VIII

5.3K 788 72
                                    

Vote dan komen jangan lupa!!

Enjoy it~

____________

Hari ini, adalah hari yang Renjun tunggu. Kemarin, dia baru saja meminta permohonan kepada Jeno atas perjanjian yang telah mereka sepakati.

Dia mana Jeno, akan mengabulkan semua yang Renjun minta setelah mereka resmi menjadi sepasang suami-istri.

"Anda terlihat bersemangat, Duchess."

Renjun menoleh, melihat ke arah Sungchan yang sejak tadi ikut berdiri di sebelahnya.

Wajah Renjun memang terlihat lebih cerah hari ini, senyumnya sejak tadi terlihat awet menghiasi wajah mungil itu.

"Aku memang bersemangat, aku sudah menunggu hari ini."

"Begtukah? Saya ikut senang, Duchess."

"Apa menurutmu, dia akan merasakan hal yang sama, Sungchan?"

Mendengar pertanyaan dengan nada yang terkesan sendu dan khawatir itu, membuat Sungchan terdiam beberapa saat.

Tapi akhirnya, senyum tampak di bibir pria Jung itu.

"Tentu, dia akan senang karena Duchess menunggu kedatangannya."

Renjun mengangguk, "kau benar."

Tak lama, sebuah kereta kuda tampak berhenti di depan mereka. Lambang keluarga Grand Duke tampak tercetak jelas di pintu kereta yang mulai terbuka itu.

Sosok yang ditunggu sejak tadi, akhirnya menampakkan wujudnya dan turun dari atas sana.

Renjun yang sedikit dilanda gugup, perlahan memajukan langkahnya.

"TUAN RENJUN!"

Si Huang dibuat terkekeh mendengar teriakan nyaring yang tertuju kepadanya.

Lelaki yang sempat berpisah dengan Renjun beberapa hari itu, tampak berlari menuju ke arahnya dengan tergesah, bahkan tas jinjing yang dibawa oleh lelaki itu, kini tampak tergeletak di samping kereta kuda.

Renjun yang melihat semuanya, tanpa ragu melebarkan tangan untuk memberi pelukan penyambutan.

"Tuan!"

"Astaga, tenanglah."

"Hiks, bagaimana bisa saya tenang? Beberapa hari ini, kepala saya rasanya mau pecah karena memikirkan keadaan Tuan."

"Benarkah? Apa kau sedang menjilatku saat ini?"

Pelukan mereka terlepas, wajah lelaki yang Renjun sambut itu terlihat sedikit sembab.

"Tega sekali Tuan mengakatan itu kepada saya!"

Tangan Renjun refleks menutup mulut lelaki itu.

"Hei, jangan berteriak, kita sedang berada di kediaman Grand Duke saat ini, bukan di mansion Baron Huang."

Mendengar bisikan Renjun, lelaki itu dibuat menoleh ke beberapa orang yang sejak tadi melihat interaksi mereka.

"A-ah.. Anda benar, maaf karena kelancangan saya, Tuan Renjun." Lelaki itu memundurkan langkahnya dari jangkaunya Renjun, lalu memberi salam penghormatan.

Renjun menganggukan kepalanya, "aku maafkan, kau mungkin lelah karena perjalanan panjang. Ayo masuk, Shotaro."

Lelaki itu tersenyum mendengar namanya kembali dipanggil oleh Tuan kesayangannya ini, ujung matanya yang telah didiami setitik air mata, dia hapus dengan ujung jarinya.

"Iya, terima kasih, Tuan Renjun."

"Tuan Shotaro."

Shotaro menoleh, sosok yang sempat dia temui di kediaman Baron Huang, kink tampak telihat lagi di kastil Grand Duke.

[ON HOLD] - MY GRAND DUKE [NOREN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang