XV

5.8K 695 31
                                    

Vote dan komen jangan lupa!!

Enjoy it~

_____________________

Kini, Renjun sudah siap dengan penampilan yang terlihat lebih segar, sedangkan Jeno pergi lebih dulu untuk melakukan urusannya setelah membantu sang Duchess membersihkan diri--memberi waktu untuk si manis bersiap lebih rapi sebelum mereka melakukan hal yang sudah direncanakan.

Shotaro yang diminta Jeno membantu Renjun bersiap, sejak tadi bekerja dengan wajah yang lebih berseri dari sebuah bunga mekar di musim semi.

Bahkan, Renjun sampai bertanya karena merasa ada yang aneh dari pelayannya itu.

"Ada apa?"

"Hm? Apanya Duchess?"

"Kau, ada apa denganmu? Suasana hatimu terlihat baik."

"Apa sejelas itu?"

"Ya, dan berhenti tersenyum kalau alasannya tidak jelas, aku jadi takut," ujar Renjun.

"Apa Anda bahagia dengan pernikahan ini, Duchess?"

Renjun yang tiba-tiba diberi pertanyaan itu, dibuat menoleh ke arah Shotaro, "tiba-tiba bertanya begitu?"

"Saya hanya ingin memastikan."

"Tentu saja aku bahagia." Renjun menjawab seadanya.

"Syukurlah, saya ikut lega. Sekarang, kemari biar saya tata rambut Anda."

Renjun menurut, duduk di kursi tepat di hadapan cermin yang memantulkan wujudnya.

"Apa rambut Anda mau diberi pernak-pernik?" Tawar Shotaro.

"Tidak, aku bukan seorang lady, berhenti menawariku hal-hal konyol begitu, Sho."

"Padahal, Anda tidak jauh cantik dari para lady di kekaisaran ini."

Renjun menggeleng, sekali lagi dia menolak. Lagi pula, itu akan merepotkan kalau sampai ada sesuatu yang menempel di atas kepalanya.

Setelah semuanya selesai, di sini lah Renjun sekarang, berdiri sambil menunggu Jeno selesai dengan latihan pedangnya. Ternyata, pria itu memyempatkan beberapa saatnya untuk mengasah kembali kemampuannya.

Para kesatria lain yang melihat kelihaian Grand Duke mereka dalam memegang pedang pun, ikut terperangah saking kagumnya.

Walau Jeno terkenal dengan sikap kejamnya, tapi tidak bisa dielakan pula kalau pria Lee itu adalah seorang kesatria nomor satu di kekasiaran Hanares.

"Hei."

Renjun menoleh saat sebuah tepukan menghampiri pundak kanannya.

Seorang pria dengan wajah yang tidak begitu asing bagi Renjun, terlihat tersenyum ke arahnya.

"Ya?"

"Kau, Grand Duchess Huang Renjun kan?"

Renjun mengangguk, "dan.. Anda?"

"Kau bisa memanggilku Mark, aku teman Jeno, mungkin kau pernah melihatku beberapa hari lalu."

"Oh.. benarkah? Aku juga tidak asing dengan wajah Tuan, tapi aku lupa pernah melihat Tuan di mana."

"Seorang Grand Duchess, tidak seharusnya memanggil orang lain dengan sebutan tuan di kastilnya sendiri. Kau tau, suamimu bisa marah kalau dia mengetahui hal ini."

Wajah Renjun berubah sedikit kikuk, senyumnya terlihat canggung.

"Maaf."

"Tidak perlu minta maaf, yang penting jangan sampai terulang."

[ON HOLD] - MY GRAND DUKE [NOREN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang