28

22.4K 1.8K 239
                                    

*Skylar pov*

Besoknya..

Aku berjalan pelan dan tanpa semangat sepanjang koridor menuju kelas. Sesungguhnya aku hari ini malas sekolah,aku belum siap bertemu dengan Asa.. tapi Ele dan Louis tidak mengijinkan aku membolos..dan niall bilang aku tidak boleh membolos karena nanti Asa mengira bahwa aku takut padanya dan mengira bahwa aku benar-benar melakukan perbuatan itu padanya..

"Hei!" tiba-tiba terdengar suara luna dari belakangku,aku langsung berbalik dan melihatnya.
"Lun...kau....tidak marah padaku kan?" tanyaku takut, iya,aku takut Luna marah dan tidak mau berteman denganku lagi.
"Ngapain aku marah padamu?kau kan tidak melakukan apa-apa." ucap Luna bingung . Aku tersenyum lega.
"Kukira kau marah padaku karena aku bertengkar dengan Asa." Gumamku. luna tertawa dan menggandengku menuju kelas.
"Aku tidak marah. karena satu,aku tidak mau ikut campur dengan urusan percintaan kalian. kedua,aku sudah bersahabat dengan mu lama sebelum kalian jadian. ketiga,aku tau kalian hanya salah paham. asa saja yang bodoh karena ia lebih percaya Britney." ucap Luna.
"Itulah Lun....aku sedikit kecewa karena dia lebih percaya pada Britney yang baru ia kenal daripada aku..." gumamku. Luna tersenyum simpati dan menepuk pundakku
"Kakakku memang begitu. jika ia emosi ia gampang terpengaruh..kau jelaskan saja padanya,nanti juga kalian kembali seperti dulu lagi." saran Luna,aku menghela napas
"Bagaimana jika kami tidak akan kembali seperti dulu lagi?bagaimana jika kami malah putus?" tanyaku sedih. luna terdiam berpikir,lalu membuka suaranya.

"Kalau begitu,kalian tidak ditakdirkan untuk menjadi kekasih. cari yang lain saja." ucapnya santai.

Kalau cuma ngomong sih gampang...

"Padahal belum satu minggu..." gumamku. Luna menepuk pundakku memberi semangat.
"Jika kalian memang putus,yasudah biarkan saja. aku yakin suatu saat dia menyesali perbuatan bodohnya itu." ucap Luna.
"Kau baru saja mendoakan kakakmu yang tidak-tidak." ucapku
"Biarkan saja!terkadang aku lelah pada sikap otoriter dan egois asa pada pacarnya . dia kalau punya pacar itu,maunya pacarnya itu sama dia terus dan gak boleh deket sama orang lain. Mangkannya dia sering putus...mana ada sih orang yang suka di kekang." Gerutu luna,membuatku diam.
"Yang jelas,kau harus berusaha untuk menjelaskan padanya..untuk selanjutnya,terserah pada kalian,ok?" ucapnya lagi . aku mengangguk
"Iya..nanti aku akan bicara padanya." jawabku yakin.

*****

"Asa...aku ingin bicara dengan mu." Ucapku ketika melihat Asa yang sedang duduk di kantin bersama teman-temannya. Teman-temannya langsung terdiam dan menatap kami ingin tau.
"Bicaralah." ucapnya datar. aku menghela napas.
"Tidak disini." ucapku pelan. Asa mendesis dan bangkit dari duduknya .
"Banyak maunya." gerutu Asa sambil berjalan keluar,aku mengikutinya keluar. dia pasti masih marah..buktinya dia jalan jauh didepan dan aku harus jadi buntutnya,padahal biasanya dia kalau jalan selalu menungguku...

Asa membawa ku ke lantai paling atas sekolah,tepatnya di atap dan balkon sekolah yang jarang di datangi orang.

"Mau ngomong apa?waktuku tak banyak." ucap Asa dingin , aku menghela napas dan menunduk.

"Aku minta maaf..kau salah paham,aku tidak benar-benar di peluk mereka,itu hanya bercandaan...walaupun dipeluk pun,itu seperti pelukan antar teman kan?bukankah kita dulu sering melakukannya?" ucapku.
"Jadi aku yang salah?!" seru Asa,aku jadi ciut.
"Bukan begitu maksudku..maksudku adalah...aku tidak ada hubungan apa-apa dengan mereka. mereka dan aku kan teman satu band,jadi seharusnya memang dekat kan..." ucapku lagi.
"Aku tidak suka melihatmu dekat-dekat dengan laki-laki lain!" teriaknya. aku diam tak berkutik

"Sekarang aku tanya kau. apa kau mencintaiku?" ucapnya. aku mendongak dan menatapnya.
"Tentu saja aku mencintaimu." ucapku .

"Kalau begitu aku ingin kau keluar dari band itu dan jauhi Lucas,Ashton,Siapapun yang ada di band itu. gimana?kau sanggup?" ucapnya. aku terdiam kaget

Adopted by One DirectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang