0.23

549 80 7
                                    

Aku mencoba menghalangi cahaya matahari yang menusuk indera pengelihatanku pagi ini, Aku mencoba untuk menghalaginya tapi suara Jarvis malah membuatku mendecak pelan. "Selamat pagi nona, ada panggilan dari Mr. Stark"

"Tck, apasih maunya sepagi ini. sambungkan aku padanya"

"Morning Sweet Girl, aku menganggumu?"

"Kau sudah tau jawabannya, kenapa?"

"Mau ikut aku dan Pepper liburan?"

"Kemana?"

"Raja Ampat"

"Kapan"

"Sekarang, aku sudah ada di tempat biasa kita pergi"

"Lebih baik kau tidak usah bilang bahwa kau akan pergi liburan, jika kau saja sekarang kau sudah duduk di salah bangku pesawat itu. pergi saja, tidak usah hiraukan aku. Jarvis putuskan sambungannya"

Aku memutus sambungan telepon itu secara sepihak, Tony memang gila. Tidak ada gunannya ia mengajakku kan, jika dia saja sudah siap lepas landas, walau aku bisa menyusulnya jika aku mau tapi sayangnya aku tidak mau. Aku memegang kepalaku pelan, ketika berusaha bangkit dari posisi berbaringku. Astaga kenapa kepalaku berat seperti ini, apa ini karena wine semalam? aku memang lemah jika soal minum.

dibawah tekanan kepalaku , aku mencoba mengingat bagaimana caranya aku pulang semalam dan bagaimana pakaian ku kembali berganti seperti sekarang? Apa Pepper yang menggantinya? dia semalam masih ada di rumahku kan ketika Steve membawaku kembali.

Selimutku jatuh begitu saja membuat aku sadar pakaian apa yang kugunakan sekarang , sebuah piyama berwarna abu dengan celana pendek sebatas paha dengan warna yang senada. Aku menuruni tangga dengan genggaman kuat di tangga setelah lebih dulu mencuci muka. Mataku menyipit ketika mendapati jam di rumahku sudah menunjukkan hampir pukul 11. tadi tony menyapaku dengan kata morning? dia tidak tau jam atau bagaimana?

Mataku kini beradu ketika langkahku melewati kamar tamu tempat dimana Steve baru saja keluar dari sana. "Emm, Maafkan aku semalam" kataku canggung, Steve hanya mengangguk dan berlalu ke dapur. Dia pasti tau kemana aku akan pergi. "Terima kasih" ucapku ketika Steve menarikkan kursi untukku, lalu meletakkan air hangat di depanku.

"Apa aku semalam baik-baik saja?" tanyaku ragu "Maksudku aku tidak melakukan hal yang aneh kan?" sambungku. Steve menggeleng sembari kali ini meletakkan entah minuman apa di depanku, tapi aku cukup tau itu pasti untuk penghilang mabuk. "Kau serius? aku tidak melakukan hal aneh atau merugikan diriku?"

"Tidak, kau mau makan sesuatu?" tanyanya tampak menghindari Topik yang ku bahas. "Apa saja, kepalaku masih sakit"

"Oh ya, apa saat kita kembali semalam. Pepper masih ada disini?" tanyaku lagi. Tapi Steve kembali menggeleng, membuatku berpikir sebentar, Tunggu Steve menggeleng bahwa Pepper sudah tidak ada di sini. jadi pakaianku? Aku otomatis menyilangkan tanganku begitu saja pada tubuhku. "Tu-tunggu maksudmu ,Pepper tidak ada? dia sudah pergi? jadi-yang mengganti pakaianku?

"Tidak mungkin kau kan?" tanyaku, oh sial kenapa aku menggebu menyakan hal itu kepada Steve. "Tidak ada orang lain dirumah" katanya yang membuatku tidak bisa berkata-kata lagi, jadi maksudnya "Jadi, maksudmu?"

"Kau pasti paham" jawabnya singkat, "Paham?" tanyaku tak percaya. "Jadi maksudnya kau mengganti pakaianku. Tapi kenapa harus kau?"

"maksudku, kenapa harus kau ganti. Kau bisa biarkan aku tidur dengan pakaian itu" sambungku. "Astaga"

"Kau ada masalah dengan itu?"

Aku jelas langsung melebarkan mataku ketika perkataan barusan selesai Steve ucapkan, dia berfikir tidak sih sebelum mengatakan hal itu? "Menurutmu itu bukan masalah? kau ingat jenis kelamin kita jelas berbeda?"

"Aku jelas tidak punya maksud lain padamu, aku hanya membantumu. Jika itu bermasalah untukmu, aku minta maaf" kata-kata Steve jelas tidak masuk akal, dia bisa dengan mudahnya mengatakan permintaan maaf begitu saja, apa dia memang laki-laki seperti itu yang sudah biasa melakukannya? "Kau pasti sudah biasa melakukannya bukan? hingga tampak tidak masalah dengan hal itu" tanyaku kesal, jelas aku harus kesal dengan apa yang sudah dia lakukan padaku. Ya, dia hanya menggantikannya tapi kan tetap saja, ahhhhh!

"Aku jelas hanya membantu, jika kau memang ingin menuduhkan hal lain. Itu kebebasanmu" katanya, meletakkan semangkuk bubur di depanku. Setelahnya Steve pergi menjauh ketika ada panggilan masuk ke dalam teleponnya. Aku benar-benar masih tidak percaya dengan semuanya.


|||

Mataku mengerjap tak percaya dengan apa yang ku lihat sekarang, Aku baru saja membuka Email yang dikirimkan kepadaku dari Laura tentang acara semalam. Aku kira email itu akan berisi apa saja yang di dapatkan dari acara semalam, tentang aliran dana yang masuk ke yayasan lain. Tapi aku cukup terkejut ketika mendapati bahwa email itu berisi foto-fotoku semalam. Awalnya aku merasa biasa saja mendapati foto kedatanganku dengan Steve di dalamnya, tapi mataku jelas tak bisa menyipit ketika foto-foto selanjutnya ku lihat.

Tanganku bergerak mengusap kasar wajahku, kau memang gila [Y/n], benar-benar gila!. Kenapa Steve tidak bilang tentang hal ini, Aku memang tidak menghancurkan diriku di depan tamu-tamu lain di acara itu, tapi aku menghancurkan diriku sendiri di depan Steve!.

Astaga, Foto aku mengecup pipinya saja sudah membuatku tak bisa tenang apalagi setelah aku melihat foto selanjutnya. Aku jelas menyesal sudah meminum untuk kedua kalinya Wine di gelas itu melihat bagaimana merahnya wajahku di dalam foto itu. Steve memang membuatku kesal karena apa yang dia lakukan semalam, tapi setelah melihat semua ini, jelas aku lebih kesal dengan diriku sendiri. astaga [Y/n] mau di taruh dimana wajahmu setelah ini!

Mataku mengerjap dengan cepat ketika ketukan di pintu ruang kerjaku terdengar, aku berdeham dengan tidak tau apa tujuannya ketika pintu itu terbuka dan muncul Steve di depanku. Nafasku jelas tertahan, aku menggeser mouse di komputerku agar gambar itu lenyap dari pandanganku. "Y-ya? kenapa? kau mau pergi ke suatu tempat? pergilah. aku tidak masalah disini sendiri"

"Tidak, aku ingin bilang bahwa hari ini hari terakhir ku menjagamu."

"Ha? maksudnya? aku sudah tidak perlu pengamanan lagi?" tanyaku cepat, ini sebuah berita baik bukan.

"Kemungkinan akan ada yang menggantikanku besok. Aku hanya pergi karena ada suatu hal yang harus ku lakukan"

"Jadi hari ini hari terakhirmu?" tanyaku lagi memastikan bahwa aku tidak akan bertemu lagi dengannya mulai besok, setidaknya aku bisa tidak terus menatap malu ke arahnya karena foto sialan itu. Steve mengangguk, hanya mengangguk dan tidak mengatakan apapun. Aku akhirnya mengangguk "Ya, oke. Terima kasih sudah memberikanku info itu."

Setelah Steve pergi menutup pintu, aku menenggelamkan kepalaku di atas meja. kenapa Steve bersikap biasa saja dengan hal itu, kenapa dia tidak mengatakan apapun tentang semalam? astaga aku benar-benar malu dan rasanya tak punya wajah yang bisa ku tunjukkan di depannya. Tapi tenanglah [Y/n] besok kau tidak akan bertemu lagi dengannya, ya kan? kau pasti bisa melupakan hal itu, lagipula Steve tampak biasa saja saat mengatakan dia yang menggantikan pakaianmu, jadi apa yang kau lakukan padanya di foto itu pasti hal biasa juga kan untuknya?





--- || ---

0.23%


Foto apa ya, jadi penasaran.

Chosen You [Steve Rogers X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang