Akhirnya Dean menemukan mobilnya. Mobilnya terjebak tepat di belakang sebuah mobil sedan putih yang parkir sembarangan di tempat yang seharusnya untuk lewat mobil. Dean terpaksa harus menunggu pemilik mobil itu datang. Untung pemilik mobil itu segera muncul.
Dean segera mengeluarkan mobilnya dan langsung tancap gas dengan kecepatan penuh. Setelah sampai di depan butik Sino, ia segera keluar dari mobil dan berlari memasuki butik.
"Apa yang kalian berdua lakukan ?"teriak Dean tiba-tiba setelah dia masuk.
Semua orang di butik itu melihat ke arah Dean. Dean terbengong melihat semua orang menatapnya karena bingung.
Dean hanya nyengir, "Maaf. Silakan lanjutkan !"
Dean mengedarkan pandangannya ke segala arah untuk melihat keberadaan Sena. Pandangannya terhenti pada sebuah ruangan di samping deretan pakaian. Dia melihat Sena di ruangan itu. Dia berjalan ke arah Sena setelah dia menemukan keberadaan Sena.
Sena sedang duduk di sofa yang berada di rest room berdinding kaca transparan. Rest room ini disediakan untuk pengunjung yang ingin meminum jus buah yang sudah disediakan cuma-cuma untuk pembeli atau hanya sekedar duduk-duduk bersantai.
Sena meminum segelas jus alpukat. Dean duduk di depannya lalu tersenyum padanya, "Maaf karena sudah membuatmu menunggu lama."
"Tsk. Memangnya kau pikir apa yang sedang kulakukan di sini hingga kau datang seperti itu ?"
"Aku pikir kalian sedang berbuat yang tidak-tidak atau mungkin hanya sekedar bercerita dengan asyiknya."
"Kak Sino sangat sibuk hari ini. Aku tidak mau mengganggunya."
"Baguslah kalau dia sibuk."kata Dean sedikit sinis.
Ia melihat ada segelas jus alpukat di depannya,"Apa ini untukku ?"
"Kalau kau mau, minumlah ! Kak Sino memang mengambilkannya untukmu."
Dean langsung meminumnya. Hari ini cuacanya memang sangat panas. Dean melihat sekelilingnya. Dinding yang menghubungkan rest room dengan jalan raya di samping butik setengahnya dipasang kaca dan didesain seperti kafe.
Dean memperhatikan suasana di dalam butik,"Wow....Tempat ini ramai sekali. Padahal baru hari pertama buka. Sehebat itukah baju buatannya ? Ngomong-ngomong, kapan dia mendapatkan karyawan sebenyak itu padahal dia baru pulang kemarin ?"
"Dia mewawancarai mereka semua kemarin dan menata butik bersama karyawan barunya tadi malam. Dia memang orang yang keras kepala dan ambisius."
"Sudahlah ! Ayo kita pulang !"Ajak Dean sambil menarik tangan Sena.
Sino yang melihat mereka pergi segera mengejar mereka. "Tunggu !" teriak Sino.
Sena membalikkan badannya. Sino menyerahkan sebuah tas belanja kepada Sena, "Kau harus mencobanya di rumah."
Sena menerima pemberian Sino, "Apa ini ?"
"Lihat saja di rumah nanti. Maaf, aku tidak bisa menemanimu hari ini."
Sena tersenyum pada Sino, "Tidak apa-apa. Kau pasti sangat sibuk."
Sino mengusap rambut Sena dan membuat rambutnya berantakan. Dean mencengkeram tangan Sino. Sino segera melepaskan tangannya dari kepala Sena.
Sino menyindir Dean,"Kelihatannya suamimu sangat menyukaimu. Dia mudah sekali cemburu. Kalau aku memegang tanganmu, mungkin dia akan membunuhku."
Sena membuka pintu mobil, "Sudahlah ! Jangan berlebihan ! Aku pulang dulu. Jangan sampai lupa makan !"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Stranger
RomantizmKau dan aku Dekat namun hanya raga Selebihnya tidak Kau dan aku Kita adalah asing Kau dan aku Kita menikah