17. HANYA SEKILAS 🐻

815 94 56
                                    

Happy Reading ^_^

. . . . .

BUGH ..!!!!

BUGH ..!!!!

"Akkhh .. isshh"

Teriakan tertahan dan desisan sarat kesakitan seakan tidak terdengar lagi. Hanya nafsu dan amarah yang membara yang membuat beberapa siswa memukuli 1 siswa lainnya. Sangat tidak adil 4 lawan 1, bukan hanya dengan tangan kosong tapi juga menggunakan kayu dan alat pemukul lainnya.

"WOY ..!!!" Kegiatan mereka terhenti saat mendengar suara pengganggu. Ada 3 orang yang tiba-tiba datang dengan wajah songongnya.

"Haishh ada kecoak nyasar" gumam salah satu siswa yang terlibat aksi pemukulan.

"Kalo berani jangan keroyokan dong, banci lo semua. Joget blackmamba aja lo pandaan"

"Bacot .. siapa kalian?"

"Kamu nanyea??" Bukan malah menjawab salah seorang dari mereka malah balas bercanda. Ketiganya hanya tertawa sekilas.

"Kita sahabat dari orang yang lo pukulin, lepasin dia" sambung salah satu dari ketiga orang tadi.

"Ohh ini cecunguk yang ngebuat Daren keluar dari geng kita?" Alvin, namanya. Dia adalah dalang dari pemukulan siswa tadi yang tak lain adalah Daren.

"Heh .. bacot lo bau stella jeruk. Bagus deh Daren keluar dari geng steruk kalian. Mabok ntar dia lama-lama sama kalian..!!"

"Za, steruk apaan?"

"Stela jeruk" iyaps mereka adalah Rellza dan kedua zigotnya.

"Siapa pun yang mau keluar dari geng kita berarti dia siap buat di bully" balas Alvin.

"Lepasin dia, lo gak punya hak ngatur hidup dia"

"Gue bakal lepasin dia kalo lo bisa kalahin gue balapan" tantang Alvin kepada Rellza.

"Lawan gue kalo berani..!!" Ini Xavier yang berbicara setelah diam sedari tadi.

"Ohh ada pahlawan bunga bangkai, kenapa temen lo ini penakut ha? Atau gak berani balapan sama gue?"

"Oke. Lawan gue..!!" Putus Rellza, melupakan janjinya.

"Za .." lirih Daren yang sudah diambang kesadarannya.

"Lo beneran mau balapan?" Tanya Galen memastikan. Mereka sekarang sudah di arena balap, sudah bersiap akan bertanding.

"Lo gak lupa janji lo ke ayah Arche kan?" Timpal Xavier.

"Gak mungkin gue lupa"

"Za, gak usah. Kalo lo udah ada janji ke ayah lo gak bakal balapan lagi. Gue gak papa" ini Daren yang berbicara dia tentu merasa bersalah di sini dan untuk lukanya tadi sempat di obati sebentar oleh Xavier.

"Gapapa cuma sekali aja kok"

"Za, sorry. Ini semua karena gue"

"Jangan ngerasa bersalah, bukan salah lo kok. Emang dasar si kemoceng warna warni tuh aja banyak gaya" Galen merangkul Daren, dia sudah menerima Daren untuk menjadi temannya begitu pun Xavier.

Beruang Pemarah ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang