Dean sedang duduk di ruang kelasnya. Ia terus memandangi perempuan di depannya. Ia sendiri merasa heran dengan dirinya sendiri yang selalu ingin tahu tentang segala hal mengenai perempuan itu.
Perempuan itu lalu maju ke depan mengerjakan soal akutansi yang diberikan oleh dosennya. Ia dapat mengerjakan soal itu dengan benar dan tepat hanya dalam waktu 5 menit. Orang biasa seperti Dean akan membutuhkan waktu paling tidak 15 menit. Itupun belum tentu jawabannya benar.
Otaknya sudah seperti sebuah kalkulator berjalan. Ia bisa menghitung angka-angka hanya dengan melihatnya saja. Ia memiliki IQ tertinggi di kampus. Tidak heran kalau setiap ujian akhir semester ia selalu mendapat nilai tertinggi. Dean benar-benar kagum dengan kecerdasan perempuan itu.
Perempuan itu berjalan kembali menuju tempat duduknya. Ia berjalan seperti sebuah robot. Tatapan matanya hampa dan tajam. Namun, matanya nampak indah dengan bola mata berwarna coklat hazel nan bening dan menawan. Ekspresi wajahnya menyeramkan, dingin dan kelam. Dia sangat cantik dengan kulit wajahnya yang putih, halus, dan cerah. Namun, kecerahan itu tertutupi oleh ekspresinya yang selalu dingin dan wajahnya jadi nampak kelam. Rambutnya panjang diikat ke belakang tanpa poni. Meskipun ia sering memakai dress selutut tapi ia tidak pernah mengurai rambutnya.
Dean selalu bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Mungkinkah Sena adalah salah satu perempuan yang tergila-gila pada segala hal tentang Korea. Hampir semua barang elektroniknya made in Korea. Kalau diperhatikan lebih cermat, ia selalu memakai pakaian dengan style Korea. Desain bajunya simple tapi unik dan menarik.
Semua orang sangat iri melihatnya memakai baju-bajunya yang trendy dan ingin memiliki baju yang ia kenakan. Setiap kali Sena memakai baju trend terbaru, banyak perempuan di kampusnya akan segera pergi ke mall dan mencari baju yang sama persis dengan milik Sena. Tapi, cukup sulit menemukan baju-baju yang sama persis seperti yang dimiliki Sena. Banyak orang yang bilang kalau baju yang dikenakan Sena itu limited edition.
Itulah salah satu dari begitu banyak rumor tentangnya. Setiap hari, Sena selalu mengenakan baju yang berbeda. Sangat jarang ia memakai baju yang sama dua kali dalam setengah tahun. Dean tidak bisa membayangkan seberapa besarnya lemari pakaian Sena.
Sayangnya, perempuan itu sangat pendiam. Ia dijuluki manusia robot oleh semua orang di kampusnya. Ia tak punya seorang pun teman. Bahkan orang-orang selalu menjauhinya. Hal itu wajar-wajar saja terjadi. Siapa yang berani dekat-dekat dengan perempuan sedingin dia. Semua orang menganggapnya aneh. Tapi, Dean tidak berfikiran sama dengan semua orang. Dean justru ingin mengenal perempuan itu lebih baik dan menjadi temannya. Tapi, Dean terlalu takut bahkan hanya untuk menyapanya. Lagipula ia juga tidak mau diejek oleh teman-temannya.
"Dean! Kenapa kamu terus memandangi si Manusia Robot?" bentak Niko.
Dean pun tersadar dari lamunannya. Ia menoleh ke arah Niko lalu menggeleng sembari tersenyum. Ia tidak ingin ketahuan kalau dia sedang memperhatikan Sena, perempuan yang selalu disebut Manusia Robot.
Niko adalah seorang laki-laki yang sangat cerewet dan suka bergosip layaknya ibu-ibu. Sekali saja rahasia Dean ketahuan olehnya, maka rahasia itu akan menyebar ke seluruh kampus kurang dari 24 jam. Ia sendiri benar-benar heran dengan temannya yang satu ini.
"Jangan bilang kalau kamu menyukai perempuan itu?" selidik Niko dengan tatapan tajam.
"Tentu saja tidak! Memangnya aku sudah gila apa?" bela Dean.
"Fiiuuuhhh. "Niko menghela nafas lega. "syukurlah! Aku benar-benar khawatir dengan sikapmu yang selalu memperhatikannya secara berlebihan." lanjutnya.
"Aku hanya heran, bagaimana dia bisa menjadi seseorang seperti itu? Aku bahkan tidak bisa membayangkan sebetapa membosankan hidupnya."tanpa sadar Dean mengucapkan kata-kata yang selalu dipendamnya sendiri.
Niko menengok kaget lalu mengedipkan matanya heran,"Lihatlah! Kau benar-benar sudah gila! Semakin kau ingin tahu tentangnya, perasaanmu akan semakin terjebak padanya. Jadi, berhentilah memperhatikannya!"
Baru berkata seperti itu saja, Niko sudah mengejeknya. Apalagi kalau Dean mengatakan keinginannya untuk bisa berbicara dengan Sena meskipun hanya sekali. Ia pun membatalkan niatnya untuk mengutarakan keinginan anehnya itu kepada Niko.
***
Hollaaaa... Sebelum kalian lanjut baca, author cuma mau bilang kalau entah bagaimana ada kesalahan penataan paragrafnya. Di PC maupun di HP author udah bener, nggak ada kata yang penggalannya salah, tapi bisa jadi di HP atau PC kalian paragrafnya morat-marit. So, harap bersabar... Happy reading ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Stranger
RomanceKau dan aku Dekat namun hanya raga Selebihnya tidak Kau dan aku Kita adalah asing Kau dan aku Kita menikah