Glamor & Rich - (27)

285 36 14
                                    

"KAMU KERJA GAK BECUS, SAYA GAJI KAMU BUKAN UNTUK MEMBUAT  PELANGGAN SAYA MERASA TIDAK NYAMAN!" Teriak seorang lelaki tua kepada seorang remaja yang hanya diam dengan kepala tertunduk.

"Arghhhhh rugi saya lama-lama kalau punya karyawan gak becus seperti kamu," bentak laki-laki parah baya itu lagi, yang merupakan seorang manager di cafe tersebut.

Para pelanggan lain mulai berbisik-bisik melihat kejadian yang terjadi di depan mereka tersebut.

"Eh itu bukan nya anak sulung keluarga Agnibrata itu ya? Kok bisa kerja di cafe sih,"

"Pecat aja pak, nanti uang bapak di korupsi lagi persis kek keluarga nya,"

"Udah setahun ya, baru kali ini gue liat batang hidung nya anak-anak manja itu,"

"Lagian anak manja di suruh kerja ya mana bisa,"

"Itu si Jarrel bukan sih? Anak internasional school dulu kan? Sebelah kelas kita gak sih,"

"Dasar tempramental, sudah pecat saja anak itu, anak itu akan bawa sial ke cafe anda"

Bisik-bisikan yang sengaja di keraskan oleh para pelanggan tak luput dari pendengaran Jarrel yang sedang menunduk. Tapi perkataan terakhir membuat Jarrel mengangkat kembali kepalanya dan menoleh kepada orang yang berani melabeli dirinya dengan kata pembawa sial.

"Atas dasar apa anda berbicara bahwa saya ini pembawa sial," ucap Jarrel dengan nada datar.

"Benar toh, bisnis Agnibrata hancur semenjak anak-anak tukang foya-foya seperti kalian ada, padahal dari dulu Agnibrata selalu menjadi saingan bisnis saya yang paling hebat, tapi hancur semenjak anak-anak seperti kalian ada," jawab pria tersebut.

"Heh, Percuma dasi yang bergantung di leher anda itu, sangat tidak mencerminkan kepribadian seorang pebisnis, pantas saja bisnis anda tidak pernah berkembang dari dulu, hidup anda saja tidak beres seperti itu. lagian setau saya papi saya gak pernah punya saingan bisnis level rendah seperti anda itu" tekan Jarrel sambil menatap tajam laki-laki gemuk lengkap dengan jas serta seorang perempuan muda berpenampilan luar biasa seksi di sampingnya.

"KURANG AJAR MULUT KAMU, GAK PUNYA SOPAN SANTUN," Bentak laki-laki tua itu.

"Udah deh pak pulang aja sana bikin malu aja teriak-teriak di tempat umum, urus aja noh ani-ani samping lo," balas Jarrel sambil tersenyum jahil.

Lelaki paruh baya itu mengepalkan tangan nya dengan wajah memerah menahan emosi seperti ingin membalas lagi tapi akhirnya di cegah oleh perempuan di samping nya.

Lalu Jarrel kembali menoleh kepada manager cafe nya, "saya tau saya salah, saya sudah minta maaf dan mengakui kesalahan saya. Lagian itu ketidak sengajaan karena lantai licin jadi saya tak sengaja mengenai pelanggan anda, lagian orang nya juga gak masalah" ucap Jarrel.

"Saya gak masalah saya akan di pecat setelah ini, tapi jangan permalukan dan memaki saya di depan umum, sifat anda sungguh pengecut sebagai orang yang lebih tua dari saya," ucap Jarrel sambil menatap wajah manager cafe nya tersebut.

"Dan untuk kalian semua, biar nanti kebenaran yang menjawab atas kasus yang melibatkan keluarga saya tahun lalu. Saya keluar," ucap Jarrel sambil meletakkan apron yang di pakainya.

Jarrel menghela nafas, lalu berjalan ke belakang untuk mengambil barang nya yang berada di loker karyawan dan keluar melalui pintu belakang.

"Kemana lagi gue harus cari kerja," ucap Jarrel sambil berjalan gontai di trotoar di antara hiruk-pikuk Jakarta yang sangat padat.

"Gue gak bisa pulang dengan tangan kosong, Jax gak boleh kelaparan," ucap Jarrel dengan lirih.

Jarrel mendudukkan dirinya di sebuah kursi di halte bus, saat sedang terdiam mata Jarrel tak sengaja melihat ke arah sebuah mobil hitam mewah mengkilap, mobil berjenis BMW M8 Competition tersebut terparkir di restoran mewah di depan halte bus yang sedang Jarrel duduki.
Mata Jarrel terpaku saat melihat ke arah plat mobil tersebut.

Glamor And Rich || Lee Jeno • Eric Sohn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang