Brother

1.8K 72 0
                                    

Dean membuka matanya perlahan. Ia lalu bangun perlahan. Ia mengucek matanya yang masih sayu. Ia melihat Sena di depan cermin. Sena memakai short dress di bawah lutut. Gaun itu sangat cantik dan stylish. Terbuat dari bahan Tille Import dengan lengan pendek model slit berpias, variasi pita dengan bross cantik menyatu di pinggang seperti sabuk, karet di belakang untuk body fit dan memperlihatkan bentuk tubuh, serta bawahan rok bertingkat 3 berpias. Sena mengurai rambutnya dan menyisirnya di depan cermin.

"Kau mau kemana ?"

"Apa ayahmu tidak memberitahumu soal makan malam keluarga hari ini ?"

"Makan malam ? Kapan ? Di mana ?"

"Satu jam lagi orang tuaku akan datang. Ayahmu juga akan ke sini."

"Kenapa mendadak sekali. Bukankah seharusnya orang tuamu masih di Singapur. Kau bilang besok mereka akan pulang."

"Ibu bilang dia sudah tidak sabar bertemu dengan Kak Sino."

"Kenapa orang itu juga ikut ? Kau bilang ini makan malam keluarga."

Belum sempat menjawab pertanyaan Dean, Hp Sena berbunyi. Seseorang menelfonnya.

"Halo ayah. Oh kau sudah hampir samapai. Baiklah, akan kutunggu."Sena lalu menutup telfonnya.

"Siapa ?"tanya Dean penasaran.

"Ayahmu."

"Ayah ? Dia hampir sampai ? Kenapa kau tidak membangunkanku ? Aku bahkan belum ganti baju sejak pagi."kata Dean panik sambil mencari alas kakinya.

"Kelihatannya kau sangat kelelahan. Aku berencana membangunkanmu 15 menit lagi. Sekarang aku tidak perlu membangunkanmu."

Tanpa banyak bicara lagi Dean melesat ke kamarnya. Setelah selesai mandi dan ganti baju ia segera keluar dari kamarnya. Ia melihat Sino menaiki tangga. Ia pun mengejar Sino namun Sino sudah keburu masuk kamar. Dean langsung menerobos masuk tanpa permisi.

"Jangan keluar dari kamarmu ! Kamar tamu maksudku, statusmu di sini hanya numpang. Pokoknya apapun yang terjadi jangan keluar dari tempat ini."

"Memangnya kenapa ? Aku lapar sekali. Aku belum makan apa-apa sejak tadi siang. Aku hanya akan ke dapur sebentar saja."

"Jangan pergi kemanapun terutama dapur dan ruang makan."

"Tapi aku sangat lapar."

"Aku sudah berbaik hati mengizinkanmu tinggal di sini. Aku hanya memintamu untuk tetap di sini selama 2 jam saja. Sulitkah kau lakukan ?"

"Jadi, kau ingin aku pergi ?"

"Ya. Sampai kapan kau akan tinggal di sini. Kau hanya akan menjadi batu sandungan bagi hubunganku dengan Sena."

"Batu sandungan ? Lama-lama perkataanmu menyakitkan seperti perkataan Sena."

"Kumohon mengertilah. Apa yang akan orang tua kami pikirkan saat melihat ada laki-laki lain di rumah ini ?"

"Mereka di sini ?"

Dean hanya mengangguk pelan,"Karena itulah..."

Sino sudah berlari keluar sebelum Dean menyelesaikan perkataannya. Dean mengejar Sino dengan paniknya. Dean tak bisa menghentikan Sino, Sino sudah berdiri di ruang makan.

Sino menghampiri ayah Sena dan memeluknya.

"Ayah. Aku sangat merindukanmu. Apa kau juga merindukanku ?"

"Tentu saja. Meski baru setengah tahun kita berpisah."jawab ayah Sena dengan tetesan air mata keluar dari matanya.

"Sungguh adegan yang berlebihan. Baru berpisah 6 bulan saja sudah menangis. Bagaimana kalau berpisah 5 tahun. Apa kau akan menangis darah."sindir ibu Sena

Marrying StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang