X

5.1K 876 139
                                    

Vote dan komen jangan lupa!!

Enjoy it~

Nie kalo ada typo, bilang ajj yh, ntar kalo ga mager ak koreksi.

_____________________

Renjun mengangguk, mempersilahkan Jeno untuk menjelaskan semuanya.

Masih dengan posisinya yang berlutut di depan Renjun, senyum lembut terbit di bibir Jeno.

"Aku menikahimu, karena aku benar-benar mencintaimu, aku menyukaimu, sejak kapan? Aku pun sudah lupa sejak kapan aku bisa jatuh hati padamu."

"Yang Mulia berkata seakan kita pernah bertemu sebelumnya."

"Mungkin? Atau hanya aku saja yang pernah melihat seorang anak laki-laki dengan mata berbinar, menyorot penuh kagum ke arah kembang api sambil berdiri di tengah-tengah kerumunan orang."

Renjun mengerutkan dahinya, dia jarang keluar rumah, tapi dia ingat dia pernah datang ke festival wilayah Utara beberapa kali—mengingat, kembang api hanya ada saat festival.

Itu pun pasti sudah lama, saat kedua orang tuanya masih ada dulu. Karena setelah mereka maninggal, kegiatan Renjun di luar mansion bisa dihitung jari.

"Yang Mulia pernah bertemu saya?"

Tangan Jeno terulur untuk mengelus pipi kiri Renjun. Lalu dia mengangguk sebagai jawaban.

"Aku tidak pernah tau, kalau mata serupa rubah milikmu, benar-benar bisa memikat hati seseorang."

Jeno kira, Renjun akan terlihat tersipu saat mendengar pujiannya, tapi wajah mungil itu tak memberikan ekspresi selain wajah serius yang terlampau tenang saat ini.

Sang Grand Duke terdiam beberapa saat, sepertinya Renjun benar-benar marah sekarang, lelaki itu konsisten pada situasi.

Jujur, Jeno akan lebih baik dapat makian dari pada tatapan mengintimidasi itu.

"Benarkah Yang Mulia pernah bertemu saya?"

Jeno mendengus pelan dengan sudut bibir yang tertarik sedikit, "iya, untuk apa aku bohong."

"Sejak itu Anda mulai menyukai saya?"

"Sudah kubilang, aku tidak tau pasti, kapan aku menyukaimu."

Percakapan mereka terjeda beberapa saat, wajah Renjun seakan memberi isyarat kalau lelaki itu ingin mempercayai pernyataan Jeno.

"Baiklah, saya percaya. Terima kasih karena Yang Mulia masih tetap menyukai saya sampai sekarang, saya harap rasa itu tetap ada sampai kapan pun. Karena saya, baru bisa mulai membalas perasaan Anda sekarang."

Harusnya, tugas untuk membuat berdebar itu adalah tugas Jeno dan yang harusnya berdebar itu adalah Renjun.

Tapi sekarang malah kebalikannya, tanpa sadar, Jeno dibuat tercekat dengan kalimat Renjun dan jantungnya mulai berdetak dengan cepat.

"Iya, tentu saja." Bahkan, hanya itu yang bisa Jeno beri sebagai jawaban.

"Sekarang, saya menunggu penjelasan Anda tentang Wish, kenapa Anda menyembunyikan fakta besar itu kepada saya? Istri Anda."

Jeno berdeham pelan mendengar penekanan dari kalimat Renjun, seumur-umur dia tidak pernah merasa tertekan karena orang lain, tapi hari ini Renjun berhasil melakukan itu.

Harusnya wajar kan? Renjun memiliki darah clan Emire, Jeno tidak bisa menampik fakta itu sebagai seorang keturunan Oliver.

Walau begitu, bukan berarti Jeno akan menjauh dari Renjun.

[ON HOLD] - MY GRAND DUKE [NOREN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang