11. AYAH 🐻

1.4K 126 34
                                    

Happy Reading ^_^

. . . . .

"Jangan sakit...." Ucap Rellza menggantung, Arche yang mendengarnya hanya mengangguk pelan.

"... Ayah"

Arche mematung sejenak memproses yang barusan terjadi, dan yang barusan ia dengar.

"Apa nak? Kamu panggil apa tadi, ulangi sayang" pinta Arche ingin memastikan.

"Ayah .." ucap Rellza lagi dengan lembut.

Sontak saja Arche langsung tersenyum mendengarnya, dia tarik sang anak untuk masuk ke dalam pelukannya. Akhirnya, akhirnya dia bisa mendengar sapaan hangat itu dari sang anak yang sangat ia dambakan dari kemarin-kemarin.

"Boleh ayah denger lagi sayang" ucap Arche kepada Rellza yang masih di dalam pelukannya.

"Ayah .. ayah  .. ayah Arche .. ayahnya Rellza .." balas Rellza yang mengeratkan pelukannya, ia merasa sangat nyaman di dalam dekapan hangat sang ayah. Arche benar-benar bahagia hingga tanpa sadar dia menangis dalam diamnya. Begitu pula Rellza yang meloloskan isakan malu-malu tanpa ia sadari.

"Terima kasih, terima kasih, nak"

"Seharusnya Rellza yang minta maaf, maaf ayah Rellza terlalu lama buat manggil ayah"

"Gapapa sayang, gapapa. Ayah sekarang bahagia banget kamu mau manggil ayah nak"

Rellza perlahan melepaskan pelukannya, lalu menatap wajah pucat sang ayah yang dihiasi dengan lelehan air mata. Perlahan dia hapus air mata sang ayah, hingga terlihat jelas raut bahagia tercetak di sana. Seandainya ia tahu jika wajah bahagia sang ayah membuat hatinya menghangat, ia akan lebih cepat untuk mengucapkan sapaan itu.

. . . . .

"Ini buat ayah ya nek?" Tanya Rellza kepala Ibu maid yang sedang menyusun makanan di nampan.

"Iya tuan kecil"

"Biar Rellza aja yang anter" ucap Rellza menawarkan diri yang mengundang tatapan heran dari ibu maid.

"Serius tuan kecil?" Tanya Ibu maid memastikan, karena pasalnya dia tahu perilaku Rellza selama ini bagaimana. Tidak mungkin tuan kecilnya ini ingin meracuni tuan besarnya kan.

"Iya yakin, Rellza mau jadi anak baik sekarang nek, takut kena azab hihi" ibu maid hanya terkekeh mendengarnya.

"Ya sudah kalau begitu, ini tuan kecil" ibu maid menyodorkan nampan yang berisi semangkuk bubur dan air putih hangat kepada Rellza.

"Oke nek" Rellza menerimanya dengan senang hati, dia lalu dengan perlahan melangkah menuju kamar sang ayah.

Ceklek ..!!

Dengan tangan menenteng nampan, dia perlahan membuka pintu kamar ayahnya. Terlihat ayahnya masih terbaring lemah dengan mata tertutup. Sepertinya saat ia tinggal mandi dan makan tadi sang ayah tertidur kembali. Dia letakkan nampan tadi di nakas samping tempat tidur sang ayah, dia ingin memandangi wajah ayahnya terlebih dulu.

Mata Rellza benar-benar terpaku melihat wajah sang ayah. Dia baru menyadari wajah ayahnya ini sangat tampan, tapi lebih tampan dia tentu saja. Tangannya terangkat perlahan untuk menyentuh pipi kiri sang ayah dengan lembut. Helaan nafas pelan dan tatapan sendu sebagai sarat rasa bersalah masih bersarang di hatinya.

"Ayah, bangun makan dulu yah" lembut, lembut sekali Rellza membangunkan sang ayah. Dia tidak ingin mengejutkan sang ayah dengan membangunkan dengan keras.

Beruang Pemarah ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang