12

76 14 22
                                    

Matthew tau bahwa zemira belum usai dengan kemelut masa lalu, dia tetap memaklumi gadis itu apa adanya.
Dia hanya ingin membantu zemira menganti perban hatinya, meski tau bahwa keberadaan dirinya tak pernah mampu mengganti sisi milik zavier.

Wajah mereka mungkin sama, namun zavier dan matthew jelas pribadi yang berbeda. Mungkin apapun yang zemira rasa kebetulan karena jelas wajah miliknya dengan zavier identik sama

Zavier tak pernah bilang pada zemira jika memiliki kembaran identik, zavier dan matthew hidup di tempat yang berbeda setelah ibu mereka bercerai.
Zavier memilih ikut dengan sang ayah.
Sementara matthew mengikuti ibunya.

Hubungan zavier dan matt baik-baik saja, zavier sering bercerita soal zemira pada matthew. Dia sering berbagi segalanya sampai akhir hayat zavier.

" bro, mungkin hal ini bakal kedengeran jahat banget buat lo,tapi cuma lo yang bisa bantuin gw" zavier yang sedang beradu waktu dengan maut mencengram erat tangan saudara nya
Memandang nya mengutarakan keinginan terakhirnya.

" gw ngk akan pernah bisa jadi lo, ngk akan pernah" matthew membuang muka dari hadapan zavier

" ini bukan tentang lo yang harus jadi gw, lo ngk harus jadi gw. Gw cuma minta temenin zemira sebagai diri lo sendiri sebagai matthew" zavier berkaca-kaca.

Pahit untuk di jalani, ketika matthew harus berjalan dan mengakrabkan diri dengan zemira kekasih saudara nya sendiri, bagai tumbal dirinya harus menjalani hal yang berat baginya.

" lo bisa kan bro? Waktu gw ngk banyak zemira itu ceroboh tolong jagain dia baik- baik. Dia mau masuk fk gw tau lo juga di fk dia pasti bakal nyusahin lo banget tapi tolong jaga dia matth"

Matthew gamang sementara di sisi lain seorang yang sudah habis waktu nya memohon seperti pengemis kepadanya.

" lo nyuruh gw nemenin perempuan yang lo cinta? Itu harusnya tanggung jawab lo bukan gw!!!"  Matthew mengeraskan suaranya.

" zemira mau berharap apa sama orang yang sebentar lagi mati?? Apa? Gw tau ini berat dan gw egois. Tapi kali ini gw mohon terakhir kalinya" zavier meremas ujung kemeja matthew.

" ah..brengsek" matthew meninju dinding rumah sakit pilu.

Hari itu pil pahit itu terpaksa ditelan olehnya, kematian kakak yang dicintai oleh nya karena pendarahan otak akibat kecelakaan. Serta beban baru..zemira

" heh, kok ngelamun? Mikirin apa?" Zemira mengibas tangan di hadapan matthew

" ngk mikirin apa-apa" matthew memandang zemira sembari membersihkan sisa ice cream di sudut bibir nya.

Zemira kembali melanjutkan makan nya, matthew tak berenti memandangi wajah nya ketika menyuap ice cream sedikit demi sedikit.

" kenapa? Mau?" Zemira menyodorkan sesendok ice cream coklat kepadanya

" engga, makasih" matthew tersenyum lagi.

Matthew kembali terdiam dan bermain dalam lamunannya lagi, semakin dalam dan semakin intens lagi.

" lagi banyak pikiran ya? Daritadi ngelamun terus" zemira memperhatikan sikap matthew sedari tadi

" hmmm iya eh engga.." tergugup rasanya lidahnya terasa kelu.

"Besok mau nemenin ngk? "

" kemana?"

" besok aku jemput ya"

Entah sejak kapan mula nya panggilan aku kamu di antra merek jadi hal biasa, seolah terjadi begitu saja tanpa aba-aba.

***

" kita mau kemana sebenarnya?" Zemira memasuki mobil matthew

" nanti juga tau" matthew menutup pintu mobil nya dan bergegas pergi.

Dalam perjalanan matthew diam seribu bahasa, membuat zemira jadi canggung dengan keadaan hening semacam ini, dia juga sedang menerka kemanakah arah dan tujuan matthew saat ini.

Matthew berhenti di depan pemakaman

" ayo turun" matthew membuka pintu untuk zemira

" ngapain kita ke kuburan siang-siang begini?"

Matthew mengengam jemari zemira erat, seolah jemari itu rapuh mudah hancur dan rusak.mereka sampai dihadapan makan yang terlihat indah dan terawat dengan baik, zemira memandangi makam itu seksama
Sembari terus menerka makam siapakah yang ada di hadapan nya kini

" bro, how are you?" Matthew memandangi nisan itu sembari mengelusnya, seolah mereka sedang berbicara bertatap muka.

Zemira membaca nama pada nisan itu dan kontan membuat nya sakit kepala
Seolah dunia berputar kuat. Dan dia tak sanggup berdiri dan bertahan. Saat ini dia hanya terduduk termangu lalu sedetik kemudian tangis nya pecah begitu saja.

Matthew tidak berusaha menghentikan tangisan milik zemira, dia memberikan zemira waktu meratap dan melepaskan kepedihan nya di atas makam itu, membiarkan zemira mengeluarkan segala sesak dalam hatinya selama ini

" aku fikir kamu benar soal usaha akan sama aku dalam waktu lama, aku fikir aku bisa percaya sama janji kamu yang ternyata cuma tinggal janji" zemira memukul makam beralas rumput itu

" kamu tau sebesar apa dunia aku tentang kamu, semua mimpi aku, semua rencana yang kita buat waktu itu"

Zemira merangkum semua kesal,marah,dan kecewa dalam satu waktu. Hingga surai jelaga nya tak lagi menentu arah. Matthew hanya bisa melihat semua dengan hati ikut terluka
Dulu dia berusaha menolak jadi penganti bagi zavier, tapi melihat wanita itu remuk redam hatinya ikut menderita entah mengapa.

" bro, you see? Lo tega banget sama dia"

Matthew menggeram mengalihkan suara tercekat di tenggorokan, sungguh siksaan macam apa melihat seorang gadis merintih tersiksa oleh keadaan yang tak bisa di prediksi olehnya.

Zemira terkulai lelah oleh sakit hati dan air mata, nyatanya mungkin dia memilih kehilangan seluruh ingatan soal dunia ini. Apa gunanya hidup jika rumah miliknya sudah hancur dan dibakar kenyataan yang luar biasa menyakitkan? Zavier itu penyembuh luka baginya. Lebih parahnya kehilangan zavier malah menebar racun dalam kehidupan nya saat ini.

Matthew mendekati zemira yang telah terlihat lebih tenang, dia menggengam tangan zemira. Membetulkan surai yang telah berantakan seperti hatinya sekarang. Memandangi wajah gadis itu yang begitu lelah dipaksa menerima kenyataan yang tak pernah adil baginya.

Zemira yang hatinya lelah jiwanya sekarat memandangi matthew seolah minta di selamatkan olehnya, mata mereka bertaut dan saling meneriakan keresahan masing-masing.

"Capek" tangan zemira gemetar.

Matthew membawa zemira dalam pelukan nya, mengusap tubuh kelelahan itu sepenuh hati, merasa bersalah entah untuk apa, dan kesal yang juga untuk apa.

Matthew mengangkat zemira yang lelah, menggendong nya dalam pelukan nya, zemira menyembunyikan wajah nya dalam dekapan matthew, sementara air matanya terus berurai tak terbendung lagi, " jangan tinggalin aku" zemira mencengkram jaket ditubuh mattew

" aku ngk akan ninggalin kamu"
Matthew bicara dengan wajah kuat dan tatapan yang hampa, entah untuk apa dia berjanji.

" bro, gw izin  jaga dia sekarang" matthew bicara dalam fikir dan hatinya, seolah zavier mendengar suara hatinya.

THE UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang