17-es batu kenapa

1 2 0
                                    

Sekolah pagi hari ini masih sangat sepi, entah lah atau mungkin didit yang datang terlalu cepat."dit ga biasa nya Lo Dateng sepagi ini"tanya Ara, pertanyaan itu sontak membuat didit hampir tertawa.

"Ra kaya nya yang harus nanya itu gue, Lo ngapain Dateng sepagi ini kesambet apaan Lo Ra?"tanya didit.

"Gue mah serba salah dit, Dateng cepet di bilang kesambet gue telat di bilang ga disipilin,mau lo apaan dah dit?"tanya nya kesal. Jawaban itu membuat didit tertawa puas.

"Iya deh yang mau rajin hari ini doang tapi hahaha"tawa didit pecah seketika.

"Kesel gue sma lo dit".ucapnya kepada didit.

"Hehehee,maafin ya".ucapnya kepada ara.

Mata didit kini hanya tertuju pada alvaro sahabatnya, yang sedang duduk di bawah pohon beras itu entah lh apa yang sedang dia pikir kan.

"Gue kesana aja deh nanya in si es batu kenapa".

"Lo kenapa va?ada masalah?"tanya nya.

Alvaro tetap diam dan tidak berniat untuk menjawab sama sekali.

"Malah diem aja nih batu".ucapnya pelan yang masih bisa di dengar oleh alvaro.

"Gue ga ada masalah dit".jawab nya datar.didit tau betul alvaro itu seperti apa alvaro itu anak nya memang sulit untuk berbagi cerita walaupun dia sudah sangat dekat,kalo kata nya si nambahin beban orang lain aja .

"Va gue sahabat lo masa,lo masih ga mau cerita sama gue".ucap didit.

Gue cerita in ,denger in gue ga mau ngulangin cerita nya."gue capek dit di paksa buat jadi yang lebih baik dari pada arga,gue ga bisa dit dituntut buat jadi yang sempurna gue juga manusia bukan boneka .tapi bokap gue selalu aja tuntut gue buat jadi yang lebih baik".ucap alvaro yang sedari tadi lelah dengan semua ini.

Didit tau bagaimana perasan alvaro saat ini"lo udah baik va lo udah lebih dari cukup.lo gak bakal bisa jadi arga karna lo alvaro bukan arga."ucap didit untuk membuat sahabat nya lebih tenang.

"Gue tau dit Arga itu sempurna sedang kan gue,jauh banget beda nya sama dia."ucap Alvaro. Sungguh Didit sangat iba dengan apa yang terjadi dengan sahabat nya ini.

Didit sekilas melihat alvaro lalu kembali melihat kearah langit."gak ada manusia yang sempurna va,Lo pinter Arga juga Lo juara karate Arga juga bahkan Lo sama Arga ,sama aja ga ada yang berbeda".ucap didit

*****
"Lo pulang sekolah,gak langsung pulang ke rumah?"tanya Arga.

"Gak,gue sama didit". ucap Alvaro singkat lalu langsung meninggalkan Arga sendiri karna Alvaro sedang tidak mau berdebat dengan Arga saat ini.

Malam ini Alvaro pergi ke rumah didit tapi dia tidak melihat keberadaan sahabat nya itu. Mungkin Didit pergi untuk menemui Anggita
Sudah 15 menit Alvaro menunggu Didit yang tak kunjung kembali.

"Dari mana aja Lo".tanya Alvaro

Alvaro sedikit bingung ada apa dengan sahabat dan sekaligus sepupu nya ini tidak seperti biasanya dia seperti ini.

"Panti asuhan cahaya". jawab nya

Alvaro tau jika didit sedang sedih dan seperti nya dia juga mau bercerita"Lo ga mau cerita".tanya Alvaro

Jujur didit sangat senang mempunyai sahabat seperti Alvaro walaupun Alvaro dingin dan jarang sekali berbicara kepadanya,tapi dia sangat peka dengan keadaan Nya"gue sedih va gue selalu kesepian kalau di rumah sendiri Lo tau kan mama papa gue sibuk gak akan ada waktu buat gue kumpul bareng mereka gue gak pernah marah sama mereka tapi bisa gak sekali aja mereka ada waktu sama gue,dan karna itu gue milih buat ke panti asuhan cahaya buat main sama anak-anak di sana.walaupun bahagia gue sederhana tapi mimpi gue buat kumpul dan cerita sama mama papa itu nyata va".ucapnya kepada Alvaro jelas.

"Lo anak baik dit pasti mimpi Lo bakalan jadi nyata".ucapnya kepada didit.

"Semoga ya va, kalau gue masih hidup si hehehe". ucapnya lalu melanjutkan untuk menulis sebuah surat yang sedari lama dia pikirkan.

Refleks Alvaro sedikit bingung apa tujuan Didit berbicara seperti itu dengan nya."gak waras Lo". ucapnya murka.

"Hehehe bercanda doang va". ucapnya dengan senyum.

"Bercanda Lo gak lucu". ucapnya.lalu kembali diam.entahlah dia sedikit aneh dengan bercanda Didit. "Woi ngapain lo diem lagi tadi aja ngomong". ucapnya pada Alvaro.

Alvaro hanya diam dan berlalu pergi meninggalkan didit."Lo mau kemana va, aneh banget tuh anak".tanya nya kepada Alvaro yang semakin menjauh.









Didit and Home ComingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang