0.20

624 96 11
                                    

"Kau tidak pegal terus berdiri di situ?" tanyaku ke arah Steve yang masih berdiri di sampingku. Aku bahkan menatapnya dengan serius , dia berdiri sepanjang hari. walau tadi sempat duduk saat kami pergi makan siang di kantin kantor. "Kau bisa duduk disana, daripada terus berdiri" ucapku menunjuk sofa yang ada di ruangan itu.

Steve menggeleng "Ini sudah tugasku"

"ada peraturannya memang? bahwa kau harus menjagaku dalam keadaan berdiri?" tanyaku. "Pekerjaanmu sudah selesai?" Steve mengajukan pertanyaan balasan, aku mengalihkan pandanganku kembali ke depan laptopku dan kembali mengetik untuk memberitahunya bahwa pekerjaanku belum selesai.

Steve masih terus berdiri, dia benar-benar tidak menghiraukan perkataanku tadi soal kalau ia bisa saja duduk saat melakukan penjagaan terhadapku. Aku mematikan laptopku ketika jam sudah menunjukkan pukul 17:30, langit diluar juga sudah mulai meredup dan posisi Steve masih terus berdiri disana. Aku terkadang berfikir apa ia tidak ingin pergi ke toilet? maksudku dia hanya mengikutiku kemana saja dan tak pernah izin pergi kemanapun.

"Bisa kita makan malam di luar kali ini?, Tony dan pepper bilang mereka akan pergi ke luar malam ini. " tanyaku ketika kami sudah berjalan menuju kemana mobilku berada, sambil sesekali membalas sapaan para karyawan lain yang baru saja beranjak pulang. "Ya" Jawabnya singkat, aku tidak menghiraukan jawaban singkatnya sama sekali yang kubutuhkan hanya persetujuannya.

"Kau sedang ingin makan sesuatu?" tanyaku ke arah Steve ketika mobil kami sudah pergi meninggalkan kantor. "Kenapa bertanya padaku, kau yang menginginkan makan malam ini"

"Kenapa kau kaku sekali sih, aku kan hanya ingin pergi makan malam diluar bukan ingin makan sesuatu. jadi aku bertanya padamu untuk menghormatimu yang juga pergi bersamaku. memangnya itu salah?" tanyaku panjang. Steve menghembuskan nafasnya kasar sepertinya sudah memasrahkan semua argumen yang ku keluarkan untuknya "Aku bisa makan apapun"

Aku tak memberikan lagi argumen apapun, memilih diam dan melajukan mobilku sesuai dengan kemana feelingku membawaku. karena aku benar-benar tidak punya tujuan sama sekali.

Mobilku berhenti di salah satu restoran yang cukup sepi di jam makan malam, hanya ada beberapa mobil yang terparkir. Aku menyadari bagaimana Steve memandang Restaurant di depannya dengan pandangan yang sedikit tidak percaya "Ada masalah?" tanyaku ke arahnya, "Haruskah kita makan malam disini?" tanyanya.

"Kau harus ikut keputusanku, kau yang memberikan aku kesempatan itu. Jika kau tidak mau, kau bisa disini menungguku" kataku membuka pintu mobil disampingku. Tapi aku cukup yakin Steve tidak mungkin membiarkanku pergi sendiri begitu saja disaat misi menjagaku masih ada di pundak tanggung jawabnya.

Aku menyerahkan kartu anggota ketika Pelayan di depan pintu menanyakan soal Reservasiku karena restaurant itu hanya menerima meja dengan reservasi. Tapi karena aku punya kartu anggota, hal itu bukan masalah. "Silahkan nona" pelayan itu mengantarkanku ke sebuah meja dengan 4 kursi di tempat yang cukup jauh dari meja yang sudah terisi.

"Saya pesan menu Signature, tapi Wine itu di ganti dengan Jus jeruk saja." kataku mendorong buku menu yang disodorkan. menatap sejenak Steve di depanku , dia jelas nampak sedikit kebingungan karena aku yang sudah memesan bahkan sebelum membuka buku menu. "Samakan saja" kata Steve akhirnya. "Apa wine yang tertera juga ingin diganti?"

"Ya"

"Kau takut mabuk?" tanyaku pada Steve ketika pelayan itu sudah berlalu. "Aku sedang dalam tugas" . "Aku bisa memberikanmu hari libur jika kau mau meminumnya" tawarku.

"Tidak perlu, aku sedang tidak dalam masalah untuk sepenting itu meminumnya"

"Memangnya harus selalu dalam masalah jika ingin mabuk?"

Steve menyenderkan tubuhnya pada kursi dan menatapku tajam dengan matanya "Kau sedang mencoba benar-benar membuat diriku melabelimu dengan label 'keras kepala'?"

Aku mengedikkan bahuku "Aku tidak masalah dengan penilain itu. tidak akan mempengaruhi juga. kalau kau mau melakukannya, lakukan saja"

perdebatanku dengan Steve harus berhenti ketika menu pembuka itu datang ke meja kami. Aku terbiasa makan dalam diam, selama ini karena memang aku yang jarang punya lawan bicara jika sedang makan dan Steve tidak mungkin memulai pembicaraan denganku tapi Steve berbicara ke arah pelayan untuk memastikan semua makanan ataupun minuman yang datang ke arahku bahwa tidak ada kandungan kacang di dalamnya, aku bahkan tidak memperhatikan sejauh itu. karena menu itu yang selalu ku pesan jika datang ke sini.

Tapi justru aku terkejut ketika Steve tiba-tiba mengajukan pertanyaan kepadaku "Restaurant ini sama sekali tidak seperti dirimu." katanya tiba-tiba. "Memangnya kau mengharapkan aku datang ke restaurant dengan gaya seperti apa?"

"Ini restaurant dimana ayah dan ibuku dulu sering mengajakku keluar. Mereka selalu mengajakku ke sini, karena itu aku punya kartu anggota yang bahkan Tony saja tidak punya." jawabku. mungkin dia penasaran kenapa aku bisa memilih untuk makan malam disini. "Apa kau dulu mengenal ayahku?"

"dia termasuk salah satu orang yang membuatku begini" katanya merujuk pada kekuatannya. "dan Shield pelindung itu adalah buatannya" sambungnya.

Aku cukup terkejut mendengar bahwa ayahku dulu juga menjadi salah satu orang yang melakukan uji coba soal tubuh Steve. Aku tau jika tentang Shield pelindung itu tapi penelitian itu aku sama sekali tak tau. "sungguh? yang membuatmu memiliki kekuatan seperti sekarang. Aku tak pernah menemukan jurnal penelitiannya. Aku hanya tau soal Shield mu saja"

"Aku mungkin harus mencarinya nanti" sambungku. "untuk apa?" tanyanya.

"aku suka saja membaca jurnal ayahku, kenapa memangnya? kau ada masalah jika aku membaca soal dirimu di masa lalu?"

"Tidak"

Aku memandang steve bingung, ada apa dengan Steve? kenapa ketika aku membahas tentang masa lalu itu, ia tampak tidak menikmatinya. Bahkan selama berdebat denganku ia tampak berdebat dengan semangat yang membara.

___


Makan malam kami sudah berlalu, aku juga sudah kembali ke rumahku yang sepi. Tony bilang dia akan menginap di Avengers Tower. Aku langsung masuk ke dalam ruang kerjaku ketika kembali dan Steve berlalu untuk memeriksa keadaan rumah.

Aku hampir saja menabrak Steve ketika aku keluar dari dalam ruang kerjaku. Steve sedang membawa cangkir berisi airnya dan berniat untuk kembali memeriksa rumah. "Kau tidak akan beristirahat?" tanyaku. "Aku harus memeriksa keadaan di luar sebentar."

"Ini dirimu?" tanyaku menyodorkan dimana jurnal ayahku yang berisi tentang uji cobanya di masa lalu. menunjukkan bagaimana wujud Steve di masa lalu dengan tubuh kecilnya. "Kau tidak suka ya aku melihatnya?" tanyaku melihat tidak ada respon darinya.

"Tapi kau tampan disana" kataku. Steve makin membuat Ekspresi di wajahnya tampak tak bersahabat. "Aku jujur memujimu, tidak berniat meledekmu kok" kataku mencoba menjelaskan karena aku takut dia salah paham. tapi untuk apa juga aku mengatakan itu ya?

"Sudahlah, aku pergi saja. tidak ada yang bisa ku harapkan darimu"

"Aku terkadang memilih untuk tidak melihat gambar-gambar di masa lalu. karena terkadang aku ingin kembali dan hidup dimasa itu"














0.20%


---||||---

Gimana dengan Part ini readerss??


kalo yang vote dan komen banyak aku bakal langsung Update part selanjutnya hehe. Terima kasih semua.

Chosen You [Steve Rogers X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang