Masuk konflik, nggak lama lagi tamat gaes. Happy reading! Vote and commetnya🥰✨
Sorry telat update gaes. Alesannya udah gue kabarin tadi malem di ig: ainjae_wattpad
***
Suara seseorang yang tengah memasukkan pin di unit apartemen Sean membuat pagutan bibir di antara Sean dan Nasya terlepas.
"Ada seseorang selain gue yang tau pin unit apartemen lo?" tanya Nasya dengan napas terengah.
Sean terdiam selama beberapa detik, kemudian lelaki itu berdiri dengan bola mata membesar.
"Ada! Nyokap gue!" pekik Sean, panik.
Mereka pun merapikan kondisi masing-masing, kemudian berjalan menuju ke pintu unit apartemen Sean. Setelah itu, pintu terbuka dan menampilkan Mama Sean yang datang berkunjung.
"Eh, ternyata ada Nasya," ujar Mama Sean.
"Iya, Tan. Saya main ke sini sebentar," sahut Nasya sambil tersenyum canggung.
"Mama ngapain ke sini?" tanya Sean pada mamanya.
"Kamu kok kayaknya nggak suka lihat Mama dateng berkunjung?" heran Mama Sean.
Sean memberengut. Tentu saja ia tak suka, karena kegiatannya dengan Nasya jadi terhenti.
"Ini Mama bawain lauk pauk buat kamu. Biar besok pagi kamu sarapan sebelum berangkat ke kampus. Sarapan nasi maksud Mama," ujar Mama Sean lantas menuju ke dapur dan meletakkan lauk pauk yang dibawanya.
Mama Sean di tempat itu cukup lama, berbincang dengan Nasya, kemudian mengajak Nasya pulang dan mengatar gadis itu, ikut di dalam mobil yang sama dengannya.
Sebenarnya Sean masih belum rela kalau Nasya pulang, ia pun terpaksa menyetujui Mamanya daripada kena marah.
Di dalam mobil, Nasya terdiam canggung. Ia duduk di belakang supir bersama Mama Sean di sebelahnya.
"Mama harap hubungan kamu sama Sean bisa awet," ujar Mama Sean tiba-tiba.
Nasya tertegun, kemudian menanggapi dengan senyum lebar. Apa ini kode kalau ia sudah direstui sebagai calon menantu?
Tiba di depan rumah Nasya, gadis itu keluar dari mobil usai berterima kasih dan berpamitan pada Mama Sean.
Setelah Nasya masuk ke dalam rumah dan mobil Mama Sean pergi, seorang pria berpakaian serba hitam dengan masker di wajahnya muncul. Pria itu naik ke atas motornya yang disembunyikan cukup jauh lantas melajukannya.
Pria itu turun dari atas motornya lantas melepas helm. Ia memasuki sebuah bangunan terbengkalai lantas menerima telepon dari seseorang.
"Bagaimana soal Sean? Kamu berhasil membunuhnya kan?" tanya seseorang dari seberang sana.
"Maaf, saya gagal. Setelah gagal menusuk Sean waktu itu, saya nggak ada kesempatan lagi karena banyak yang menjaga Sean dari jauh. Terkadang ada bodyguard yang mengikuti," jawab pria itu.
Mungkin tak terlihat di mata orang lain para pengawal Sean, tetapi pria itu menyadarinya jika Sean pergi ke luar atau sedang di kampus sebenarnya ada beberapa yang mengawal dengan cara menyamar agar tak seperti bodyguard.
"Lalu bagaimana?! Soal waktu itu, kenapa kamu bisa gagal menusuk Sean?!"
"Ada cewek nggak terduga yang sepertinya melindungi Sean. Harus saya apakan cewek itu? Dia cukup mengganggu."
"Siapa ceweknya?"
"Saya sempat mencari informasinya. Namanya Nasya, dulu dia pacar Sagara, dan sekarang pacar Sean."
KAMU SEDANG MEMBACA
His Hug (On Going)
Teen Fiction"Gue suka pelukan lo, bikin gue nyaman." Itulah yang Nasya ungkapkan kepada lelaki yang baru hadir di hidupnya, lelaki yang membuatnya terkejut saat mengetahui identitas aslinya, lelaki yang berhasil memporak-porandakan hatinya. * Satu tahun telah b...