003

130 101 55
                                    

Saat masih kecil dulu Casio sering mendengar dongeng dan cerita cerita tentang sihir. Meskipun begitu Margaret dan Gionard tetap menekankan bahwa itu semua hanya sebatas cerita khayalan semata.

Layaknya cerita disney yang tidak seperti kelihatannya selalu berakhir dengan happy ending.

Hingga besar pemikiran logis itu selalu berputar di kepala Casio.

Cerita cerita seperti itu palsu. Tidak ada yang seperti itu didunia ini. Itu semua hanyalah khayalan manis untuk anak kecil.

Namun semua itu hancur dalam sekejap ketika Casio mengalaminya sendiri. Tidak, tidak. Casio tidak tiba tiba berpindah tempat ke negeri fantasi atau menjadi pangeran dari sebuah kerajaan dalam sekejap. Namun ini lebih tidak masuk akal karena Casio selalu mengulang waktu diwaktu waktu tertentu dengan periode yang sama, cara kematian yang berbeda, dan lingkungan yang bermacam-macam.

Awalnya Casio pikir dia telah menjadi penyihir atau manusia ajaib. Tapi jika dipikir-pikir lagi bukankah ini tampak seperti kutukan?

Memikirkannya saja sudah seram. Apalagi jika ternyata nenek tua yang selalu ada di setiap periode pengulangan Casio itu adalah pelakunya.

Jangan jangan nenek itu yang mengutuk Casio.

Okay, itu sedikit berlebihan dan dibumbui dengan asumsi hiperbolanya sendiri. Tapi siapa coba yang bisa tetap waras jika mengalami kejadian seperti Casio?

Apapun itu, kemungkinan sekecil apapun untuk mengulang waktu lagi harus Casio cegah. Casio ingin mendapatkan kehidupan normalnya kembali!

Karena itulah karena memikirkan wanita tua itu ketika sedang bersama Ula dan Ani, Casio jadi memikirkan sesuatu.

"Kalian ada nenek gak? Atau kenal nenek nenek disekitar sini?"

Kedua gadis kecil itu saling berpandangan. Saling berbisik sesaat, akhirnya Ula memberanikan diri menjawab.

"Kita gak punya nenek Kak, tapi kalo nenek nenek kami kenal banyak disekitar sini."

Lampu di kepala Casio seakan seketika menyala mendengar perkataan Ula. Pemuda itu menatap nya dengan pandangan penuh harap. "Beneran? Dimana?"

"Kita berdua sering ketemu orang orang lansia di panti jompo dekat sini. Banyak nenek nenek kok Kak, baik baik lagi."

"Bener tuh, lagian emangnya Kak Cio mau ngapain sama nenek neneknya?" Ani menyahut.

Pemuda itu terlihat berpikir sesaat. Awalnya Casio ingin membagikan sisa parcelnya kepada nenek random karena kalo dipikir pikir mungkin saja nenek itu mengutuk Casio karena sering membangkang kepada Nenek Aya.

Kenapa Casio bisa berpikir seperti itu? Karena mereka sama sama seorang nenek. Ada yang mengatakan bahwa seseorang yang berada diposisi yang sama akan lebih mengerti diri kita daripada orang lain.

Sesimpel itu.

Mungkin nenek itu prihatin kepada Nenek Aya karena punya cucu seperti Casio. Who's know?

Karena jujur saja Casio mengakui bahwa dirinya memang 'sedikit' bandel dimasa remaja.

Maka dari itu Casio berpikir untuk membagikan nya pada nenek nenek karena dengan harapan nenek itu mendapatkan kode dari Casio kalau mulai sekarang Casio akan menjadi cucu yang berbakti dan untuk kedepannya tidak akan mengabaikan nasehat Nenek Aya lagi.

Tapi jika dipikir-pikir sedikit tidak masuk akal. Kenapa juga nenek random mengutuk Casio. Dan jika Casio membagikan parcelnya pada nenek nenek di panti jika wanita tua itu tidak mengerti kode yang dimaksud Casio atau malah ternyata bukan itu alasan dari pengulangan waktu, dia akan berakhir kecewa. Apalagi Casio tidak yakin apa benar wanita tua itu mengamati dirinya selama ini.

THE IMMORTAL'S SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang