#15

0 0 0
                                    

"Hah?!"

Davina mengernyit heran melihat raut Fasya,
"Kamu kenal sama dia?"

"O-oh dia temen eh kakaknya temen aku kak"
Davina mengangguk mengerti,

"Perasaan gua gak pernah tau lo punya mantan bentukan kayak dia kak" gumam Gavin yang hanya dibalas decakan oleh kakaknya,

Davina kembali menatap Reno, merasa heran mengapa pria itu mengetahui letak usahanya.
"Kok kamu tau Cafe aku disini?"

Reno berdeham menetralkan rasa terkejutnya, tujuannya kesini sebenarnya untuk menemui Fasya. Darimana ia tahu letaknya? Ya Cleo lah yang memberitahunya.
"Saya mau menemui Fasya"

Davina mengangkat kedua alis tebalnya, apakah sedekat itu Reno dengan Fasya?

"O-oh,"

Reno menghampiri Fasya, kemudian menggenggam telapak tangan gadis itu.
"Ikut saya"

Gavin dibuat mendelik melihatnya, ia mencekal lengan kanan Fasya
"Punya gua, mau lo bawa kemana?" Tanya Gavin dengan nada menantang.

Tanpa menjawab, Reno menatap manik mata Fasya. Dan seolah mengerti dengan bahasa gaib pria itu, Fasya menunjukan ekspresi memohonnya pada Gavin.

Dengan tatapan selidik yang kentara Gavin melepaskan cekalannya,
"Lo utang penjelasan sama gua Sya"

"Iy-"
Belum menyelesaikan perkataanya, Fasya sudah ditarik keluar oleh Reno.

"FASYA PAMIT DULU KAK MAKASIII, ssh aduh aduh sakit ih"

Davina menatap nanar kepergian Reno dengan perempuan yang sudah ia anggap adiknya sendiri. Begitu pula Gavin yang mengerang tertahan, tak ada yang boleh menyentuh wanitanya selain dirinya,
"Shit, cewe gua dibawa om-om. Katanya dia cowo lo, gimana sih kak?! Kok dia malah nyulik Fasya?!"

"Mantan." Singkat Davina laku pergi meninggalkan adiknya,

Gavin memutar bola matanya malas,
"Iya dah iya mantan yang terbakar api cemburu melihat dia bersama yang lain"

"Gausah bacot"

Gavin terkejut mendengar kata keramat yang baru pertama kalinya keluar dari mulut kakaknya itu.
"Istighfar lo kak"

"Buru ih, mau gue kunciin didalem?"

"Ck sabar napa sih ah, marah-marah mulu hobi lo"

~~~~~~~•~~~~~~~


"Maaf,"

"Hm"

"Marah?"

"Menurut kakak?!"

"Kan udah minta maaf, sakit?"

"Gak sakit. Cuma kek ngerasa gak sopan aja sama kak Davina"

"Maaf"

Melihat wajah Reno membuat Fasya tak enak hati, dan kenapa sepertinya pria itu lemas tak bertenaga?
"Kak masuk yu, gerimis anginnya kenceng"

Reno hanya mengangguk, segera Fasya membuka kunci pintu rumahnya. Perasaanya tenang, untunglah tadi pagi ia sudah merapikan huniannya itu.
"Duduk dulu kak"

"Saya mau sholat"

"H-hah? Kakak sholat?" Tanya Fasya yang merasa heran, padahal kan yang ia tahu Cleo memeluk agama kristen,

"Menurut kamu seorang muslim gak boleh sholat?"

"O-oh, dibelakang kak tempat wudhunya"

"Kamu udah sholat?"

MalaiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang