30. PELAN-PELAN 🐻

593 82 12
                                    

Happy Reading ^_^

. . . . .

"Lo udah milih lagunya?" Tanya Galen yang antusias saat Rellza mengatakan sudah menyiapkan segalanya untuk kompetisinya walau masih sebulan lagi.

"Udah"

"Bagus deh, jadi waktu lo latihan lebih lama" Xavier menepuk pelan bahu sahabatnya ini.

"Oh ya kabar ayah lo gimana?" Tanya Galen hati-hati.

"Udah mulai membaik kok, kayaknya besok udah bisa pulang. Doain ya semoga ayah gue cepet sembuh" jawab Rellza dengan senyum tipisnya.

"Pasti, pasti kita doain kok. Gue yakin ayah lo kuat dia pasti sembuh secepatnya"

"Galen bener, lo jangan khawatir."

"Makasih gaisss"

. . . . .

Pyaar .. !!

"Arrrgghhhh"

"Ayah?" Rellza baru saja sampai di depan kamar rawat sang ayah namun terdengar keributan yang membuatnya tak langsung masuk dan memilih mengintip lebih dulu, terlihat ayahnya yang sedang dipeluk oleh Arjun di dalam sana.

"Tenang Arche tenang .. ku mohon jangan seperti ini" terdengar suara Arjun yang bergetar sambil menenangkan sang sahabat.

"Kakiku sama sekali tidak bisa bergerak, aku sudah lumpuh Jun aku lumpuh" ujar Arche sambil memukul-mukul kakinya.

"Tidak, tidak Arche aku akan menyembuhkanmu. Aku akan berusaha membuat kakimu bergerak kembali, jangan takut"

"Jangan membual, aku tahu pada akhirnya bukan hanya kakiku saja tapi tanganku, seluruh tubuhku dan nantinya aku hanya menjadi seonggok manusia yang tak berguna yang untuk bergerak saja tidak bisa"

"Ssttt .. jika itu pun terjadi aku akan menjadi kakimu, tanganmu, matamu, telingamu semuanya .. "

"Tidak bisa Arjun tidak bisa .. apa aku mati saja .. lebih baik aku mati saja" Arche semakin meracau, dirinya benar-benar kacau sekarang.

"Jangan katakan itu ku mohon, ada aku ada Rellza yang sangat menyayangimu. Kau adalah sahabatku, kau adalah adikku, akan aku lakukan apapun untukmu, Arche. Ku mohon jangan menyerah" Arjun mengeratkan pelukannya, sungguh ia sangat menyayangi seseorang yang ada dalam pelukannya ini, ia sudah mengamggap Arche adalah adiknya.

"Tapi semua itu akan sia-sia.." ujar pelan Arche yang sudah melemas, tenaganya sudah terkuras sehabis mengamuk tadi.

"Tidak, semua itu tidak akan sia-sia akan ku pastikan kau akan hidup lebih lama lagi" Arjun mengusap punggung serta kepala belakang Arche, agar sahabatnya ini lebih tenang.

"Arjun, aku ingin sembuh."

"Dan aku akan berusaha menyembuhkanmu" lirih Arjun yang terus memeluk tubuh lemah sang sahabat.

Rellza yang melihat dan mendengar semuanya dari luar hanya bisa menggigit kuat bibir bawahnya. Tentu dia sangat sedih melihat ayahnya yang selama ini tampak kuat dan tangguh ternyata sangat amat rapuh. Ia tidak bisa melihat sang ayah menanggung rasa sakit ini sendirian. Jika bisa ia ingin mengambil semua rasa sakit sang ayah.

"Ayah, ayah Rellza kuat Rellza yakin ayah bisa lalui ini semua. Ayah bertahan ya, jangan nyerah" gumam Rellza pelan sambil terus memandang ke arah dalam di mana ayahnya yang mulai tertidur di pelukan Arjun.

. . . . .

Setelah seminggu Arche dirawat akhirnya ia diperbolehkan pulang. Keadaannya mungkin masih tidak bisa dikatakan baik karena kakinya sama sekali tidak bisa bergerak, kemana pun dan apapun yang ingin ia lakukan harus dengan bantuan kursi roda. Namun dengan adanya rellza yang selalu memberi penenangan dan kekuatan Arche sedikit merasa lebih baik. Namun tetap saja Arche sering kali merasa buruk saat merasa merepotkan sang anak.

Beruang Pemarah ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang