Glamor & Rich - (4)

413 39 8
                                    

Tak membutuhkan waktu lama Jax sekarang tengah memarkir motornya di depan sebuah rumah yang terdapat banyak sekali motor-motor dan mobil serta banyak nya orang-orang yang memakai jaket yang sama.

Jax berjalan lesu masuk ke dalam basecamp nya, Jax yang lesu pun menjadi tanda tanya bagi orang-orang karena tumben sekali boss mereka ini lesu begini.

"Mana Hendrik?" Tanya Jax sambil menduduki diri nya di sofa yang berada dalam basecamp itu.

"Hadir boss, nih laporan nya udah siap" Jawab Hendrik sambil berjalan kearah Jax dengan membawa satu buah map berwarna hitam.

"Bacain aja, gue lagi gak mood baca" Jawab Jax sambil melepaskan jaketnya dan meletakkan di samping nya.

Semua gerak-gerik Jax dan Hendrik mengundang perhatian dari seluruh orang yang ada disana.

"Kenzo Raymond adalah anak tunggal dari putra Raymond dan Alice Raymond, kedua orang tua nya bekerja di perusahaan orang tua boss sebagai sekretaris dan bendahara utama. Kenzo dia anak yang bermasalah terbukti dari banyak nya mantan teman nya yang mengaku hanya dimanfaatkan, di perintah melakukan hal-hal yang yang jahat, seperti membully, menyabotase, memalak dan masih banyak lagi tapi teman nya tidak mau buka suara lebih dari itu, dan yang lebih mengejutkan nya ternyata Kenzo bermasalah dengan kembaran boss dan teman-teman nya, Kenzo pernah menyabotase motor Jarrel sebelum balapan dan membuat Jarrel masuk rumah sakit selama seminggu karena mengalami patah tulang"

"Cukup, biar selebihnya gue aja yang baca hen, makasii banyak hen"

"Sama-sama boss" Jawab Hendrik sambil memberikan map berwarna hitam tersebut.

Jax membuka map tersebut, disana tertulis secara rinci tentang Kenzo dan kedua orangtuanya, saat melihat kedua orangtua Kenzo, Jax merasa akan datang suatu masalah yang sangat besar nantinya, tapi apa? Apalagi jika dilihat dari posisi orangtua Kenzo di perusahaan papi nya.

"Hen, tolong juga sekalian lo selidikin orangtuanya Kenzo, gue punya firasat jelek sama mereka" Ucap Jax, Hendrik hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Guys kalian udah pada makan belum?" Tanya Jax kepada anggota nya.

"Wah belum nih boss, traktir Sabi lah boss" Ucap salah satu anggota dan setujui oleh anggota yang lain.

"Yaudah kalian pesan aja mau makan apa, nanti gue yang bayar" Balas Jax sambil menyerahkan sebuah kartu bewarna hitam, apalagi kalau bukan black card kepada anggota nya yang akan pergi membeli makanan.

_
_
_

Saat ini Jax dan para anggota nya sedang makan makan besar di basecamp mereka, tentu saja atas traktiran boss mereka.

"Widih kalau boss mah tau aja kita- kita pada lapar, makasih ya boss" Ucap Hendra sambil makan dengan lahap nya.

Jax hanya mengangguk sambil tersenyum menanggapi nya, teman-teman nya itu baik hanya Jarrel saja yang suka suuzon.

Saat sedang asik-asik nya makan, tiba-tiba muncul sebuah berita yang mengalihkan semua perhatian anak-anak yang sedang makan tersebut.

"Berita terkini, pihak kepolisian dan bank akan mengeledah rumah mewah, aset dan perusahaan milik keluarga Agnibrata, terkait dugaan penyalahgunaan kekuasaan dan pinjaman sampai triliunan di bank, serta ratusan karyawan yang mengaku sudah 6 bulan tidak di beri gaji oleh Agnibrata company, sementara tuan Adipratama Agnibrata beserta sang istri di tahan di kepolisian dan diawasi oleh kepolisian dibantu oleh tentara"

Deg

Jax mematung di posisi nya setelah melihat berita yang membicarakan tentang keluarga nya, sebenarnya ada apa ini? Kenapa tiba-tiba begini, setau nya seluruh karyawan sudah diberikan gaji oleh papi nya dan itu tepat di depan matanya setiap bulannya.

Dunia Jax serasa runtuh saat melihat papi dan mami nya berada di kantor polisi dengan ratusan wartawan yang menyorot nya.

Jax menatap tv tersebut dengan mata yang berkaca-kaca, ada apa ini.

Semua anggota tnk, nama geng yang dipimpin oleh Jax menatap terkejut dan kasihan kepada boss mereka.

Jax menatap kosong tv yang masih menayangkan berita tentang keluarganya, Hendrik yang peka pun langsung berdiri dan mematikan tv tersebut. Matinya tv tersebut tak juga mengalihkan perhatian Jax dari sana, dia tetap menatap kosong dengan mata yang berkaca-kaca.

Drett drett

Bunyi ponsel nya yang berdering menyadarkan Jax dari lamunannya, dengan tangan yang sedikit bergetar Jax melihat jika yang menelpon nya adalah Jarrel.

"H-halo rel" Panggil Jax dengan nada yang terbata-bata, berusaha semaksimal mungkin menahan tangisan yang sudah dari tadi ditahan nya di kerongkongan.

"J-jax pulang ya dek, rumah lagi gak baik-baik aja, gue tau pasti lo udah liat kan berita nya, minta anterin temen lo ya"

"Itu beneran? Mami papi gimana?"

"Belum pasti, jangan nangis. Mami sama papi dalam perjalanan pulang diawasin sama polisi. Pulang ya dek"

"Iyaa"

Setelah nya sambungan telepon pun terputus, keadaan basecamp yang semula berisik menjadi sangat sunyi. Mereka menatap Jax dengan berbagai pandangan, ada yang sedih, kasihan, ada juga yang biasa aja.

"Boss gue yang anterin pulang yok" Ucap Hendrik sambil mengambil kunci motor Jax yang berada di atas meja.

Jax mengangguk kemudian beranjak berdiri dan mengambil jaket nya yang berada di sofa.

"Boss semua pasti baik-baik aja" Ucap Hendra sebelum Jax menghilang di balik pintu.

Di sepanjang perjalanan hanya keheningan yang terjadi.

_
_
_
_

Jax sudah sampai di depan rumahnya yang sudah di kelilingi oleh polisi dan beberapa tentara, serta para wartawan dan warga sekitar yang menyaksikan.

"Boss gue cuma anterin sampai sini ya, gue gak berani masuk kedalam. Kalau boss butuh apa-apa boss bisa bilang ke gue " Hendrik menepuk pundak Jax sebagai bentuk menyemangati boss nya itu.

"Makasih hen" ucap Jax yang diangguki oleh Hendrik. Setelah nya Hendrik beranjak pergi dari sana.

Keberadaan Jax tentunya mendapat perhatian dari para wartawan dan warga yang menatap tajam dan benci kearahnya.

"Dasar gaya doang elit tapi pakai uang karyawan, makanya kalau emang gak sekaya itu jangan sok hidup paling glamor dan rich, minimal tau diri dong, gaya doang hedon"

"Makanya ibuk-ibuk, bapak-bapak semuanya kalau ada kekuasaan itu jangan digunain sembarangan, mentang-mentang kaya malah seenaknya"

"Betul tuh buk, jangan sampai juga karena gaya yang sangat mewah sampai minjam ke bank sampai triliunan loh , iya sih punya perusahaan besar tapi percuma kalau uang gaji karyawan juga di embat,duh kalau saya sih malu. Mana anak nya maupun orangtua nya sama-sama gaya nya se langit eh ternyata ada udang di balik batu"

"Jangan biarin anak-anak kita berteman sama mereka buk, nanti ketularan sok kaya nya"

Jax hanya menundukkan kepalanya, kenapa omongan orang-orang ini sangat menyakitkan, padahal dia tau pasti jika keluarga nya tidak akan begitu, ada yang salah disini.

TBC

Terimakasih semuanya

Jangan lupa vote and komen guys 💗💗💗

Glamor And Rich || Lee Jeno • Eric Sohn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang