15

67 13 26
                                    

Zemira terbangun dan merasa pusing
Dia meraba kepalanya masih merasa pengaruh alkohol 2 gelas itu dikepalanya, " cuma minum 2 gelas udah sober gitu" seorang dari dapur keluar membawa air putih. Sontak membuat zemira terbatuk keras, bagaimana tidak? Dengan santainya matthew keluar dari dapur dengan baju kaus yang tidak berlengan, menampakan otot tangan sempurna, rambut basah terlihat seperti selesai mandi karena masih ada handuk yang dikalungkan di antara lehernya.sembari membawa air putih dia duduk di tepi ranjang zemira.
Tercium wangi sabun mandi menyeruak dari tubuhnya, menyegarkan.

"Prasaan gw pergi sama kenneth kenapa lo yang ada disini?" Zemira melotot

" minum 2 gelas otaknya langsung geser" matthew terlihat kesal

Zemira terdiam berusaha mengingat apa yang dia lupakan dan lewatkan semalaman. Lalu bayangan-bayangan kebodohan nya mulai bermunculan di kepala. Membuat wajahnya menunduk menahan malu setengah mati.

" udah? Udah inget? Mau nanya kenapa gw mandi disini? Ada perempuan yang muntah abis minum 2 gelas wine dan seenaknya muntah di baju gw" matthew melirik zemira yang masih mematung menahan malu

" seriusan? Ya ampun sorry " zemira melompat dari ranjangnya menghampiri matthew.

" gpp, bajunya juga udah di loundry" matthew memandang zemira di samping nya terlihat seperti anak kecil yang ketahuan bersalah. Ditambah tinggi badan mereka yang terpaut jauh.matthew tinggi menjulang dengan proporsi tubuh sempurna, sementara zemira mungil dan sangat kecil saat berada di sekitar matthew

" gw ngk bilang aneh-aneh kan?" Zemira memandang matt menuntut jawaban.

" engga, cuma muntah doang" matthew berbohong.

Matt tentu tak bisa bilang bahwa zemira yang tau-tau menciumnya dan mengatakan bahwa dia menyukai matthew, matt sengaja bungkam demi menjaga hati nya sendiri. Kali ini dia yang berharap dan meski tau jika mungkin harapan itu hanya keluar dari bibir seseorang yang tengah mabuk, dia tidak mengapa.

" makan sana gw udah masak, btw gw harus balik ke rs sekarang karna ada jadwal operasi siang ini" matthew mengambil jaketnya lalu bergegas pergi.

Matthew harus segera pergi, tiba- tiba saja dia merasa harapan itu akan menghilang jika terus berhadapan dengan zemira. Dia tak masalah jika mereka harus begini saja selamanya, paling tidak matthew tidak kehilangan zemira dan semua kelakuan anehnya yang sangat mewarnai hidup matthew.
Jujur dulu hidupnya hanya soal gelap yang tidak tau kapan akan selesai, mendung yang tak tau kapan beranjak dari langitnya. Tapi zemira memberi sebuah ruang dimana dia bisa merasakan panas mentari, pelangi sehabis hujan badai, dan juga kesejukan diantara gersang.

Zemira merasa sedikit aneh dengan tingkah laku matthew, dia terburu-buru seperti menghindari sesuatu yang entah apa, namun zemira tidak terlalu memikirkannya. Karena sekarang ada masalah baru, dia terlambat ke rumah sakit.

***

" kok lo semalem ninggalin gw sih?" Repet zemira pada ken.

" gw ga ninggalin, lo yang tau-tau ngilang gitu aja. Tau-tau muntah seenaknya di baju nya si matthew. Untung lo ga dicekek, mana bajunya keliatan brand mahal." Ken tertawa menang.

Zemira lagi-lagi menahan malu dan kalah telak, kesal sebenarnya tapi dia juga yang salah. Padahal sudah tau kadar toleransi alkohol miliknya sangat rendah bisa-bisanya dia menenggak alkohol dan mengacau.

Zemira kembali pada kegiatan kedokteran nya, visit keruangan pasien dan bertemu lagi dengan pasiennya yang semuanya anak-anak kecil manis.
Kasihan melihat mereka yang masih semangat bermain harus terbaring di ranjang rumah sakit. Zemira selalu punya cara sendiri menghibur anak-anak itu. Tak jarang dia membawa kaset dvd film anak-anak,beberapa mainan yang dibeli dari uang gaji sendiri, dan makanan manis yang disukai anak-anak. Hampir semua penghuni bangsal beragam umur di spesialis anak menyukai dirinya yang ramah dan murah senyum.

Zemira mendatangi salah satu pasien kecilnya, bernama kenandra. Kenandra sudah hampir sebulan bolak-balik dirawat karena mengalami kelainan jantung bawaan sejak lahir, dia di diagnosis pula autoimun jadi mudah sekali terserang sakit dan kondisi nya down seketika. Kenandra sangat bersemangat setiap kali zemira mengunjungi kamarnya, bocah 6 tahun itu akan memamerkan banyak hal

" angel dokter, lihat aku menghabiskan makanan ku," memamerkan piring makanan yang dihabiskan

Atau

" angel dokter, aku meminum obatku tanpa memuntahkan nya" memamerkan hingga seluruh gigi nya terlihat karena tersenyum bangga.

Angel, begitulah kenan memanggil zemira. Untuknya zemira serupa malaikat tanpa sayap yang sangat dia sayangi. Dia pernah melukiskan wajah zemira beserta sayap, kenandra itu berbakat dalam melukis untuk anak seusianya. Dia sampai membuat zemira menangis terharu dengan lukisan indahnya.

" hai boy, how are you today?" Zemira menyapa pasien kecilnya itu

" aku baik dokter angel" namun tidak biasa kenan menanggapi sapaan zemira dengan tak bersemangat.

" hei, what happend handsome? Kok sedih gitu mukanya?" Zemira terlihat khawatir.

" mama tidak datang lagi ya?"

Ibunya memang jarang berkunjung karena harus bekerja demi pembiayaan rumah sakit kenan, dia adalah seorang single mom. Jadi dia sering tak mengunjungi kenan karena sibuk dengan pekerjaannya. Zemira khawatir dengan wajah sedih kenan, meski dia tak  sering mengeluh namun tetap sedih rasanya melihat pasien kecil kecilnya bersedih.

"Kenan, mama tidak kesini karena mama harus bekerja untuk kenan. Supaya kenan cepat sembuh dan pulang kerumah lagi" zemira berusaha menjelaskan dengan baik agar pemuda kecil itu tak lagi merasa sedih.

" tidak masalah dokter, aku bisa mengerti" sejurus kemudian senyum manisnya kembali muncul.

" pintar, sekarang istirahat ya sayang"
Zemira mengelus hangat puncak kepala pria kecilnya.

Zemira keluar dari ruangan setelah selesai kegiatan visit pasien. Dia berjalan di koridor rumah sakit sembari serius memeriksa kembali catatan pekerjaannya.

" aduh" menabrak sesuatu

" kalo jalan bisa yang bener? "

" matthew?" Zemira mundur beberapa langkah ke belakang. Reflek begitu saja serupa bertemu penjahat kelas kakap

Matthew terus memandang zemira intimidatif dan penuh pertanyaan. Seolah pandangan matanya siap menerkam zemira saat ini.

" gw pergi dulu" zemira berjalan mendahului matthew

" mau kemana?" Matt menarik tangan zemira ke arah belakang, hingga mata mereka beradu lagi.

" ya balik gw udah kelar visit" zemira memandang wajah pria bermata tajam di hadapannya tidak gentar.

Matthew mendorongkan tubuh zemira menyudut ke dinding, merendahkan kepalanya agar sejajar dengan wajah zemira.

" lo gila ya? Mau ngapain? Ini rs"

Tawa matthew pecah sejadi-jadinya, tindakan seriusnya hancur sudah karena sekarang yang tersisa hanya perut yang keram karena tertawa.

" lo mikir apasih barusan?" Matt memegang perutnya dan terus tertawa

" lo tu yang sinting, ngapain ngomong harus sembunyi-sembunyi gitu? Kayak mau transaksi narkoba, lo mau gw suntik propofol?" Zemira mulai merepet

Matthew cuma bisa tertawa melihat wajah zemira berubah ketus.dia memanyunkan wajah tetapi tetap saja terlihat cantik bagi matthew.

" ada waktu ngk nanti malem?" Matthew kini berdiri secara normal, karena takut jika dia nekat seperti tadi zemira benar-benar membius nya dengan propofol.

" mau ngapain?" Zemira bertanya ketus

" gw jemput nanti malem, jam 7 jangan lupa. Gw pergi dulu" matthew meninggalkan zemira yang membisu.

Matt sengaja memakai aksi cepat, sebab menghindari penolakan meski tau zemira tak akan menolak dirinya. Dia hanya harus jaga-jaga terhadap hal yang bisa saja terjadi.

THE UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang