16

70 12 19
                                    

Matt sudah sampai di depan kamar zemira, dia bisa saja masuk karena tau apa sandi kamarnya. Namun kali ini dia mengetuk pintu demi menjaga sopan santun.

Zemira muncul di depan pintu, dengan setelan crop cardigan yang menampakan sedikit penampakan perut sempurnanya, dipadukan dengan denim dan sneakers putih. Membuatnya terlihat chic dan cool disaat yang sama

"Loh udah belajar sopan santun?" Zemira menyindir matthew.

Matthew masih memperhatikan zemira di hadapan nya, crop cardigan? "Damn gila ni cewek"

" kenapa? Sukanya cowok ngk sopan?" Matthew mendorong zemira dari pintu hingga masuk kerumah secara seductive.

Zemira yang berpostur tubuh kecil ini kini terkunci diantara tubuh pria tinggi dihadapannya, sial wangi tubuh maskulin manusia di hadapannya, mampu meruntuhkan akal sehatnya begitu saja.

" kalo gw ngk sopan nanti lo yang cape"
Matthew mendekatkan wajahnya kehadapan wajah zemira lalu tersenyum licik.

Hal yang tidak mampu di duga dan diremehkan matthew adalah, ini zemira perempuan yang mampu membuat mendiang kakaknya bertekuk lutut tanpa ampun.

" let me see..gimana ngk sopannya dokter matthew luke ini?" Zemira mendudukan dirinya di meja dan sekarang wajahnya dan matthew sejajar.

" damn it" matt bersumpah dia bersedia dibius oleh zemira, dia bersedia memberikan utuh dirinya untuk di suntik propofol oleh zemira.

Matthew terus memandang wajah zemira yang seinci dari dirinya, mengunci setiap inci pahatan indah itu di matanya. Menelusur setiap ruas dari lukisan maha indah di hadapannya itu.

Zemira makin mendekatkan wajahnya pada matthew dalam jarak ini, matt bersumpah titik kewarasan miliknya, sudah berangsur-angsur hancur.
Matt tidak bisa mengabaikan bibir zemira saat ini dan manusia berlabel laki-laki normal dalam dirinya meronta, ingin menelusuri lagi pengalaman yang pernah dia singgahi tempo hari.

" gw laper" zemira kemudian turun dari meja, membuat matt kalah telak karena jujur dia sekarang terlihat sangat tidak berdaya, dan dengan mudah terlihat tolol dihadapan sosok yang baru saja hampir menjadi makan malamnya.

" matt ayo makan, buruan" zemira melenggang keluar dari pintu sembari mematik api kemenangan dalam hatinya.

Matthew yang telah kalah dalam permainan yang belum mulai, hanya bisa mengekor seperti kerbau yang dicocok hidung nya.

***

" lo diajakin makan enak malah minta pecel lele" matthew heran dengan zemira yang terlihat tak peduli dan tetap melahap ayam dihadapannya.

" makan di restoran tu ngk akan kenyang. kalo mau usung konsep romantis ke pecel lele aja karna bisa porsi kuli" zemira tertawa menampakan deretan gigi lucu nya.

Matthew kini heran, mengapa zavier bisa tergila-gila dengan wanita ini? Bayangkan dia sudah makan 2 potong ayam, seekor ikan lele, dan 2 piring nasi.
Sebesar apa lambung wanita ini?

" lo ngk makan?" Zemira memandang matt

"Liat lo makan aja perut gw langsung kenyang, lo sering sama zav kesini?" Matthew memandang zemira yang lahao makan

Zemira menghentikan makan ketika nama itu di sebutkan lagi, matthew merasa bersalah. Takut dia melukai hati atau mengungkit kenangan lama zemira, padahal dia tidak bermaksud begitu.

" matt, tolong tissu dong" zemira memandang matthew yang kini hampir copot jantungnya karena takut salah bicara.

" iya gw sama zavier dulu sering kesini, dipikir-pikir dia tu lucu. Padahal ngk suka makan pinggir jalan tapi pas diajak kesini makannya selalu lahap" zemira bicara sembari membersihkan sisa minyak di sekitar bibir nya.

" zavier? Makan disini?" Matthew mengkoreksi kembali pernyataan zemira

" iya, lo kaget? Abang lo bisa makan di pinggir jalan? Padahal dia mahluk yang tergila-gila sama kebersihan? Freak banget soal kebersihan?" Zemira tertawa lalu mengambil segelas es teh yang mulai mencair dihadapan nya.

Dari situ matthew tau se cinta apa zavier dengan gadis di sampingnya ini, zemira seorang yang mampu merubah persepsi soal makanan pinggir jalan yang tak akan pernah disentuh zavier seumur hidup.

" lo tau? Abang lo kalo makan kesini makan 2 ayam,1 lele dan 2 porsi nasi putih. Bawang goreng nya harus banyak
Sambelnya di kecapin, es tehnya ngk manis" zemira menjelaskan pada matthew begitu rinci.

" boleh gw minta minum lo?" Matt langsung menyambar es teh zemira

Hari ini matthew tau, zemira menyimpan semua hal remeh temeh tentang zavier begitu rapi di dalam hati nya.

" abis ini temenin beli gelato ya"

" iya," matthew mengangguk

****

" ini gelato mangga,yang abang lo juga suka. Dia selalu pesan ini setiap kesini" zemira mengambil setiap suapan kecil dan merasakan setiap suapan itu begitu lama, merasakan setiap lelehannya lumer di mulut.

Matthew hanya terdiam, pikirannya terbang ke segala arah.mungkin benar
Kalau menyukai orang yang belum usai dengan ranah masa lalu hanyalah buang waktu baginya. Tetapi rasa suka nya sudah kadung melekat begitu saja.

Zemira menyudahi suapan terakhir dengan tempat gelato yang bersih dan tidak bersisa sama sekali. Dia memandangi matt yang terdiam bermain dalam lamunannya sendiri.

" mulai besok kita bisa makan apa yang lo suka, lo ngk harus belajar suka pecel lele, lo ngk harus ikut makan gelato. Hari ini semua yang pernah gw dan zavier lewatin. Biar jadi kotak kenangan yang bisa di simpan dan jadi cerita masa depan. Jadi lo ngk harus takut ngenalin gw sama apa yang lo suka cuma karena abang lo pernah ada di hidup gw dulu"

Matthew melotot, seolah otaknya terlalu tumpul mencerna apa yang barusan zemira katakan.

" hah?"

" hah heh hah heh, ngk ada dua kali" zemira beranjak dari tempat duduk nya

" tapi zey lo tadi maksudnya gimana?"

" pikir aja sendiri"

Hari itu kisah zavier resmi di tutup dari ruang hidup zemira, dia tidak akan mampu di gantikan. Akan selalu punya ruangan sendiri yang selamanya akan mengisi cerita hidup zemira. Ceritanya hanya di tutup tapi selamanya akan selalu hidup sebagai kenangan yang manis.

THE UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang