6

86 17 1
                                    

Zemina masih memikirkan kata yang seolah tak asing di dengar telinga nya, tapi dimana dan kapan? Entahlah
Rasanya akrab di memori tapi dia tak tau harus dimana pernah mendengar itu.

Dia terus berfikir tanpa sadar menerobos jalan gelap di kiri kanan nya, sekarang perasaan merinding jadi satu
Bulu kuduk nya berdiri di belakang kepala.

" ternyata selain nyusahin lo juga penakut ya" pria itu berjalan di belakang nya sembari menangkupkan tangan di dada.

Zemira terkejut lantas menghadap ke belakang asal suara, dia kembali menerima serangan dejavu lagi.

" penakut dan menyusahkan itu memang dirimu"

Kalimat tak asing itu hilir mudik lagi di benak nya, terasa pernah mendengar tapi lagi- lagi entah di mana.

Zemira menatap pria tinggi semampai di hadapan nya, tadi dia tak benar-benar memperhatikan wajah nya. Tapi kini dia diam memandangi sang pria seksama

Meski gelap wajah mereka masih terlihat karna pantulan cahaya bulan dan lampu penerangan yang temaram
Zemira hanya diam tak menyadari

Air mata nya mencuri keluar begitu saja
Memandang pria di hadapan nya, memberi prasaan yang tak menentu di dada nya, seolah pernah bertemu wajah itu entah dimana.

Pria itu hanya tertegun bingung, rasanya dia tak melakukan apapun yang harus membuat seorang gadis menangis.
Dia terlihat salah tingkah, meski ketus tapi dia tak mau terlihat cemen. Hanya karna membuat wanita menangis.

" heh..kenapa lo? Prasaan gw ngk ngapa-ngapain kok lo nangis?" Pria itu terlihat panik beberapa saat.

Zemira kembali pada kesadaran nya lagi.

" hah? Nangis?" Zemira mengusap mata nya basah, benar saja dia menangis.

" so weird " pria itu menggelengkan kepala.

Zemira tak tau ledakan emosi macam apa yang menimpa diri nya, kenapa dia harus menangis tanpa sadar di hadapan orang asing?

" kalo mau pulang, sekalian aja gw juga mau keluar" pria itu berjalan mendahului zey, yang masih sibuk menerka kelakuan aneh nya sendiri.

Setelah hari itu zemira kembali pada kegiatan sebagai koas di rumah sakit.

" lo kemana aja kemarin? " ken melihat zemira dalam tampang kusut lagi hari ini.

" ya healing lah, kemana lagi" zey menjawab nya ketus

" mana ada orang healing, pulang-pulang pusing?" Ken masih bertanya

" terserah deh" zemira merebahkan kepala nya di atas buku

Masih berputar memori aneh yang tak dia kenal tapi terasa tak asing di kepala. Mengapa dia terus memikirkan nya hingga kepala sakit.

THE UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang