Happy Reading ^_^
. . . . .
Hari yang ditunggu pun tiba, festival di mana Rellza akan bernyanyi di panggung sekolah dengan ayahnya sebagai penonton. Sedari pagi Rellza sudah gugup, padahal kemarin sewaktu lomba tidak segugup ini namun hari ini rasanya campur aduk bahkan dia sudah bolak-balik kamar mandi berkali-kali.
"Hei tenang lah, lo keliatan banget gugupnya" ujar Galen menepuk pelan bahu Rellza.
"Gak bisa tenang gue"
"Astaga, ayah lo bakal tetep tepuk tangan dan bangga mau gimana pun penampilan lo, kalo lo gugup gini malah nanti gak maksimal" Xavier ikut menimpali.
"Bener tuh kata si Sapi, tenang ya. Tarik nafas tahan .. jangan dibuang"
"Yakk lo mau ngebunuh gue ha. Gue gebuk lo ya..!!" Rellza sudah ancang-ancang ingin menggeplak kepala Galen.
"Canda ajaa biar cairin suasana ah elah"
"Eh btw ayah lo udah dateng?"
"Belom keliatan sih di bangku penonton, katanya dia mau ke kantor dulu tadi bentaran" jawab Rellza yang sedari tadi mengintip ke arah penonton dari belakang panggung.
"Oke-oke tenang aja lo tampil abis pembukaan kok, masih sekitar setengah jam lagi. Lo tenangin diri aja dulu"
"Hmm iya makasih"
"Ya udah gue mau ke stan dulu ya bantuin anak seni siapin pameran" pamit Galen kepada keduanya.
"Okee" jawab serentak Rellza dan Xavier.
Setelah Galen pergi Xavier merangkul Rellza dan memberikan senyuman setidaknya sedikit untuk menenangkan sang sahabat. Rellza pun berusaha senyum untuk mengurangi kegugupannya.
Sedangkan di lain tempat Arche sedang berusaha mengatur tubuhnya sendiri yang berulah disaat tidak tepat. Sebenarnya ia sudah sampai di sekolah Rellza sekitar 10 menit yang lalu namun saat ingin menuruni mobilnya tangan kanannya tiba-tiba tremor hebat begitu pun kakinya yang tiba-tiba mati rasa.
"Ayolah aku hanya ingin melihat anakku" gumam Arche, tangan kirinya menggenggam tangan kanannya menahan getaran dan sesekali memukuli kakinya sendiri agar bisa bergerak.
Dia berusaha tenang dan mengatur nafasnya agar tidak sesak. Dia hanya berdoa semoga putranya belum tampil saat ini. Membutuhkan waktu 15 menit agar kakinya dapat bergerak tapi tangan kanannya masih sedikit bergetar. Namun, setidaknya dia bisa berjalan ke tempat di mana nantinya anaknya tampil.
Rellza semakin gugup karena berkali-kali ia mengintip ke arah penonton dari belakang panggung belum juga ia temui sang ayah. Dia takut jika ayahnya ingkar janji, ia takut ayahnya kenapa-kenapa di jalan karena tadi mengendarai mobilnya sendiri.
"Belum ada juga ayah lo?" Tanya Xavier yang sedari tadi menemani Rellza.
"Belum, kemana ya ayah?"
"Tenang aja ayah lo pasti baik-baik saja, dan bentar lagi sampe"
"Semoga"
'Baiklah ini saatnya penampilan yang akan menunjukkan suara merdunya yang akan menyentuh hati penonton. Kita panggilkan Alfarellza Ambareesh' suara MC memanggil nama Rellza pun terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beruang Pemarah ✔️
Random[END] DON'T PLAGIARIZE ‼️‼️❌❌ Start : 12.12.22 End : 05.04.23 "Pulang" "Lo siapa?" "Ayahmu" Pada suatu hari ada sebuah kisah- Cut #plak ngedongeng Bu. Oke-oke ini hanya kisah sederhana Ayah Arche bersama putra tunggalnya yang sedikit nakal dan bar...