28. INGINNYA 🐻

639 72 13
                                    

Happy Reading ^_^

. . . . .

"Harus banget ya?"

"Gue yakin lo pasti bisa, sekaligus buat ayah lo bangga kan?"

"Hmm ayah gue memang udah bangga banget sama gue ya"

"Astaga bocah ini"

"Ayolah za, siapa tahu nanti ada agensi yang bakal ngelirik lo, biar jadi penyanyi gitu"

"Gak minat sih" iya, ini adalah Rellza bersama kedua sahabatnya.

Mereka sedang berdebat permasalahan kompetisi musik yang bakal diadakan di kota mereka. Xavier dan Galen yakin kalau Rellza bisa maka dari itu mereka merekomendasikan kompetisi ini.

"Ayolah za, atau tanya ayah lo aja dulu ayah Arche pasti setuju"

"Ngomong sekali lagi ayah Arche gue pelintir ya tuh lidah lo" jiwa posesif Rellza semakin besar sejak kejadian beberapa waktu lalu.

"Astaga anak beruang ini seram sekali"

"Nanti deh gue coba diskusiin sama ayah"

"Nahh gitu dong hihi"

"Tambah sayang deh kita"

"Hih najis"

. . . . .

"Gak papa, kalo kamu bersedia bisa mengasah bakat kamu juga, nak" ucap Arche yang sedang memangku Rellza di ruang TV.

"Jadi ayah setuju kalo Rellza ikut kompetisi itu?"

"Tentu sayang, ayah serahin semuanya sama kamu. Apapun yang kamu suka silahkan lakukan, ayah pasti dukung"

"Makasih ayah, Rellza janji bakal buat ayah bangga. Tapi ayah jangan lupa nonton Rellza ya ayah"

"Hmm pasti ayah bakal nonton anak ayah ini" ujar Arche sambil menjawil hidung sang anak

"Hihi makasih ayahku cinta"

"Ya udah tidur ayo sayang udah malam"

"Ayah udah ngantuk ya?"

"He'em"

"Ya udah ayo deh" Rellza pun beranjak dari pangkuan sang ayah. Arche pun beranjak juga dari duduknya.

"Ayahh Rellza belom buat PR" Rellza tiba-tiba teringat PR fisika yang belum ia kerjakan, dia pun berlari untuk menaiki tangga menuju kamarnya.

Arche yang melihatnya pun hanya tersenyum maklum dan geleng-geleng kepala. Dia mengikuti sang anak berniat untuk menemani anaknya membuat PR namun naas saat ia melangkah di setengah perjalanan di anak tangga tubuhnya tiba-tiba berulah. Kakinya kembali mati rasa diikuti dengan seluruh tubuhnya kaku bahkan untuk memanggil putranya saja tidak sempat lagi. Tubuhnya melayang jatuh terguling dari anak tangga yang baru ia pijaki.

Bruk ..!!

Rellza yang seperti mendengar suara jatuh pun melihat ke belakang, matanya sontak membola karena terlihat olehnya sang ayah sudah terbaring di lantai bawah.

"Ayahh ..!!" Teriak Rellza langsung ia berlari ke bawah untuk melihat keadaan ayahnya.

"Ayah .. ayah mana yang sakit ayah.." Rellza memangku kepala ayahnya yang sudah mengeluarkan darah. Arche belum menutup matanya namun untuk berbicara saja ia tidak sanggup, tubuhnya terasa sakit semua. Arche hanya bisa menatap sayu ke arah putranya yang terlihat panik bukan main.

"Om Sean .. om Sean tolongin ayah .. ayo bawa ayah ke rumah sakit..!!" Teriak Rellza memanggil asisten pribadi ayahnya.

"Tuan kecil ada apa?" Sean berlari tergopoh-gopoh menghampiri tuan kecilnya yang berteriak seperti orang kesetanan.

Beruang Pemarah ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang