Warning! Ada bab yang mengandung konten 18+. Read with caution.
Happy reading! Vommentnya gaes✨
***
“Gue juga minta maaf, gue nggak berhentiin lo,” ujar Nasya.
“Tetep aja gue yang salah,” ngotot Sean.
Mereka terdiam. Sean masih sibuk membenahi pakaian atas Nasya yang tadi sempat dinaikkannya. Setelah selesai, ia terkejut melihat jarak wajahnya yang begitu dekat dengan Nasya.
“Na, ini bahaya banget!” seru Sean sambil bergerak menjauh dari Nasya.
Nasya mengernyit. “Apanya yang bahaya?”
“Deket-deket sama lo.”
Nasya tertegun mendengar ucapan Sean yang begitu jujur.
“Jangan sentuhan dulu sama gue,” ujar Sean.
“Kalau gini doang, nggak boleh?” tanya Nasya sambil memegang tangan Sean.
“Nggak! Ini nggak boleh!”
Nasya tersenyum singkat, gadis itu malah punya ide jahil. Tiba-tiba ia berdiri dan mendekat pada Sean lantas berjinjit dan berbisik di telinga Sean.
“Kalau gini?” tanya Nasya sambil mengusap dada Sean.
“Nasya … lo jangan mancing! Gue makan nih!”
Nasya tertawa lantas bergegas menjauh dari Sean. Gadis itu keluar lebih dulu dari kamar Sean diikuti oleh Sean yang memasang wajah frustasi. Tiba di ruang tamu, mereka bergabung dengan orang tua Sean dan Arhan yang masih di sana.
“Lama amat kalian di kamar, habis ngapain?” tanya Mama Sean dengan mata memicing curiga.
“Naruh kado sekalian buka kado,” jawab Sean lantas berdehem gugup.
“Beneran?” tanya Mama Sean.
Sean tak menjawab, lelaki itu malah mendekat pada mamanya lantas duduk di sebelah mamanya.
“Ma, aku kan lagi ulang tahun, bisa nggak kabulin satu permintaanku?” tanya Sean. Baginya persetujuan mamanya sangat penting atas permintaan kali ini, kalau papanya biasanya akan setuju jika mamanya setuju.
“Biasanya juga langsung minta, emang apa yang kamu mau?” tanya Mama Sean penasaran.
Tak hanya Mama Sean, Papa Sean, Nasya, dan Arhan pun tampak penasaran dengan permintaan Sean.
“Ma, tolong ijinin aku nikah sama Nasya,” ujar Sean. “Itu permintaanku. Nikah, uhm … secepetnya.”
Nasya yang mendengar itu sampai tersedak ludah sendiri, sedangkan Arhan dan Papa Sean melotot maksimal.
Mama Sean juga terkejut, setelahnya wanita itu menunjukkan raut galaknya.
“Apa? Coba ulangi.”
“Nikah, Ma. Sama Na—aduh!”
Sean memekik kaget saat sang mama menaboknya tiba-tiba.
“Nikah?!” seru Mama Sean
“Iya, ni—aw!”
Sean kembali mendapatkan tabokan dari sang mama.
“Emangnya kamu pikir nikah itu kayak main rumah-rumahan?! Kuliah dulu yang bener baru nikah! Kamu juga baru ulang tahun yang ke dua puluh!”
“Tadi Mama bilang, ‘mepet terus, nikah aja sekalian’. Sekarang aku serius malah dimarahin!”
“Tadi Mama cuma bercanda!”
KAMU SEDANG MEMBACA
His Hug (On Going)
Teen Fiction"Gue suka pelukan lo, bikin gue nyaman." Itulah yang Nasya ungkapkan kepada lelaki yang baru hadir di hidupnya, lelaki yang membuatnya terkejut saat mengetahui identitas aslinya, lelaki yang berhasil memporak-porandakan hatinya. * Satu tahun telah b...