15. Dinner

183 22 1
                                    

Soobin's pov :

Aku menatap berbagai hidangan mewah di hadapanku dengan tanpa nafsu. Entah mengapa, firasatku terasa tidak enak. Ini pertama kalinya Appa Joon mengajakku untuk makan malam bersama dengan salah satu rekan bisnisnya. Sebenarnya, ia juga mengajak Jungkook hyung dan Appa Jin. Namun, kebetulan keduanya sedang memiliki acara masing-masing sehingga tidak bisa ikut serta.

Aku merasa bahwa hal ini begitu janggal. Apalagi ketika Pa' Joon mengatakan bahwa ia ingin membuat makan malam ini terkesan kekeluargaan.

Kekeluargaan? Dengan orang asing?

"Maaf atas keterlambatan kami, Tuan Namjoon." Ujar seorang pria paruh baya yang baru saja datang. Jika dilihat dari logat bicaranya, sepertinya ia bukanlah orang Korea. "Lalu lintas di kota Seoul malam ini padat sekali."

Pa' Joon segera bangkit berdiri untuk menjabat tangan orang itu. "Tidak apa-apa, Tuan Zhu. Saya mengerti."

"Ah, ini istriku, Lily. Dan ini putri sematawayangku, Stephie."

Barulah aku menyadari bahwa pria itu tidak datang sendirian. Ia datang bersama seorang wanita paruh baya dan seorang remaja perempuan yang sepertinya pernah kulihat sebelumnya entah di mana.

Pa' Joon berdeham. Aku segera menyadari bahwa ia memberikan isyarat padaku agar ikut berdiri bersamanya. "Ini putra bungsuku, Kim Soobin."

Aku segera membungkukkan badanku 45 derajat.

"Aku sudah pernah bertemu dengan Soobin sebelumnya." Ujar putri Tuan Zhu. "Waktu itu kita bertemu di after party dari event fashion show brand Fairy. Kau ingat aku, kan?"

Aku mengerutkan alisku. "Entahlah."

Pa' Joon berdeham. "Sebaiknya kita duduk saja terlebih dahulu."

"Oh, tentu saja."

Acara makan malam itu berlangsung dengan membosankan. Aku sama sekali tidak tertarik untuk menimbrung ke dalam obrolan mereka.

"Kudengar Soobin peringkat pertama di sekolahnya. Apakah itu benar?" Tanya Tuan Zhu.

Aku melirik ke arah Appa Joon sembari menunggu jawaban yang akan ia ucapan. Aku tertegun ketika melihatnya tersenyum bangga.

"Itu benar. Soobin adalah anak yang cerdas. Ia tidak pernah melewatkan waktu belajarnya." Tutur Pa' Joon.

Entah mengapa, aku merasa begitu senang mendengarnya. Rasanya semua kerja kerasku terbayar karena bisa menjadi anak yang membanggakan untuk Appa Joon.

"Luar biasa! Kau pasti mendidiknya dengan sangat baik."

Hening.

"Kurasa... mungkin kau benar. Ahem. Jadi..."

Aku mengedarkan pandangan dan secara tak sengaja netraku bertemu dengan putri Tuan Zhu. Barulah aku menyadari bahwa sedari tadi, gadis itu menatapku secara terang-terangan.

"Jadi, bagaimana dengan rencana perjodohan ini?"

Pertanyaan itu terdengar begitu jelas dan refleks membuatku meletakkan alat makan dengan sedikit membantingnya.

Apa-apaan ini? Aku bahkan tidak tahu menahu tujuan sebenarnya dari acara makan malam ini.

"Itu tergantung dari yang bersangkutan." Appa Joon menepuk bahuku pelan. "Bagaimana menurutmu, Soobin? Apa pendapatmu jika kau dan Stephie Zhu bertunangan bulan depan?"

Bulan depan?!

Aku menatap Pa' Joon dengan tatapan yang menuntut penjelasan. Namun, sepertinya percuma saja karena ia terlebih dahulu melepas kontak mata kami.

Golden Spoon | BTXT [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang