Dean menghentikan mobilnya di depan butik Sino. Sena yang sudah menunggu di depan butik segera masuk mobil.
"Ini sudah kesekian kalinya kau menungguku di depan butik Kak Sino. Kenapa kau selalu turun di tempat itu kalau pada akhirnya kau hanya akan jalan kaki ke kampus ? Dan kenapa kau selalu menungguku di tempat itu ? Kau selalu beralasan malas menungguku mengeluarkan mobil. Kemarin mobilku sudah bisa langsung keluar, tapi kau malah menyuruhku pergi duluan dan menunggumu di sini. Apa alasanmu melakukan semua itu ? " omel Dean panjang lebar.
"Kenapa kau begitu berisik ? Tidak bisakah kau menyetir tanpa suara ?"
"Jawab dulu pertanyaanku ! Aku akan diam setelah kau menjawabnya."
"Kau masih tidak mengerti juga ? Kau ini berpura-pura bodoh atau memang bodoh ? Sudahlah, tidak apa-apa kalau kau tidak bisa mengerti."
"Apa yang kau bicarakan ? Kenapa kau malah mengatakan hal-hal yang tidak kumengerti ? Jawab saja pertanyaanku !"
"Itu jawabanku."
"Jawaban macam apa itu ?"
Terjadilah pertengkaran kecil di dalam mobil. Mereka saling diam sampai ke tempat tujuan. Dean memarkirkan mobilnya di depan sebuah toko buku.
"Untuk apa kita ke tempat ini ?"
"Bukankah sebentar lagi kita harus mengerjakan skripsi ? Kita perlu membeli beberapa buku untuk referensi."
"Terserah kau saja. Lakukan sesukamu !"kata Sena lalu berjalan duluan memasuki toko buku.
Sena hanya melihat-lihat dan membolak-balik halaman buku. Dia tampak tidak terlalu tertarik melihat buku. Namun dia tetap membeli beberapa buku karena memang butuh untuk menyelesaikan skripsinya. Dean jadi bertanya-tanya, apa yang mungkin disukainya. Biasanya orang pendiam sangat suka membaca buku dan akan antusias melihat buku. Nampaknya Sena bukan tipe orang seperti itu. Lalu apa yang disukai perempuan dingin dan pendiam seperti itu ? Pertanyaan itu tiba-tiba muncul dibenaknya.
Benar-benar sulit memahami Sena. Seberapapun kerasnya ia berusaha memahami Sena, pemahamannya terhadap Sena selalu salah. Dugaannya selalu salah. Namun ia jadi semakin penasaran untuk mengetahui sifat Sena yang lain. Sifat yang tidak ia tunjukan di tempat-tempat umum. Sifat yang hanya ia tunjukan pada orang yang ia sayangi. Mungkinkah Dean salah satunya ? Entahlah.
***
Cherry dan Sino sudah sampai di depan rumah Dean. Cherry tertegun begitu masuk ke dalam rumah Dean.
"Inikah rumah Dean ? Amazing !"Cherry berdecak kagum melihat halaman rumah Dean yang sangat luas.
"Mau masuk ?"tanya Sino dengan penuh percaya diri seolah-olah dia pemilik rumahnya.
"Bagaimana caranya masuk."
"Lewat pintu."kata Sino santai.
"Siapa yang tidak tahu kalau masuk rumah lewat pintu."
"Tidak semua orang tahu. Maling tidak tahu kalau masuk rumah lewat pintu. Buktinya maling masuk rumah orang lewat cendela."
Cherry terkekeh,"Maksudku bagaimana cara membuka pintunya."
"Pakai kunci."
Cherry terlihat mulai kesal,"Dari mana kita dapat kuncinya ?"
"Ini dia."kata Sino sambil menunjukkan sebuah kunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Stranger
RomanceKau dan aku Dekat namun hanya raga Selebihnya tidak Kau dan aku Kita adalah asing Kau dan aku Kita menikah