Hari Minggu yang cerah ini mereka semua berkumpul seperti biasa di rumah Didit dan bermain berbagai macam game.tapi Alvaro merasa hal aneh dari didit yang tidak seperti biasanya didit hari ini sepertinya sedang tidak baik-baik saja,muka nya sangat pucat dan tidak ada semangat sedikitpun.
"Lo kenapa lagi sakit?".tanya Alvaro kepada Didit yang sedari tadi hanya diam dan melihat sahabat-sahabat nya bermain.
didit termenung dalam pikiran nya sendiri."cie perhatian nih sama gue"ucap Didit sambil tertawa.dan membuat Alvaro geli mendengarkan Nya.
"Gue ga mau bercanda jawab serius".ujar Alvaro kepada Didit.
"Iya iya gue gapapa, emang gue kenapa?".ujar Didit kepada Alvaro dan balik menanya kepada Alvaro.
"Kaya lagi nyembunyi in sesuatu dari gue biasa nya juga Lo cerita sama gue, emang Lo lagi ada masalah?". tanya Alvaro lagi kepada Didit.
"Nggak gue gakpapa".ujar Didit penuh keyakinan.ia tidak ingin menceritakan ini kepada Alvaro atau yang lain nya Didit hanya tidak ingin menambah beban mereka kepada kedua orang tuanya saja Didit tidak akan memberi tau.karna bagi nya ini tidak terlalu penting krna penyakit ini mematikan jika diobat tidak akan pernah sembuh.
"Ya udah kalo gitu". ucap Alvaro percaya.
Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat dan mereka semua sudah bermain banyak game dan cemilan.sekarang ruang tamu yang begitu bersih sudah berantakan karena ulah sahabat-sahabat nya."rumah gue jadi berantakan karena kalian semua,kan kasian embak yang bersihin rumah gue".ucap Didit kepada mereka.
"Gapapa den nanti embak bersihin".ucap embak kepada Didit dia memang tau jika anak majikannya ini sangat baik dan begitu pengertian dengan sesama.
"Maaf ya embak karna kita rumah nya jadi berantakan".ucap cila dan Ara yang merasa bersalah karena sudah berantak kini rumah nya.
"Iya gapapa kan kerjaan embak emang bersihin rumah". ujar embak kepada cila dan Ara.
"Tuh dengerin kata Didit jangan berantak kin rumah nya mulu kasian embak nya capek bersihin karena kalian". ujar Dafi dan arga kepada cila dan Ara.alvaro hanya diam dia terlalu malas untuk ikut berbicara.
"Kita pulang atau mau kerumah Anggita dulu"ucap cila kepada semuanya.mungkin Didit mau kerumah anggita.ucap Dafi dan arga.
Didit terdiam sejenak"kaya nya gue nggak dulu deh soalnya ada urusan lain". ucapnya kepada semua. Mereka semua cukup kaget dengan apa yang Didit ucap kan biasa urusan yang lebih penting adalah bertemu dengan seorang Anggita perempuan yang selalu ia pikirkan."Lo yakin ada hal yang lebih penting". ucap Alvaro kepada Didit.
"Iya yakin".
"Yaudh kita pamit ya"ucap mereka bersamaan berlalu pergi.didit segera memakai sepatu dan mulai melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
"Itu Didit mau kemana?". tanya nya bingung kepada diri sendiri.alvaro mengikuti Didit dari belakang.
"Rumah sakit ini lagi?".ia semakin bingung ada apa dengan Didit kenapa ia selalu melihat didit ada di rumah sakit ini.
Didit segera turun dari motor nya iya segera berjalan menuju pintu masuk.
"Lo ngapain di rumah sakit?". tanya seseorang dari belakang.
Didit terdiam ia seperti kenal dengan suara ini, Alvaro ucap nya dalam hati segera ia melihat kebelakang seperti dugaan nya emang benar"Lo ngikutin gue ya?". tanya Didit
"Ga usah ngalihin pembicaraan jawab yang gue tanya tadi Lo kenapa?". ucap Alvaro dingin
"Sakit". jawab nya jujur.ternyata benar Didit sakit dan tidak ingin memberitahu kepada nya"sakit apa, kenapa ga ngasih tau gue?".ujar Alvaro kepada nya.
Gue cerita tapi ga di sini ya ayok kita cari tempat lain buat gue ceritain semuanya sama Lo.alvaro segera mengikuti Didit."di sini aja gimana?".ujar Didit dengan nada lelah.
"Ceritain Lo kenapa dan apa yang Lo sembunyin dari gue".ucap nya dingin dan penuh penekanan.
Didit segera mengeluarkan amplop dan lalu memberikan nya kepada Alvaro untuk melihat nya"lo bohong kan mana mungkin lo sakit ini?".tanya kepada Didit penuh penekanan.
"Buat apa gue bohongin lo va buat apa?ga ada orang yang mau sakit kaya gitu apa lagi gue va"ucap nya lelah.
Alvaro kehabisan kata-kata ia seperti tidak tau ingin berkata apa lagi dia cukup tidak percaya dengan ini semua."lo pasti bisa lewatin ini ,gue bakal selalu nemenin lo gue janji".ucap Alvaro dengan Didit.
"Gue usah ya tapi kalo gue udah ga bisa usah buat sehat lagi Lo harus janji ya bakal jagain Anggita sama yang lain jangan sampe mereka di sakitin sema orang lain,dan gue minta sama lo jangan pernah kasih tau tentang penyakit gue sama orang tua gue atau yang lain cukup Lo aja va yang tau selebihnya jangan".ucap nya kepada Alvaro memohon.
"Kenapa orang tua lo ga boleh tau harus nya mereka harus tau tentang penyakit lo, penyakit lo bukan main-main ini tentang nyawa".ucap Alvaro.
Didit tau tentang itu semua tapi ia tidak ingin memberitahu orang tua nya"gue tau tapi buat apa gue ngasih tau itu semua sama nyokap bokap gue buat apa va mereka sibuk sama kegiatan mereka sendiri buat apa ga ada guna nya va". ucap nya lelah dengan semua ini.
Alvaro terdiam sejenak setelah mendengar semua tentang apa yang Didit ucapkan"tapi lo harus janji sama gue kalo lo kuat dan bisa lewatin ini semua".sembil melihat kearah Didit .
"Gue ga bisa janji va".ucap nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Didit and Home Coming
Genç Kurgu"Ga usah bohong kalo cemburu bilang aja lagian,kita berhak kok cemburu liat orang yang kita suka lagi asik sama yang lain". "Udah lah bodoh amat mau cemburu kek mau apa kek bukan urusan gue juga". "Ye gitu banget jawab nya". "Bawel Lo dit".cila teru...