaknya Aisya disisi lo jangan pernah lo berubah. Tetep jadi Zafi yang sekarang, yang sama seperti dulu. Jangan pernah kembali dengan sikap lo sebelum ketemu Aisya." tatapan Dewa dan Zafi bertemu saat pada akhirnya Zafi memutusnya dengan beralih menatap langit biru.

"Dia yang buat gue kembali. Dia buat hidup gue seolah-olah berguna, sebagai orang yang selalu ada dan lindungin dia. Dia buat gue merasakan kembali apa yang telah bunda bawa pergi dari kehidupan gue. Dia pergi maka semua yang telah dia lakukan di hidup gue juga akan pergi." Zafi beranjak dan pergi meninggalkan Dewa.

Namun, ia mengehentikan langkahnya, "Gue nggak ikut ke rumah sakit. Tapi gue butuh kabar Syafa. Gue harap lo datang dengan bawa kabar kalau Syafa baik-baik aja." ucap Zafi dan melanjutkan langkahnya.

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang