Glamor & Rich - (2)

573 40 0
                                    

Jax sekarang berada tepat di depan Jarrel, dia menoleh ke kanan, melihat bi Anisa mengangkat jempol nya untuk meyakinkan tuan muda nya itu.

Setelah berdebat dengan bi Anisa tadi, Akhirnya Jax memilih mengalah dan berakhir disini, di depan Jarrel yang masih sangat santai bermain ponsel, tidak terganggu sedikit pun dengan kehadiran Jax.

Jax rasanya ingin pergi saja dari situ, saat Jax hendak berbalik, bi Anisa melotot ke arah Jax, yang membuat tuan muda Agnibrata itu menciut.

"Shaka" Panggil Jax.

Jarrel menoleh dengan cepat, nama itu, adalah nama panggilan Jarrel waktu kecil. Semenjak beranjak dewasa sangat jarang orang memanggilnya dengan nama 'shaka'.

"Kenapa, tumben manggil pakai nama itu, ada maunya pasti?" Jawab Jarrel, sambil mengangkat sebelah alisnya.
Menunggu jawaban dari adik kembarnya itu.

"Anu i-itu gue mau ngajak pergi liburan ke Swiss, tapi kalau lo gak mau juga gak papa" Ucap Jax cepat, bahkan seperti orang ngerap. Jarrel mengerjapkan mata nya karena perkataan Jax yang sangat cepat.

"Lo mau ngajak pergi liburan?" Tanya Jarrel mengulang, Jax mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Jarrel.

"Oh yaudah, kapan?" Tanya Jarrel santai

Jax membolakan mata kaget, ternyata semudah itu mengajak Jarrel. Dia kira akan ada drama dulu, ternyata tidak. Membuat Jax menghela nafas lega.

"Malam ini" Jawab Jarrel.

"Oh oke, sekalian tolong bilangin sama bi Anisa buat beresin barang-barang gue ya" Jarrel kembali melakukan rutinitas nya yaitu, bermain handphone.

"O-oke" Ucap Jax.

Jax kemudian pergi dari sana dengan kecepatan kilat, Jax berlari ke arah dapur untuk mencari bi Anisa.

"Bibi~" Panggil Jax dengan nada yang senang, bahkan bi Anisa saja belum terlihat batang hidungnya, karena Jax belum sampai di dapur. Butuh beberapa waktu dari ruang keluarga ke dapur.

"Bi anisaa" panggil Jax di depan pintu dapur, terlihat disana puluhan maid sedang mengerjakan pekerjaan nya, ada juga koki keluarga yang siap memasakan keluarga Agnibrata. 

Maid yang awal nya sedang sibuk bekerja, langsung berhenti saat mendengar suara tuan muda mereka.
Terlihat Jax celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri seperti mencari sesuatu.

"Maaf tuan muda Jax, kalau boleh bertanya, tuan Jax sedang mencari siapa?" Tanya salah satu maid.

"Bi Anisa ada Tante?" Tanya Jax kepasa maid yang bertanya tadi, Jax memiliki kebiasaan akan memanggil siapapun dengan sebutan tante dan jika dia laki-laki maka Jax akan memanggil nya paman, tidak peduli mau itu maid, pengawal ataupun satpam yang berkerja di rumah nya.

"Bi anisaa tadi pergi ke arah taman tuan muda" Jawab maid tersebut dengan senyum nya.

"Ah gitu, yaudah deh tante. Makasi tante, Jax pamit yaa, semangat semuanya untuk kerja" Jax pamitan tak lupa memberi semangat kepada maid yang bekerja di rumah nya.

Itu yang sangat disukai oleh orang-orang yang bekerja di keluarga Agnibrata, meski tuan besar, nyonya besar terkesan sangat tidak peduli. Lalu tuan muda Jarrel mereka yang bodoamatan, dingin dan tak tersentuh.

Jika diibaratkan dengan angkasa maka Jax adalah bintang  diantara gelap nya langit malam.

Jax akan bersikap ramah, selalu menyapa, ceria , dana memberi semangat kepada pekerja di rumah nya, bahkan tak segan dirinya selalu bercanda dan menjaili para pekerja disana yang berakhir mereka semua tertawa.

Jax berlari dengan semangat ke arah taman, terlihat disana bi Anisa yang sedang menyirami tanaman milik mami nya.

"Bi Anisa~ Jarrel mau liburan Sama Jax, yeayyy" Jax berlari dengan semangat kemudian, melompat lompat kecil di depan bi Anisa
dengan wajah yang cerah.

"Tuhkan apa kata bibi" Bi Anisa tersenyum bangga ke arah Jax.

"Iyaa makasii bibi" Ucap Jax sambil tersenyum sangat manis kepada bi Anisa.

"Nah sebagai tanda terimakasih dari Jax, Jax bantuin bibi ya buat nyiramin tanaman mami" Jax mengambil selang air yang ada di tangan bi Anisa, kemudian menyirami tanaman mami nya dengan bersenandung bahagia.

Bi Anisa tersenyum dan membiarkan saja tuan muda nya itu untuk menyirami, karena kalau gak di bolehin nanti dia ngambek.

"Sesenang itu?" Gumam Jarrel yang melihat Jax dari jendela di sepanjang jalan menuju kamar. Jarrel tersenyum tipis melihat Jax yang seperti nya sangat bersemangat.

Jarrel yang tadi nya ingin ke kamar nya menjadi urung langkah kaki nya berjalan mendekat ke arah Jax dan bi Anisa.

"Bi Anisa" Panggil Jarrel.

"Eh iya tuan muda, ada yang bisa saya bantu?" Tanya bi Anisa kepada Jarrel yang berdiri di dekat kursi yang memang berada disana untuk tempat duduk mami nya jika tak ada kegiatan.

"Bi bisa tolong–" Perkataan pemuda yang sedang celana pendek yang di
padukan dengan  kaus hitam tanpa lengan itu, menutup wajah nya saat merasa tiba-tiba ada yang menyemprotkan air ke wajahnya.

" Eh! Woy Jax lo kenapa sih njir. Berhenti Jax! Jax Nakula berhenti!!" Jarrel berlari sedikit menjauh dari sana untuk menghindar dari Jax dan selang airnya.

Saat dirasa air sudah tidak membahasi nya lagi, Jarrel membuka matanya dan melihat ke arah Jax yang menatap nya dengan wajah polos seperti tidak melakukan apa-apa.

"Lo kenapa sih" Tanya Jarrel sedikit kesal, baju nya menjadi basah padahal dia sudah mandi.

"Lo pasti mau suruh-suruh bi Anisa kan? Gak boleh! Cari sana bibi yang lain,bi Anisa gak boleh di suruh-suruh hari ini" Ucap Jax dengan nada datarnya.

"Eh tuan muda gak papa kok" Ucap bi Anisa menengahi kedua anak kembar tersebut.

"Gak boleh bibi!" Ucap Jax dengan penuh tekanan di nada akhirnya.

"Gak papa tu–" Perkataan bi Anisa terpotong oleh perkataan Jarrel yang tiba-tiba.

"Gak papa bi, saya cari bibi yang lain aja" Jawab Jarrel.

"Eh tuan muda–" Lagi-lagi perkataan bi Anisa terpotong lagi, tapi kali ini oleh Jax.

"Nah kan bi kata Jarrel gak papa tuh, udah bibi santai aja disini " Ucap Jax sambil lanjut menyirami bunga-bunga cantik disana.

Jarrel hanya menggeleng melihat kelakuan adik kembarnya itu.

Jarrel berjalan mendekat ke arah bi Anisa dan Jax yang sedang mengobrol.

"Tuan muda, saya kembali ke dapur dulu ya, ada sedikit kendala disana. Saya permisi tuan muda" Pamit bi Anisa kepada Jarrel, ah ternyata Jax dan bi Anisa tadi membicarakan tentang dapur maybe?.

Jarrel hanya mengangguk, bi Anisa pun beranjak pergi dari sana.

Setelah kepergian bi Anisa tak ada satupun dari remaja laki-laki itu yang membuka suara.

Sampai ........

"Jax lo mau bi Anisa di marahin sama mami ya" Ucap Jarrel.

Jax yang mendengar nya pun menatap penuh tanda tanya kepada Jarrel.

"Maksud lo?"

"Lo liat deh bunga-bunga mami udah tergenang sama air, mati lah bunga nya kalau begitu" Jawab Jarrel.

Jax langsung menoleh dengan kaget ke arah bunga-bunga mami nya, benar ternyata Jax menyirami nya dengan kebanyakan air.

"Duh mati gue" Ucap Jax memucat.

TBC

Terimakasih guys💓💓💓

 

Glamor And Rich || Lee Jeno • Eric Sohn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang