prolog

12.6K 1K 78
                                    

DISCLAIMER!

Semua tokoh, jalan cerita dan konflik, hanya fiksi belaka. Tolong jangan disangkut pautkan dengan dunia nyata, oke.

Vote dan komen jangan lupa!!

Enjoy it~

_______________

BRAK!

Pintu ruang kerja itu terbuka dengan paksa, seorang pemuda masuk dengan tergesa.

Renjun yang berada di ruangan itu sejak pagi, dibuat tersentak akibat ulah orang itu.

"TUAN RENJUN!" Sadar kalau dia baru saja berlaku lancang, pemuda itu buru-buru membungkuk dengan hormat, "m-maaf karena saya lancang, tuan."

Helaan napas terdengar dari arah si Huang, wajah jengahnya seperti mengatakan kalau hal ini memang sering terjadi.

"Keributan macam apalagi ini, Shotaro?" Pena yang sejak tadi bertengger di tangan Renjun, si empu letak dengan perlahan—menaruh seluruh fokusnya pada lelaki yang dia panggil Shotaro itu.

Tubuh pemuda itu kembali menegak, tungkainya melangkah lebih dekat ke arah sang meja kerja sang tuan.

"Di luar, ada Grand Duke Lee yang datang berkunjung, tuan," bisiknya.

Renjun yang kala itu kepalanya hampir pecah karena masalah keuangan keluarga, semakin dibuat pusing dengan kejutan yang dia dapat siang ini.

Apalagi sekarang? Batinnya lelah.

Kenapa tiba-tiba bangsawan kelas atas itu bertamu ke gubuk reot-nya ini?

Jujur, walau tak ketara, Renjun sempat tersentak kecil saat mendegar ucapan Shotaro barusan.

"Di mana mereka?" Lelaki dengan rupa menawan itu, bangkit dari duduknya.

"Di ruang tamu, tuan. Tapi jika Anda menolak untuk bertemu, saya akan mengatakan kepada Yang Mulia Grand Duke, kalau Anda sedang tidak ada di mansion."

Renjun melirik ke arah bawahannya itu. Sekarang, ide gila macam apa yang Shotaro tawarkan?

Tapi Renjun akhirnya tetap diam, apalagi saat melihat wajah Shotaro yang tampak khawatir.

Asisten pribadi Huang Renjun itu, menatap sang tuan dengan cemas, berharap tuan-nya ini mau melakukan kebohongan yang dia tawarkan.

Tapi respon Renjun selanjutnya, membuat Shotaro menghela napas kecewa.

Renjun, jelas menggeleng dan mulai keluar dari jeratan meja kerjanya.

"Tidak apa, aku akan menemui Yang Mulia Grand Duke, jika kebohongan kita ketahuan, yang ada kepala kita berdua bisa dipenggal."

"Maka dari itu! Tuan Renjun, walau pun sekarang Anda sedang berada di dalam krisis dan sepertinya akan jatuh miskin—"

Renjun tersenyum kecut mendengar itu, ingin sekali menyentil mulut Shotaro, tapi keadaan sedang tidak boleh dibuat bermain.

"—tapi, saya akan tetap berada di sisi Tuan, bahkan jika besok kita harus mengemis di panggir jalan—mmph." 

"Sstt!" Renjun menutup mulut Shotaro dengan jari telunjuknya, bahkan kepala pemuda berisik itu sampai mundur ke belakang, "doamu jelek, kalau mau jadi gelandangan, sendiri saja sana, jangan bawa-bawa aku!"

Setelah mengatakan itu, Renjun kembali menarik telunjuknya. Lelaki Huang itu berdeham pelan dan merapikan sedikit penampilannya.

"Lebih baik kita cepat menemui Yang Mulia Grand Duke, sebelum dia datang ke sini dan kepala kita benar-benar putus selanjutnya."

[ON HOLD] - MY GRAND DUKE [NOREN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang