Dean membuka pintu mobilnya perlahan. Sena sudah duduk di dalam mobil dengan tangan dilipat. Ekspresi jengkel masih terpasang di wajah Sena.
Dean memulai pembicaraan,"Maaf atas kejadian di kantin tadi. Aku pasti sudah membuatmu malu."
"Seharusnya kau lebih sering belajar bahasa Inggris. Dengan begitu kau bisa berhenti mencurigai istrimu."sindir perempuan berwajah dingin itu, masih menatap jalan raya, tidak menoleh sedikitpun.
"Semua ini salah Ms.Julia. Bagaimana bisa dia menyuruh perempuan yang sudah bersuami untuk menemani anaknya jalan-jalan? Dan kenapa cowok bule itu ingin menyentuhmu?"
Sena menyela omelan Dean,"Namanya Daniel."
Aku tidak peduli dengan namanya. Jelas-jelas dia mengatakan 'Keep in touch with me please?'. Bagaimana aku tidak marah mendengar itu?"
Sena menghela nafas, memikirkan kekonyolan suaminya,"Sepertinya aku memang tetap harus menjelaskannya. Keep in touch with me itu artinya bukan tetaplah menyentuhku. Itu artinya tetaplah berkomunikasi denganku. Dia hanya ingin meminta bantuanku kalau dia kesulitan beradaptasi."
"Tidak boleh!"bentak Dean.
"Aku tidak mengizinkan kau menemui bule itu sendirian. Kalau memang ingin membantunya, kau harus mengajakku. Juga, jangan sembarangan senyum ke orang lain. Terutama pada para junior."Dean melanjutkan omelannya.
"Kenapa kau begitu possesif? Kenapa kau tidak merantaiku saja sekalian. Dulu kau yang menyuruhku untuk lebih ramah pada orang lain. Sekarang kau malah melarangku. Dasar tidak punya pendirian!"
Dean langsung menginjak rem dalam-dalam.
"Hei, kau mau menjadi penyebab kecelakaan?"omel Sena meninggikan suaranya.
Omelan Sena malah disambut senyum Dean, "Ini pertama kalinya kau marah seperti ini. Biasanya kau tetap bicara tenang walaupun marah atau jengkel. Wajah marahmu benar-benar lucu."
Dean terkikik lagi.
"Owh, lihatlah! Sekarang kau tersenyum, padahal tadi marah. Berhentilah tertawa!"
"Apa aku yang membuatmu begini?
"Tentu saja. Kau melarangku melakukan ini dan itu. Kenapa? Kau meragukan perasaanku?
"Bukan begitu. Aku hanya selalu cemburu saat kau ada di dekat lelaki lain. Mungkin karena aku sangat menyukaimu."
Sena tersenyum lembut. Ia memeluk suaminya erat-erat lalu berbisik di telinga Dean, "Baiklah. Aku akan lebih memahamimu. Aku akan mengajakmu kalau mau bertemu Daniel."
Dean melepaskan pelukan Sena darinya,"Kau masih tetap ingin menemuinya?"
"Tentu saja. Dan itu adalah keharusan. Aku sudah berjanji pada Ms.Julia untuk membantu anaknya beradaptasi di Indonesia."
"Ah, begitu. Jangan-jangan kau menyukainya? Saat dia bilang ingin menjadi pacarmu."
"Jangan memulai pertengkaran!"
Dean tiba-tiba tersenyum,"Aku senang dengan pertengkaran kecil seperti ini. Akan membosankan kalau kita tidak pernah bertengkar. Mulai sekarang, kau bisa mengutarakan keinginanmu. Jangan menjadi orang yang terlalu patuh."
Sena mengangguk pelan.
"Aku tidak bisa menikmati makananku tadi. Sekarang aku lapar."rengek Dean manja.
"Di depan sana ada restoran seafood. Kau mau makan di sana?"
Dean menggeleng,"Aku ingin makan masakanmu yang sangat lezat."
"Okay. Let's go home."
"Apa itu artinya?"
"Hffuuuff. Sudahlah. Jalan!"
-END-
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Stranger
RomanceKau dan aku Dekat namun hanya raga Selebihnya tidak Kau dan aku Kita adalah asing Kau dan aku Kita menikah