27

115 9 0
                                    

"Hai, ini aku kamu apa kabar?"

Zemira duduk di sisi makam yang indah terlihat begitu terurus dan dikelilingi bunga yang ditata sedemikian rupa.
Dia meletakan bunga yang dibawanya
Diatas nisan bertulis " zavier " tersebut.

" maaf ya aku baru kesini, kamu liat kan perut aku udah mulai gede dan ini susah buat dibawa jalan. Aku sih yang memang males aja"

Zemira tertawa kecil sembari menaburkan bunga-bunga diatas makam zavier. Lalu dia terdiam sejenak
Sedang mengatur nafas karena agak kerepotan berjongkok dengan perut mulai membuncit.

" aku mau cerita, matthew lagi sibuk tugas ke luar kota lagi, aku sebenernya ngga masalah sih cuma kadang kesepian. Aku lebay ya? Padahal harusnya tau kalau suami aku dokter.
Kemarin aku udah usg tapi si bocil ini masih ngga mau nunjukin diri, sebel padahal penasaran. Kira-kira dia perempuan atau laki-laki ya?"

Zemira terus bercerita di hadapan makam zavier, dahulu memang zemira senang bercerita banyak hal pada mantan kekasihnya itu. Karena zavier tipe pendengar yang baik. Matthew juga sama namun kadang terhalang kesibukannya dan juga mood zemira yang terus berubah semenjak hamil.

" dia ini suka nendang perut aku terus marahin dong nih keponakannya, dipikir perut ibunya samsak tinju"

" mana sini coba ayah marahin, siapa yang nakal?"

Sebuah suara terdengar dari belakang
Berjalan sembari tersenyum memandang sang istri yang mencebik lucu, karena rindu setengah mati

" kangen banget " memanyunkan bibirnya dan mata yang berkaca-kaca

" aduduh si manja aku" matthew mencium puncak kepala zemira penuh sayang.

" kok suami aku ganteng? abis potong rambut ya?" Zemira memandang suaminya yang tersenyum mendengar penuturan randomnya.

" oh jadi selama ini aku ngga ganteng nih? " matthew memanyunkan bibirnya

Zemira malah berjinjit menciumnya sampai agak oleng kebelakang

" heh, aduh hati-hati dong kalo mau cium kan bisa bilang" matthew menangkap pinggang zemira khawatir.

" pulang yuk, laper " zemira memandang matthew.

" bro, gw balik ya..sorry nih gw mesra-mesraan depan makam lo jangan iri ya" matthew tertawa jahil sampai zemira mencubit perutnya

****

Menghadapi masa-masa kehamilan berat karena masih anak pertama
Terkadang berat ditambah harus jauh dari matthew bila dia harus keluar kota dan tugas lama di rumah sakit.

Tetapi zemira tak banyak menuntut, sudah resiko dia juga seorang dokter
Dia tau betul tugas dan tanggung jawab professi.

" dia kenapa ya masih ngumpet? Padahal aku penasaran banget" zemira merajuk mengelus perutnya

Matthew mendekatkan kepalanya kepada perut zemira lalu berbicara dihadapan perut bumcit itu.

" eh bocil, ibunya penasaran kamu kenapa masih main tak umpet gitu?"

Si bayi kecil sepepertinya merespon ucapan ayahnya dengan menendang perut zemira pelan

" aduh nak, sakit dong perut ibu"

Zemira tersenyum meski habis mengerang sakit.

" dia kayanya lagi badmood deh sama kamu, soalnya langsung marah gitu"

Zemira mengelus perutnya lagi

" eh bocil, akuni bapak mu masa marah sama bapak sendiri, nanti pas lahir pabrik ibuk yg biasanya jadi punya ayah harus ngalah ke kamu"

Matthew menoel pelan perut zemira, yang melihat percakapan aneh itu hanya bisa terkekeh, tak bisa membayangkan
Akan betapa sering matth dan bayi kecil ini berebut dirinya nanti.

" kamu ngomong apasih,yang bener ah ngomong sama anaknya"

Matthew terkekeh melihat zemira memanyunkan bibirnya lucu.

" nak, ayah janji akan jadi ayah yang hebat buat kamu. Ayah pastiin itu"

Mimik wajah matthew menjadi serius
Dia mengelus perut zemira dan menciumnya sayang.

" arziki "

" hmm? Maksudnya?"

" arziki luke abqari"  itu nama anak kita

" nama cowok? Kan kita belum tau jenis kelaminnya apa?"

" arunika luke abqari" itu kalau perempuan, aku pakai abqari yg diambil dari nama ayah mu"

Zemira memeluk matthew, sempat-sempatnya dia menyematkan 2 nama di nama anak mereka, luke dari namanya dan abqari dari ayahnya. Matthew ingin zemira selalu tau bahwa dia dan ayahnya adalah semesta yang selalu mencintai zemira meski langit bumi ini hancur lebur.

" kenapa ngeliatin aku gitu? Kamu terharu atau sange?" Matthew memandang zemira.

Zemira memukul matthew di dadanya

" iya nih aku sange, kata dokter david boleh kan kalo udah 5 bulan?"

" boleh..boleh" matthew mengendong zemira.

Zemira tertawa keras,melihat wajah suaminya yang mupeng tak tertahankan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang