II

6.3K 893 100
                                    

Vote dan komen jangan lupa!!

Hey.. give me the feedback, please..

Enjoy it~

Hola, Disclaimer for you guys!

Sama seperti ff aku yang lain, book ini juga punya sisi misgendering ya. Biasanya pasangan dari Grand Duke(kalo bukan bxb, pasti cewk kan) nah, itu dipanggil Grand Duchess.

Tapi, karena ini bxb.. jadi pasangan dari Grand Dukenya, tetep dipanggil Grand Duchess, sama kalau semisal ada peran kaisar, pasangannya bakal dipanggil permaisuri.

Oke, terima kasih~

________________

Kedatangan Lee Jeno ke rumah Huang Renjun, masih membawa kejutan besar bagi sang tuan rumah—mungkin juga di kalangan bangsawan lainnya jika kabar ini menyebar.

Dan yang lebih membuat bingung adalah, kenapa harus Renjun yang notabe-nya hanyalah seorang Baron? Bahkan pria itu sampai membawa sebuah lamaran pula.

Padahal sudah jelas, kalau Renjun hanyalah bangsawan kelas bawah yang keberadaannya saja seperti tak pernah ada.

"Maaf karena membuat atmosfer di ruangan ini menjadi agak canggung," ucap Jeno.

Percakapan mereka kembali terjalin saat suasana hati Renjun sudah tertata lagi, lelaki itu bahkan telah menyelesaikan tangisnya.

Renjun mengangguk, kalau saja boleh, dia ingin sekali mengangkat suara sambil berkata; Anda baru sadar? Dari tadi ke mana saja?

Tapi tidak, Renjun masih sayang nyawa karena yang duduk di depannya ini terkenal dengan kekejamannya.

"Lalu, apa dirimu mau menerima kesepakatan yang aku ajukan?"

"Soal lamaran dan pernikahan yang Yang Mulia tawarkan tadi?"

"Benar."

"Yang Mulia, apa ini semua bisa dikatakan wajar? Sudah saya katakan, saya hanya seorang bangsawan kelas bawah."

Lelah Renjun menjelaskan, tapi pria Lee ini bahkan seperti menolak untuk peka.

Sejujurnya, Renjun pun sedang menghindari hubungan apapun dengan orang seperti Jeno, jangankan bermimpi menjadi istri dari  seorang Grand Duke, dikenal oleh Jeno saja Renjun rasanya urung.

Dia bahkan sudah dibuat takut saat hanya membayangkan masa depan seperti apa saat dirinya disandingkan oleh sang tirani.

Jeno mengubah postur duduknya, kini dirinya terlihat bersandar dan meletakkan kaki kananya di atas kaki kiri, jangan lupakan tangan yang terlipat di depan dadanya.

"Aku tahu statusmu itu, lagipula aku memang ingin menjelasakannya apa maksudku tadi. Tapi, bukankah dirimu selalu memotong kalimatku dan tiba-tiba menangis?"

Renjun berhasil dibuat bungkam sepenuhnya.

"Dirimu yang terus tersinggung." Sambung Jeno.

"Tentu saja saya tersinggung, memangnya orang mana yang akan menerima begitu saja kalau rahasia yang dia jaga, malah dijabarkan oleh orang lain di depan wajahnya langsung."

Renjun menunduk setelah mengatan protesnya—memandang kedua tangannya yang tengah memilin kecil. Takut, jika Jeno malah balik tersingung karena ucapannya.

Dasar, Huang Renjun tidak sopan! Berani-beraninya bicara seperti itu dengan lancar! Kalau Grand Duke Lee marah, bagaimana? Batinnya merutuki diri sendiri.

[ON HOLD] - MY GRAND DUKE [NOREN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang