Sorry kemarin nggak update ya. Semalem gue lagi ngetik baru selembar pusing mau lanjut lagi. Gue juga ngerasa agak nggak enak badan dan tugas kuliah lagi banyak banget, jadi baru sempet update malem ini😩
Happy reading gaes! Vommentnya😁✨
***
“Mmhhh ...”
Nasya melenguh saat ciuman Sean semakin berani, terasa dalam dan menuntut. Rasanya Nasya tak mampu berpikir jernih lagi. Tangan Nasya secara refleks mengalung di leher Sean, berpegangan di sana. Nasya pun tanpa sadar membalas lumatan Sean.
Sean menggeram lirih, dengan tergesa mendorong Nasya hingga punggung Nasya menyentuh batang pohon besar. Ciuman berlanjut dan terasa semakin panas di malam yang dingin. Tangan Nasya meremas rambut Sean dan kembali melenguh.
Tiba-tiba terdengar suara beberapa langkah kaki, Sean dan Nasya refleks saling menjauh. Mereka bergegas bersembunyi di balik pohon besar.
“Cemen banget lo! Masa mau kencing minta ditemenin!”
“Gelap cuy! Gue takut!”
“Lakik bukan sih lo?!”
Itu tiga teman sekelas Nasya dan semuanya lelaki, sepertinya mereka hendak menuju ke toilet umum bersama-sama yang ada di dekat sana.
Saat gerombolan tiga lelaki itu hendak melewati pohon, Sean buru-buru mendekap Nasya agar bersembunyi di balik tubuhnya, mereka terdiam masih dalam posisi seperti itu, bersembunyi di balik pohon sampai tiga cowok itu pergi.
Ketiga gerombolan lelaki itu sudah pergi, Nasya pun mendongak menatap Sean. Tepat saat itulah Sean menunduk. Pandangan mereka pun bertemu. Selama beberapa detik hanya terdiam dengan saling tatap hingga setelahnya mereka sama-sama menjauh.
Nasya berdehem dan mengusap bibirnya yang terasa basah. Astaga, sepertinya tadi ia sudah gila! Wajahnya seketika terasa panas saat ingatan ciuman tadi muncul.
Sean pun sama seperti Nasya, seketika berubah gugup dengan wajah yang terasa panas. Sean sampai menangkup wajahnya dan menatap Nasya dengan malu-malu.
“S-sorry yang tadi ... gue udah curi first kiss lo. T-tapi tenang aja, tadi juga first kiss gue kok,” kata Sean dengan gugup.
Nasya langsung menatap Sean. Ia mengangkat alisnya bingung.
“Tadi bukan first kiss gue,” ujar Nasya.
“A-APA?!”
Sean memekik kaget dan kembali mendekat pada Nasya. Ada rasa tak terima usai mendengar itu. Lantas siapa yang beraninya mencuri ciuman pertama Nasya?!
“Siapa cowok yang ambil first kiss lo?!”
“Kak Sagara. Emangnya dia nggak pernah cerita soal ciuman di buku diary-nya?”
Sean menggeleng. Kemarahannya yang hendak meluap langsung hilang. Ternyata Sagara orangnya. Mana bisa ia marah pada sepupunya sendiri?
“Gue pikir Sagara masih polos!”
Nasya terkekeh pelan mendengar ucapan Sean. Sagara polos katanya?
“Walaupun tadi bukan first kiss lo, tapi gue mau minta maaf. Sorry udah nyium lo, Na.”
“Nggak perlu minta maaf.”
Sean sontak tertegun. “Kenapa?”
“Lo nggak salah. Lagian gue juga nggak nolak, tadi kita sama-sama menikmati kan?”
Meskipun Nasya berkata seperti itu dengan tampang yang terlihat tenang, namun pada kenyataannya ia sedang menahan debaran di dada yang menggila.
Sean tersenyum lebar. Ia menunduk lantas berbisik di telinga Nasya,
KAMU SEDANG MEMBACA
His Hug (On Going)
Teen Fiction"Gue suka pelukan lo, bikin gue nyaman." Itulah yang Nasya ungkapkan kepada lelaki yang baru hadir di hidupnya, lelaki yang membuatnya terkejut saat mengetahui identitas aslinya, lelaki yang berhasil memporak-porandakan hatinya. * Satu tahun telah b...