#11

0 0 0
                                    

DUAR KETEMU LAGI SAMA SAA WKWK,

Udah siap baca ceritanyaa?
Sebelum itu klik bintangnya duls yaw😉

Udah? Maaci n hppy reading guys












Ceklek

Fasya keluar dari dalam rumah menemui Gavin yang sudah menunggu didepan pintu.
Pria itu terpana kala melihat sang gadis yang sangat berbeda dari biasanya.

Gavin tak berkedip, bukannya senang Fasya malah merasa semakin tak percaya diri dengan penampilannya,
"K-kenapa Vin aneh ya?"

"Enggak, ayo udah siap?"

Fasya mengangguk sebagai jawaban.
Mereka berdua jalan beriringan, lalu Gavin membuka kan pintu mobil untuk Fasya,
"You look so pretty" Bisiknya,
Pria itu terkekeh melihat ekspresi Fasya setelah dirinya mengatakan hal itu. Tak mau berlama, Gavin menutup pintu dan bergegas menyusul agar mereka cepat sampai karena keluarganya sudah menunggu dirumah.

Selama perjalanan tangan Fasya menjadi dingin, bukan karena ac namun entah kenapa ia merasa semakin gugup, terus memikirkan bagaimana nanti harus bersikap didepan keluarganya Gavin.

"Tenang Sya, ekspresi lo keliatan banget tegangnya"

"Hah? Iyah, masa gue gak bawa apa-apa si?"

"Gausah, nanti kapan-kapan lagi aja kalo kesana, papah juga gasuka kalo ngerepotin orang"

Tak terasa akhirnya mereka berdua sampai di pelataran rumah Gavin.

Fasya merasa terhipnotis melihat hunian dua lantai sebagus itu, tentunya sangat berbeda dengan rumah miliknya.

"Yuk," Gavin mengulurkan tangannya pada Fasya,
Gadis itu sampai tak sadar jika Gavin terus menggandengnya sampai mereka masuk didalam rumah.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam, ooo ini Vin yang namanya Fasya"
Ucap mamah Gavin yang terlihat sangat sumringah,

Fasya menunduk sopan sembari tersenyum manis lalu menyalimi wanita tersebut,
"Iya tante,"

"Masya allah cantik nyaa" Wanita yang bernama Citra mengelus pipi Fasya bak anaknya sendiri,

"Ayo ayo sayang masuk," Citra menggandeng Fasya dengan sangat antusias,

"Tadaa ini pah calon mantu kita hahahah,"

"Sst mamah ni apasih liat tu Fasya jadi kaget" Ucap pria yang bernama Hermawan sembari menyalimi Fasya.

Fasya terkejut dengan perkataan Citra, ia terkekeh dalam hati. Sekarang ia tahu kenapa Gavin selalu saja bicara blak-blak an padanya.

"Sini duduk sayang," Ucap Citra,

Melihat mamah nya yang sangat bersikap baik pada Fasya, Gavin merasa sangat senang akan hal itu
"Aku gak disuruh duduk nih"

"Oiya lupa anak mamah olololo"

Fasya tertawa melihat perlakuan Citra pada Gavin yang terlihat lucu baginya,

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam, nah ini nih yang ditunggu-tunggu"

Davina menyusul duduk dimeja makan bergabung bersama empat orang lainnya,
"Maaf telat dikit hihihi macet tadi"
"Wah, Fasya? Seriusan ini kamu? Cantik banget iii"

Semua orang tertawa namun Fasya hanya sedikit menundukan kepalanya tersipu malu, bisa dipastikan wajahnya memerah sekarang.
"Udah jangan digodain mulu Fasya nya," Ucap Gavin menengahi,

Kini mereka tengah menikmati masakan yang telah dibuat oleh Citra, ia sengaja mempersiapkan semua masakan itu karena mendengar teman anaknya akan datang kerumah, apalagi mendengar jika Fasya adalah alasan dibalik Gavin menjadi seseorang yang kembali periang seperti sekarang. Ternyata tak hanya sekedar omongan belakang, kini Citra bisa melihat wajah bahagia anaknya itu dengan jelas.

"Iya tante, Gavin suka maksa. Kalo misalkan aku gak mau ya dia gak mau tau intinya aku harus mau"

"Nah persis tu Sya kayak papah nya Gavin, dari dulu dia selalu gitu sama tante"

"Loh kok papah dibawa-bawa"

"Tapi bener kan pah?" Ujar Davina menggoda,

"Tapi Gavin selalu baik kok sama aku tante,"

"Serius Sya? Padahal kalo sama mamah dia baik kalo ada maunya doang loh"

"Ih mamah boong, jangan percaya"

"Paling dia nyari perhatian kamu Sya" Timpal Davina,

"Sirik aja lo kak, gue udah punya gandengan dong. Lo kapan?" Ledek Gavin membalas perkataan kakaknya,

"Idii gak iri. Gue si udah punya ya, tapi masih gue simpen dulu wle"

"Pret paling gak-"

"Mamah ih Gavin tuh,"

"Sstt udah-udah malu ada Fasya."

Fasya terkekeh, ia baru lihat sisi lain Davina sekarang yang biasanya selalu seperti wanita mandiri.
Ternyata suasana ini sangat berbanding terbalik dengan ketakutannya tadi, keluarga ini benar-benar menyambutnya dengan baik tanpa ada tembok pembatas.

"Fasya mau bilang makasi,"

Semua orang yang tadinya tertawa mendadak melihat Fasya,

"Om, tante, kak Davina, sama kamu Gavin. Fasya gak bisa bilang apa-apa lagi selain terimakasih,"
"Kalian semua bener-bener baik sama Fasya,"

Citra menggengam tangan Fasya dan memberinya senyuman manis,
"Tante tau kamu anak baik, mulai sekarang kamu udah kita anggap sebagai keluarga sendiri, jadi jangan perlu sungkan dan kalau misalkan kamu ngerasa sepi, dateng aja kesini nemenin tante. Soalnya tante juga sepi dirumah ini sendirian haha nanti tante ajarin masak, gimana mau?"

Fasya melirik kearah Gavin, pria itu mengangguk sebagai jawaban.
"Mau tante hihi"

"Bener tu, sering-sering main kesini Sya. Papah sampe ngira dia gay loh, dari dulu gak pernah bawa cewe kerumah soalnya,"

"Papah,"

"HAHAHAHAHAHAHAHHAHAHA"

Dan obrolan panjang terjadi disana, semua mereka bahas bahkan untuk topik yang terbilang sangat receh.












Holaaa welcome back 🎠
Hari ini agak dikit ya 🙀

Jumpe lagi di next chapter,

Peluk dari author (づ。◕‿‿◕。)づ

MalaiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang