"Jujur sama aku, Ra! Apa bener anak kamu itu darah daging aku?! Apa bener Doyie itu anak aku?! HAH?!!!!"
Nara tak bisa menjawab apapun, dia hanya membisu di tempatnya berdiri.
"Jangan diem aja, Ra! JAWAB AKU!" Doyoung mengguncang bahu Nara dengan ke...
Annyeonghaseyo yeorobun, selamat datang di cerita pertama gw! Semoga kalian suka yaa ^,^
Jangan lupa follow dan kasih vote di tiap Chapter ♡♡♡ Kasih komen juga biar kita bisa ngobrol. Enjoy 😊😊😊😊😊
=========================================
Terkadang bagi sebagian orang, bersembunyi di balik topeng persahabatan adalah jalan terbaik untuk menjaga agar orang terkasihnya tidak pernah pergi.
Begitu juga dengan Jaehyun, entah sudah berapa lama dia bersembunyi, mungkin seumur hidupnya. Bagi Jaehyun, Nara adalah semestanya. Nara adalah satu-satunya wanita yang selalu dia lihat, satu-satunya wanita yang membuatnya jatuh cinta, lagi dan lagi. Dan tak pernah terbayangkan bagi Jaehyun, bagaimana hidupnya jika tanpa wanita itu.
El Nara, nama yang memiliki arti cahaya itu adalah sesuatu yang ingin selalu Jaehyun jaga nyalanya. Meski dia tak pernah bisa menjadi alasan cahaya itu bersinar, tapi setidaknya Jaehyun ingin selalu menjaga agar cahaya itu tak pernah redup.
Apa gw mati aja!
Jaehyun membaca sebuah pesan dari nomor yang dia namai 'My Universe'.
To My Universe: Perlu gue beliin racun?
Pesan terkirim.
From My Universe: YA!!!!!!! 🤬🤬🤬🤬🤬
Jaehyun turun dari mobil sambil tertawa geli. Dia baru saja pulang dari studio latihan, dan bukannya masuk ke rumah, dia justru lurus menuju lantai tiga.
Seperti biasa, Jaehyun memencet bell dengan sopan. Tentu saja Nara tak mau repot-repot karena tahu Jaehyun bisa membuka pintu sendiri.
"Gimana?? Apa mau cari gedung yang tinggi buat lompat?" Jaehyun menggoda Nara setelah masuk rumah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nara yang terlihat berantakan menatapnya sinis. Dia duduk di lantai antara sofa dan meja dengan banyak kertas berserakan. Wanita ini sedang berjuang memperbaiki tesisnya, namun dia sudah menemukan jalan buntu. Rambutnya yang terikat asal-asalan menandakan bahwa dia sudah tidak dapat berpikir lagi.
Jaehyun duduk di sofa sambil mengamati kertas-kertas di meja.
"Kenapa revisi lagi?"
"Tau ih! Katanya masih kurang detail, udah buntu gue mau sedetail apa lagi!"
Nara yang putus asa merebahkan kepalanya di meja.
"Kenapa gue harus susah-susah mikir coba? Ujung ujungnya juga gue ngurusin hotel! Ngapain gue pusing-pusing kaya gini!"
"Dulu aja elo yang ngeyel mau nerusin S2! Giliran susah aja, nyesel!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.