Watak Dendam Piranha
—Mahveen AisyPaksa bhamanya tenggelam, hingga dendam menggumpal dan tersangkut pada jaring, kail, peredam gebuan hawa nafsunya.
Ingkarkan lingkar ekosistem kehidupan, menghancurkan rantai yang seharusnya berputar sempurna.
Raba-rubu, semua sangat 'tak terkendali, ego kendalikan banyak hal, pun kita sadari buruknya.
Aku, terdiam meratap siksa seganas piranha, bergumam rancu dalam lubuk jiwaku.
Nada-nadanya tampak sangat kalut, kekacauan ini sangat sukar diselesaikan, kami tertahan, dan terpasung dalam zona buruk.
Hanyalah sebab dendam ciptakan akibat lugas, tanpa tuntas, dan buatnya berantas kemanusiaan.
Anak kecil pun meraba hal sama, dendam ganas lebih buruk dari piranha memburu mangsa.
1/1/23
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Berdansa.
PuisiHanya sekumpulan puisi gabut. Karya yang masih perlu banyak revisi, baik dari tata penulisan, salah ketik, dan lainnya. ~ sebelum mulai membacaku, simak sebentar sedikit cara untuk menikmatiku ... baca aku dengan keadaan apa pun, ikuti kata hatimu...