sembilan

1.2K 135 8
                                    

| bonanza by Lcourage |

Tidak ada luka di bagian rektumnya tapi tiap kali berjalan, kenapa rasanya sangat menyiksa? Baekhyun harus hati-hati melangkah jika tidak mau mengaduh secara tiba-tiba dan membuat Chanie khawatir. Alhasil dia harus berjalan seperti kura-kura, mengayunkan tungkainya sedikit demi sedikit secara perlahan. Dia nyaris berhasil melakukannya andai saja bisa lebih cepat sedikit saat menuruni tangga, sebab saat Chanie menoleh, Baekhyun tidak ada di belakangnya.

Pria itupun kembali ke atas, melihat Baekhyun yang baru melewati 3 anak tangga saja. Dia memang tidak memasang wajah seram dan dingin seperti sebelumnya, tapi tetap saja saat menghampiri Baekhyun dan menggendongnya, lelaki mungil itu agak ketakutan.

Ah, padahal dia berhasil mandi dan berpakaian sendirian setelah menghabiskan sarapan di atas ranjang. Kenapa memaksa ikut turun ke bawah saat Chanie bilang mau minum kopi di teras?

"Tegang sekali? Kau tidak akan jatuh... jika itu yang kau takutkan."

Tangan Baekhyun yang mengalung di leher Chanie malah semakin dieratkan. "B-bukan begitu... Aku hanya belum terbiasa digendong oleh pria lain selain Ayah. Rasanya gugup sekali."

Chanie menghentikan langkah ketika berhasil menuruni semua anak tangga. "Kau sangat menggemaskan jika sedang gugup," tukasnya dengan ekspresi amat datar.

Blushhhhh...

Apa itu tadi? Chanie sedang memujinya?

Baekhyun merasa wajahnya panas sekali hingga tanpa sadar malah semakin menenggelamkan kepalanya di dada bidang sang suami.

Dipuji Yeol dan dipuji Chanie, kenapa bisa menimbulkan efek yang berbeda seperti ini? Baekhyun sungguh tak mengerti.

"Hari ini aku libur dan baru akan kembali ke markas besok pagi. Kau mau pergi ke suatu tempat? Biar kuantar. Yeori akan sibuk di rumah sakit sampai malam." Pria itu mulai mengajak Baekhyun mengobrol setelah duduk dengan nyaman di teras belakang, dekat dengan kolam renang.

"Apa... kalian selalu seperti itu? Maksudku, sama-sama sibuk."

Chanie meletakkan kembali cangkir kopi di atas meja sebelum meneguknya. Dia tampak kaget dan sedikit merasa bersalah. "Bukankah seharusnya kau tahu? Orang tua kami tidak memperingatkanmu soal itu?"

"Soal apa?"

Sekarang ekspresi Chanie berubah jadi penasaran. "Kau menerima perjodohan ini tanpa bertanya atau mencari tahu apapun tentang kami?"

"A-aku..." Baekhyun tak dapat menemukan kata yang tepat. Lagipula untuk apa beralasan jika dirinya sudah ketahuan? Baekhyun hanya perlu menutupi alasan sebenarnya mengapa dia sangat acuh dengan pernikahan mereka.

Jangan sampai Chanie maupun Yeol tahu Baek Yijin telah mengalihkan dunianya.

"Daripada bepergian dalam kondisi seperti ini dan cuaca sepanas ini, bagaimana kalau kita cuddles saja di ruang TV lantai atas?"

"Maksudmu... berpelukan? Bukankah..."

Dengan percaya diri Baekhyun menyela ucapan suaminya. "AC di rumah ini masih baru. Kita tidak akan kepanasan."

Padahal bukan itu maksud Chanie. Pria itu sebenarnya takut ditinggal berdua saja dengan Baekhyun. Dia takut khilaf dan kembali membuat Baekhyun kesakitan. Jadi Chanie ingin menjadikan kondisi Baekhyun sebagai alasan untuk sedikit menjaga jarak.

Setidaknya sampai Yeori pulang ke rumah.

Tapi dia sudah kepalang menawari. Dan suaminya sudah kepalang meminta. Sekarang apa yang bisa Chanie lakukan selain mengabulkannya?

Setelah menyuruh maid membereskan kopi dan teh mereka, Chanie meminta dibawakan buah-buahan ke lantai atas. Lalu para ART itu diperintahkan untuk meninggalkan rumah utama, kembali ke hunian mereka yang terpisah di belakang rumah.

Lebih baik berjaga-jaga dengan persiapan maksimal daripada harus kecolongan, bukan?

Dan semua itu tidak sia-sia.

Cuddles yang Baekhyun minta berubah menjadi sesi make out yang panas di atas sofa.

Baekhyun yang memulainya. Awalnya dia hanya berbaring di lengan Chanie, lalu bersandar di dada bidangnya sambil memandangi wajah Chanie yang amat datar. Niatnya hanya ingin menghafalkan fitur wajah Chanie yang menurut Baekhyun sangat mirip dengan Yeori. Bagaimanapun mereka ini kembar identik. Maka tak heran jika Baekhyun kesulitan membedakan keduanya.

Yang menjadi pemicu kegiatan panas mereka adalah tatapan Chanie yang tiba-tiba menyorot ke arah Baekhyun. Dua iris, gelap dan coklat terang, saling beradu dalam diam. Dan tahu-tahu jarak keduanya terkikis hingga bibir mereka saling beradu.

Hangat. Dalam. Basah.

| bonanza by Lcourage |

.

050123

bonanzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang