Prolog

6.3K 555 74
                                    

Happy reading! Vote and commentnya biar gue cemungut, hehe😗

***

Seperti biasa, Nasya pulang terlambat. Saat ini di kelasnya hanya ada dirinya dan Sean—si anak pindahan.

Nasya tengah melamun, menatap rintik hujan dari balik jendela kelas. Memiliki ruang kelas yang berada di lantai dua membuat Nasya semakin senang saat menatap rintik hujan yang turun ke bawah.

Lamunan Nasya selalu terisi tentang Sagara. Mengingat kenangan satu tahun yang lalu bersama sang mantan kekasih.

Sedang asyik melamun, tiba-tiba terdengar suara yang begitu mengganggu di telinga Nasya.

You have slain an enemy! Double kill! Triple kill!

Bibir Nasya mengerucut sebal. Ia menoleh ke belakang, terlihat Sean yang duduk di bangku paling belakang sedang asyik bermain game di ponselnya.

Nasya tak menyukai Sean. Wajah cowok itu memang tampan, tetapi kelakuannya tidak tampan menurutnya.

“Bisa lo kecilin suaranya?” tanya Nasya yang benar-benar terganggu.

Sean yang mendengar suara Nasya langsung mendongak. Bukannya mengecilkan suara di ponselnya, cowok itu langsung keluar dari game lalu meletakkan ponsel ke atas meja.

“Wow, akhirnya lo ngomong sama gue,” kaget Sean dengan mata berbinar saat menatap Nasya.

Sejak Sean pindah dan masuk ke kelas Nasya, ia selalu berusaha mengajak Nasya bicara, tetapi tak pernah mendapatkan tanggapan. Baru kali ini Nasya bicara padanya, karena itulah ia sungguh kaget.

Nasya tak menggubris keterkejutan Sean. Suasana yang tenang membuatnya kembali menatap hujan dari balik jendela.

Tanpa Nasya sadari, Sean belum melepaskan pandangannya dari gadis itu. Senyum ramah dan cengiran khas yang biasanya cowok itu tampilkan kini luntur dan berganti dengan raut datar.

Sean menatap Nasya dengan lekat. Sepertinya ia tahu apa yang tengah Nasya pikirkan. Sebab, ia tahu banyak hal tentang Nasya, tanpa gadis itu ketahui.

Puas melamun, Nasya menatap jam tangannya yang menunjukkan pukul lima sore. Ia mengemas buku dan alat tulisnya ke dalam tas, kemudian beranjak keluar dari ruang kelas.

Melihat Nasya pergi, Sean ikut-ikutan. Cowok itu buru-buru mengemas barang-barangnya lalu menyusul Nasya keluar kelas.

Namun, Sean tak menyejajari langkahnya dengan Nasya, ia berjalan di belakang Nasya sambil mengamati gadis itu yang turun dari tangga di lantai dua.

Tiba di lantai satu, Nasya mendongak, menatap rintik hujan yang masih mengguyur kota dengan derasnya.

Ketika Nasya berniat lari ke arah gerbang sekolah, tiba-tiba tangannya ditahan oleh seseorang.

Nasya menoleh, ia terbelalak melihat Sean memegang pergelangan tangannya.

“Hujan, jangan nekat nerobos. gue bawa payung, lo bisa nebeng.”

Nasya tak terfokuskan pada ucapan Sean, saat ini fokusnya justru tertuju pada pergelangan tangannya yang digenggam oleh Sean.

Bola mata Nasya membulat sempurna saat menyadari sesuatu. Ia tak bisa melihat masa depan Sean, padahal saat ini kulitnya bersentuhan dengan Sean.

“Kenapa? Lo nggak bisa lihat masa depan gue?”

Nasya tertegun mendapatkan pertanyaan itu. Ia langsung mendongak dan menatap Sean dengan raut kaget. Bagaimana bisa lelaki itu tahu tentang kemampuannya melihat masa depan orang lain?!

“Gue tahu banyak hal tentang lo, Nasya,” bisik lelaki itu di telinga Nasya, kemudian dengan lancangnya mengecup kulit leher Nasya.

Sudah sejak lama Nasya menarik perhatian Sean. Mungkin Nasya baru mengenal Sean saat pindah ke sekolah ini. Namun, tidak bagi Sean yang sudah mengetahui banyak hal tentang Nasya sejak satu tahun yang lalu.

“L-lo!” pekik Nasya yang langsung bergerak menjauh sembari memegang lehernya.

“Gue suka wangi lo. Boleh cium lagi nggak?” tanya Sean dengan senyum terulas.

“D-dasar gila!”

Dengan pipi bersemu merah dan mata melotot marah, Nasya langsung kabur, berlari cepat menerobos hujan.

Sean tertawa gemas melihat reaksi Nasya. Kalau tahu reaksinya akan semenggemaskan ini di matanya, tadi ia cium saja bibirnya.

***

Sean nakalll, ayo timpuk pake sandal🤣

Sean ini siapa ya? Kok katanya tau banyak hal tentang Nasya? Entar bakal terbongkar di bab-bab selanjutnya😗

Cerita ini akan gue bikin lebih manis, nggak terlalu sedih kayak His Future. Di sini gue mau bikin Nasya bahagia, jadi akan happy ending😌

Kalau kalian suka karakter cowok yang muka dua. Di satu sisi kelihatan ceria dan humoris, tapi di sisi lain bisa serius banget dan cukup misterius, ini bacaan yang tepat😁

Tokoh cowok di sini lebih kuat dari segi mental daripada Sagara, dan ... ada sesuatu, entar deh baca aja🙃

Tes ombak dulu ya, bestie. Kalau rame langsung lanjut besok, kalau sepi tergantung entar gimana😗

Sampai jumpa di bab satu😍🙌

(Visual & profil tokoh akan gue taruh di bab 1).

(Rate cerita ini 18+. Read with caution untuk beberapa babnya nanti).

Follow:
Wp: ainjae_teenfic
Ig: ainjae_wattpad

5 Januari 2023

Salam sayang,
Ai

His Hug (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang