0.8

929 119 0
                                    

"Tidak, aku tidak setuju dengan hal itu. Aku memang butuh banyak bantuan tapi aku tidak butuh banyak pengamanan Steve!"

Aku benar-benar lelah berdebat dengannya, kami benar-benar tak sejalan sama sekali. Steve terus bilang bahwa aku harus mendapatkan pengamanan sebagaimana dengan apa yang sedang berjalan sekarang, dan aku jelas tidak menerimanya. Aku memang butuh banyak bala bantuan untuk besok, tapi aku tak butuh pengamanan berlebihan sama sekali.

"itu artinya kau tidak bisa pergi kemana-mana"

Aku mengusap wajahku kasar, aku tidak tau lagi harus mengatakan apa. Saking stress nya aku bahkan ingin menangis sekarang, tapi aku tak bisa menangis di depannya. sampai kedatangan Pepper di antara kami membuatku berhambur memeluknya, lalu aku benar-benar menangis. "Astaga ada apa ini, kenapa kau menangis. Steve, bisa kau jelaskan ini padaku?"

"Dia mengajukan hal gila, bahwa semua pengamanan itu harus ikut di kegiatanku besok. Aku butuh banyak relawan bukan pengamanan. bisakah kau bilang padanya bahwa itu semua tak perlu, aku benar-benar sudah lelah mengatakan padanya" ucapku memotong penjelasan yang akan dikeluarkan oleh Steve pada Pepper.

Pepper mengusap punggungku lembut lalu membawaku duduk "kita bisa mencari jalan tengahnya, kau bisa tetap melanjutkan aktivitasmu besok dan Steve bisa tetap menjalankan tugasnya dalam memberimu pengamanan" kata Pepper. "Aku tetap mau pergi dan aku tidak mau semua pengamanan berlebihan itu ikut denganku"

"oke, kita bisa bicarakan. Kita jelas tidak bisa menghubungi Nick untuk meminta sarannya, dan Tony juga tidak bisa dihubungi, jadi kita harus menyelesaikannya sendiri. Apa benar-benar tidak bisa diubah Steve? Aku tau semua ini untuk kebaikan [Y/n] tapi aku juga merasa semua ini berlebihan , terlebih [y/n] tidak nyaman dengan semua ini."

"Kau tau Pepper, aku tidak bisa melakukan apapun selain melaksanakan semua perintah ini." katanya.

Pepper tampak memandangku lalu berpikir sejenak sebelum kembali mengajukan pendapatnya pada Steve. Pepper terlihat seperti ibuku sekarang, tapi memang aku sudah lama menganggapnya seperti itu apalagi setelah dia berpacaran dengan Tony.

"Bagaimana jika hanya kau yang menemaninya, ku yakin kau bisa melindunginya Steve. Tidak perlu membawa semua orang kesana"

Steve tampak berpikir , sebelum menjawabnya. Aku sendiri benar-benar ingin tak ada yang menjagaku sama sekali. maksudku ayolah selama ini aku baik-baik saja, identitas tentang siapa aku juga tidak pernah terbuka dengan segamblang itu.

"ku harap hal itu bisa. kau tidak masalah kan [Y/n]?" tanya Pepper padaku. Aku sebenarnya benar-benar tidak ingin ada yang menjagaku seperti sebelum-sebelumnya, tapi melihat apa yang sedang terjadi tidak ada gunanya aku banyak protes bukan? jadi aku berakhir menganggukkan kepalaku. "nah , jadi kau hanya perlu menghubungi Nick kan Steve."

"kau perlu menggunakan pesawat milik perusahaan?" tanya Pepper , aku menggeleng "Pesawat milik yayasan masih cukup untuk membawa semuanya. Sebagian logistik juga sudah dikirim mulai hari ini dengan helikopter yayasan" kataku, setidaknya pesawat yayasan bisa menampung seluruh relawan dan anggota yang akan berangkat besok.

"itu terdengar baik, jadi kita akan makan malam apa hari ini? "

"bisa kita pergi makan malam di luar? aku ingin keluar dari rumah" kataku, setidaknya aku memang benar-benar bosan di rumah hari ini, walau aku sebenarnya bukanlah seseorang yang senang menghabiskan hari-hari berada di luar. Tapi dengan kondisi bagaimna aku dikurung, aku benar-benar butuh melihat dunia luar.

"tentu, kau ikut steve?"

"kenapa kau mengajaknya?" tanyaku langsung, "maaf aku tak bermaksud menyinggungmu" kataku terhadap Steve "beberapa pengaman di luar bisa menggantikanku jika kau mau" katanya, astaga aku benar-benar merasakan dia menggunakan pengaman-pengaman itu sebagai titik lemahku.


*****

Kini kami bertiga sudah berada di salah satu restoran di pinggir kota, keadaannya cukup ramai sekarang. "Bagaimana keadaan Happy , Pep? aku belum sempat menjenguknya. apa keadaannya lebih baik?" tanyaku sembari menunggu makanan yang belum kunjung sampai.

"Happy masih belum sadar, belum ada peningkatan yang berarti juga dari keadaannya"

"Apa kasus itu sudah di selidiki?" tanya Steve ikut bergabung ke dalam obrolan kami. "masih dalam tahap itu, belum ada informasi lebih lanjut."

"sumber ledakan itu terlalu besar, itu jelas mencurigakan" kata Steve lagi "kalian tampak mulai terbiasa dengan hal-hal yang mencurigakan seperti ini, apa ini yang kalian hadapi selama ini?" tanyaku , ya semenjak serangan-serangan aneh yang terjadi, aku mulai merasa bahwa dunia ini tidak hanya berisi orang-orang baik dan jahat saja. Tapi juga berisi orang-orang gila yang berniat menguasai dunia.

"Aku jelas belum terbiasa, tapi setelah bersama Tony hal-hal ini tampaknya memang harus di hadapi" kata Pepper dengan senyumnya ke arahku. Aku langsung menggeleng , aku tidak mau harus masuk ke dalam keadaan itu, melihat apa saja yang di hadapi yayasan soal bencana alam sampai konflik antar negara saja sudah membuatku berfikir dunia sudah tidak baik-baik saja apalagi jika harus ikut masuk bersama mereka bukan?

ketika makanan kami datang, aku sedikit terkejut dengan pesanan daging steak ku yang ternyata dimasak setengah matang padahal aku memesan untuk memasaknya sampai matang. "Oh , pesananku salah ini masih setengah matang." kataku, aku bisa saja meminta untuk dimasak lagi, tapi jelas itu akan menghabiskan banyak waktu. Sedangkan aku masih harus menyiapkan barang-barangku untuk besok.

Tapi dengan tiba-tiba steve mengangkat piringku dan menukar dengan miliknya "Steve, tidak perlu. Aku bisa meminta untuk di masak lagi" kataku berusaha menukar kembali piring yang baru saja ditukarnya. "Makan saja, aku bisa memakannya. Daripada kita harus menunggu lagi untuk memasak ulang daging ini." katanya.

"makanlah [y/n], steve benar. lihat seberapa lama kita menunggu makanan ini hingga datang kan? kau masih butuh istirahat untuk kegiatanmu besok" Pepper ikut memintaku untuk menerima saja makanan yang di tukarkan oleh Steve.

"kau yakin, tidak masalah?" tanyaku ke arah Steve yang di balas dengan anggukan, bahkan sendok dan garpunya sudah bergerak memotong-motong dagingnya.

"Terima kasih"





0,8 %

Chosen You [Steve Rogers X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang