19

60 10 10
                                    

"Kok bisa? Serius?"
Tatap serius zemira yang antusias di hadapan lawan bicaranya.

" iya, sumpah lucu banget" evan tertawa sehingga memperlihatkan lengsung pipi indah miliknya.

" liat" evan menunjukan sesuatu dari dalam tasnya.

Sebuah kemeja yang di belakangnya robek dan itu kembali mengundang tawa zemira, tak ayal diapun memukul tangan evan. Kebiasaan bila dia tertawa

Saking antusias tertawa dia nyaris terjatuh ke belakang, untung dengan sigap evan menangkapkapnya

" ceroboh lo tu ngga berubah ya" evan melepas pegangan tangannya pada zemira.

Zemira hanya bisa tertawa kecil, ceroboh memang sudah tidak bisa diselamatkan dari kehidupan nya.
Dia selalu saja jatuh dan menjatuhkan barang pribadi miliknya.

Evan cuma bisa tertawa memandangi sahabat kesayangannya yang tak kunjung berubah, dia masih suka celaka sendiri.

Evan mengelus kepala zemira, zemira membalas tersenyum kepadanya.

"Lo itu dokter, gimana mau jaga banyak orang? Kalo masih suka susah jaga diri sendiri zey?" Evan bicara sembari menatap zemira di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo itu dokter, gimana mau jaga banyak orang? Kalo masih suka susah jaga diri sendiri zey?" Evan bicara sembari menatap zemira di hadapannya.

" ya dokter juga manusia bisa jatoh van"

" iya tau, tapi lo ini manusia apa?"

" manusia spesial" zemira mengedipkan matanya.

" iya oke" evan mengangguk setuju

Zemira memang spesial, jika diibaratkan nasi goreng maka dia lengkap dengan semua topping terenak di nasi gorengnya. Dari dulu hingga kini kata spesial itu tak luntur dari evan untuk zemira.

" kan lo yang bilang gw spesial" zemira tersenyum

" iya iya gw yang bilang" evan memandangi gadis manis dihadapannya kini.tak lepas tak mau beranjak

Tring..

Ponsel berdering, sebuah pesan berbunyi membuat fokus pemilik surai jelaga itu berpindah. Dia melihat dari siapakah pesan itu datang

" sayang, aku rindu"

Zemira tersenyum memandang pesan yang dia sudah pasti tau dari siapa
Dia mengetik pesan yang sama rindunya kepada sang kekasih hati.

" sama sayang, kamu semangat ya"

Zemira dan matthew tengah menjalani hubungan jarak jauh saat ini, matt sedang menjalani tugas luar kota. Dirinya di tugaskan di rumah sakit lain di luar kota sudah sebulan lamanya.

Baik zemira ataupun matthew tidak keberatan dengan hubungan jarak jauh, karena pekerjaan mereka, zemira pernah berkeinginan untuk membantu rumah sakit darurat terapung, matthew saat inipun bersedia berpindah tugas sementara di rs daerah.

Tak jarang rindu menjejal diantara mereka, tetapi selalu berusaha ditepis karena berusaha tetap mengerti tuntutan profesional masing-masing.

" gimana caranya tetap sabar? Kalau aku setiap hari dikasih foto secantik ini?"

Matthew menulis pesan itu kembali, kepada zemira yang rutin mengabadikan wajah nya untuk matt, karena kekasihnya itu rewel. Mengaku rindu sepanjang hari entah sudah berapa puluh foto zemira memenuhi galeri ponsel miliknya.

"Siapa?" Tanya evan menyelidik

" oh bukan siapa-siapa, yuk jalan"
Zemira memasukan ponsel miliknya lalu berjalan mengajak evan kembali masuk ke rumah sakit, karena hari telah beranjak mendung.

Evan melihat perubahan wajah zemira menjadi lebih berwarna sejak setelah menerima pesan itu, jika pesan itu tidak terlalu penting untuknya. Buat apa dia tersenyum sumringah sedari tadi

Tapi evan enggan bertanya itu sekarang, yang jelas dia bisa melihat zemira sudah lebih dari cukup. Dia tak mau memikirkan soal hal lain saat ini.

THE UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang