Glamor & Rich - (22)

292 38 4
                                    

Jax menatap tajam papi dan saudara kembarnya itu, apakah yang di dengar nya tadi itu benar? Jika iya, kenapa hanya dirinya yang tidak mengetahui hal sebesar ini.

"Gue tanya sekali lagi, apa maksud perkataan lo itu brengsek," ucap Jax marah sambil meninggi kan nada nya.

Sementara Jarrel hanya diam sambil menatap ke arah lain, enggan sekali untuk melihat ke arah kembaran nya itu.

"Jax, kenapa bangun" tanya Adi yang berusaha untuk mengalihkan pembicaraan mereka.

"Papi, bener?" Tanya Jax dengan nada menuntut meminta penjelasan.

"Jax, besok kamu sekolah. Tidur sana, besok kamu ngantuk di sekolah," ucap Adi masih berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Pi, jangan ngalihin pembicaraan. Jawab pi, apa yang di bilang Jarrel itu benar atau enggak,"

"Jax, tidur." Bukan nya menjawab Adi dengan tegas menyuruh agar Jax untuk kembali tidur.

"Papi! apa susah nya cuma jawab iya atau enggak Jax juga butuh kejelasan!" Teriak Jax dengan mata memerah, perasaan nya semakin kalut melihat reaksi papi nya yang seperti menghindari pertanyaan tersebut.

"Jax! Kamu jangan ngaco, sekarang tidur!" Ucap Adi dengan tegas, sekaligus menahan emosinya, kepalanya serasa ingin pecah.

"KENAPA GAK ADA YANG JAWAB, HAH. GUE JUGA BERHAK TAU, KALIAN GAK ANGGAP GUE ADA, HAH. BRENG--"

"Lo tuli? lo gak dengar dari tadi papi nyuruh lo tidur, jadi anak yang nurut kek tinggal tidur malah ngeyel. Nyusahin aja" ucap Jarrel dengan nada sinis nya.

Jarrel mencengkram erat kerah baju Jax, dan menatap adik kembarnya tersebut dengan tatapan tajam,
" Tidur. Sekarang. Jax. Nakula. " Ucap Jarrel penuh penekanan di setiap kata nya.

"Lepasin gue brengsek," ucap Jax sambil menggertak gigi nya, dan menatap tajam kepada Jarrel yang juga menatap tajam kepadanya.

Brak !

"Tidur, lo tuh masih kecil gak usah ikut-ikutan urusan orang! Lo cuma tinggal nurut apa susah nya, hah!" bentak Jarrel setelah memukul kencang tembok di samping Jax.

"Udah Jarrel, apa-apaan kamu" Adi berusaha memisahkan kedua anak nya tersebut.

"Gue cuma pengen tau ........." Lirih Jax lelah sambil membuang wajah nya ke arah lain.

"Iya. Puas lo, ini yang mau lo dengar kan. Besok mami mau nikah sama orang pilihan si bajiangan itu, puas lo Jax Nakula, itu kan yang mau lo dengar, IYA KAN?!" Teriak Jarrel, emosi nya tidak bisa di kontrol.
Perasaan nya sangat sensitif jika menyangkut topik ini, rasa dia ingin sekali menghancurkan semua orang-orang di depan matanya saat ini.

"Bang, lo minum?" tanya Jax hati-hati karena bau alkohol yang sangat menyengat memasuki indra penciumannya, saat Jarrel berteriak tepat di depan wajah nya.

"Hahahaha kenapa? Lo gak suka hah, gak ada urusan nya juga sama bajingan kecil kek lo, hahahaha brengsek," umpat Jarrel sambil tertawa mengejek kepada Jax, dan menepuk pelan wajah sang adik.

Plak

"Udah puas kamu? Keterlaluan kamu Jarrel, papi sudah tidak bisa mentoleransi kelakuan kamu. Papi gak pernah sekalipun mengajarkan kamu untuk menyelesaikan masalah dengan hal seperti ini Jarrel,"

"Kalian semua itu egois. Gue capek, sama semua nya brengsek. gue capek dihina-hina, gue capek direndahin sama manusia-manusia brengsek itu, gue capek mereka selalu ngejek keluarga kita, gue gak bisa terima mami harus nikah sama orang pilihan bajiangan itu. GUE GAK TERIMA, ARGHHHHH ANJING" teriak Jarrel.

Glamor And Rich || Lee Jeno • Eric Sohn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang