#2

0 0 0
                                    

'Tapi aku bersyukur, karena Tuhan selalu mendatangkan orang-orang baik disekelilingku,'



"Oke anak-anak karena minggu depan kita sudah mulai ujian kelulusan sekolah, jadi ibu harap minggu ini kalian serius dalam belajar. Ibu juga berharap yang terbaik untuk kalian, dan jangan lupa berdo'a semoga nanti kalian lulus dengan nilai yang memuaskan."

"Baik bu, aamiin"

"Karena jam pelajaran ibu sudah selesai, ibu akhiri Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh"

"Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh, terimakasih bu Nindi..."

"Sama-sama"

Tepat setelah bu Nindi keluar, bel pertanda jam istirahat berbunyi. Siswa XII IPS 3 berhamburan keluar kelas menuju tempat pengisian Bahan Bakar Manusia, yap alias kantin.
Suara gaduh, teriakan bendahara menagih uang kas yang menggelegar diseluruh penjuru kelas, gelak tawa dari pasangan bucin kelas, dan lain sebagainya yang memekikkan telinga. Fyuh, namun suasana inilah yang akan kita rindukan setelah lulus nanti.
Semua siswa terlihat riang seperti tak ada beban, namun terkecuali seorang gadis yang kini masih betah duduk dikursinya sembari menopang dagu.

"Sya"
Panggil seorang gadis ber name tag Gabriella Cleo Angeline sembari menepuk pundak orang yang dipanggilnya,

"Hm"

"Tumben kusut amat tu muka, mau kantin gak?"

"Mm nggak dulu deh, lo aja duluan sana"

"Lo kenapa sih?" Tanya Cleo sembari mengangkat sebelah alisnya,

"Gapapa"

"Ya ampun Aulia Fasya Cahyuningtyas plis deh kita tu udah sahabatan dari jaman TK waktu kita sama-sama masih suka boker di celana, dan sekarang lo masih nggak mau cerita masalah lo sama gu- mmpph"

Fasya mendelik mendengar perkataan sahabatnya, tangannya yang gatal langsung membekap mulut Cleo,
"Sst sst sstt bisa pelanin dikit gak sih suara lo! Plis ya jangan bahas masalah boker di celana lagi, nggak malu apa di denger banyak orang"

"Loh loh loh, kan emang faktanya seperti itu ndoro ayu. Lagian lo juga, ada masalah apa si emangnya?"

Tanpa menjawab, Cleo langsung mengerti dari perubahan ekspresi Fasya,

"Jangan-jangan...."
Cleo memicingkan matanya, kemudian semakin mendekatkan kursi pada Fasya,

"Dia ke rumah lo lagi ya? Omo! Kepala lo benjol, dikit si tapi, sakit gak?"

Fasya tersenyum hambar tak tahu harus menjawab apa,

"Heiii Sya, jangan sedih gitu dong"
Ucap Cleo menenangkan sahabatnya sembari merengkuh pundak Fasya,

"Udah nggak usah dipikirin. Nggak papa masih ada gue kok, sahabat lo yang cantik jelita nan seksoi bak keylie jenner yang siap sedia kapan saja 24 jam nonstop membantu engkau wahai anak muda"

"Paan sih gaje"

"HAHAHAHA nah gitu dong senyum, kan cantik nya keluar, ya walaupun masih cantikan gue si yah"

"Najong lu"

"PPFFTT dah ah yu capcus kantin"
Cleo mulai bangkit dari duduknya dan menggandeng tangan Fasya, namun yang digandeng malah enggan untuk berdiri,

"Gue traktir coy mumpung neng Cleo lagi baik nih, soalnya semalem gue mimpi bulan madu sama abang haechan di Paris" ujar Cleo sembari senyum-senyum sendiri mengingat mimpinya semalam,

"Nggak enak sama lo"

"Ck kayak sama siapa aja si lo, buruan ayooo"

Dan berakhirlah upin&ipin itu duduk di meja kantin sekarang. Fasya memang sangat beruntung memiliki sahabat seperti Cleo, Cleo tak pernah mempermasalahkan bagaimana latar belakang kehidupan pribadinya.
Namun disamping itu, Cleo juga sangat amat beruntung dipertemukan dengan Fasya, Fasya yang selalu mendengar keluh kesahnya, selalu faham dengan kondisinya, dan selalu menyayanginya seperti saudara sendiri.

MalaiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang