"Hati hati Kak!" Pesan Saipul ketika melihat tubuh Casio bergetar saat menuruni tangga.
Casio tersulut karena perkataan Saipul. Casio yang sudah menuruni setengahnya ketika itu, tanpa basa basi pemuda itu langsung melompat dari tangga ala Spiderman di film Marvel yang sering Gionard tonton.
Setelah melakukan selebrasi ala ala itu, Casio menyugar rambutnya sok keren. "Segini mah gampang Pul."
Saipul menatap Casio dengan wajah julid. Rasanya ingin ia berkata kasar.
Wanita yang diperkirakan Casio berada di penghujung lima puluhan meraup wajah Saipul yang berada disampingnya. "Udah udah, yang penting sekarang kamu berhasil berbuat satu kebaikan lagi. Ingat apa kata Nenek?"
Wajah Saipul berubah melembut karena perkataan wanita itu. "Inget dong Nek!"
Wanita itu menatap bangga pada Saipul. Senyuman terbit di bibirnya. "Anak pintar."
Casio sampai lupa dengan keberadaan wanita itu diantara mereka karena sibuk bertingkah sok keren dihadapan Saipul. Dari dugaan Casio tampaknya nenek itu benar benar adalah nenek Saipul. Tadi Casio melihatnya keluar dari rumah yang sama dengan Saipul.
Entah apa yang terjadi sebenarnya tapi sekarang Casio harus menerima dan mulai beradaptasi dengan kenyataan bahwa Saipul yang ini tidaklah tinggal bersama tantenya setelah kepergian kedua orangtuanya, agar tidak akan ada kecurigaan dari orang orang akan sikap Casio.
Mungkin nanti Casio akan curi curi kesempatan untuk bertanya dengan Margaret.
Nah, jadi anak kecil yang tinggal tepat disamping kanan rumah Casio itu adalah Sagavi Putra Langit, biasa dipanggil Saipul. Disetiap pengulangan kehidupan Casio tampaknya nasib Saipul memang tidak pernah berubah. Anak yang terlihat selalu ceria itu selalu mendapatkan kemalangan kehilangan kedua orangtuanya akibat kecelakaan mobil.
Entahlah, sebenarnya Casio tidak terlalu ingat karena begitu banyak kehidupan yang sudah dijalaninya. Tapi yang pasti di ingatan yang di ingat Casio, setelah itu Saipul tinggal bersama dengan tante dari pihak ayahnya, dan setelah itu Casio jarang melihat Saipul berada diluar rumah dan selalu mengurung diri didalam kamar.
Kemalangan Saipul terjadi sekitar lima bulan yang lalu. Jadi disetiap pengulangan kehidupan Casio dimulai yang notabenenya lima bulan setelah Saipul kehilangan kedua orangtuanya dan mengurung diri dari dunia luar Casio tidak pernah lagi bertemu dengan anak itu sama sekali.
Pantas saja ingatan Casio tentang Saipul sedikit terganggu apalagi Casio memang adalah seseorang yang pelupa.
Yeahh, apapun itu yang terpenting Saipul mendapatkan takdir yang baik bukan? Sama sepertinya.
Meskipun Casio sedikit penasaran dengan kebenaran tentang Nenek Saipul apakah dari pihak ibu atau ayah anak itu, karena jujur saja setelah diamati lagi tidak ada kemiripan sama sekali diantara mereka.
Tapi yang lebih penting daripada semua itu, nenek Saipul bukanlah wanita tua aneh yang sering berpapasan dengannya disetiap pengulangan kehidupan!
Casio baru bertemu dengannya sekarang. Ini benar-benar yang pertama kali.
Casio bernapas lega untuk itu.
"Casio, benar?" Setelah percakapan wanita itu dengan Saipul yang tidak Casio mengerti tentang prihal apa, wanita itu beralih kepada Casio. Memastikan nama Casio seperti apa yang dirinya dengar dari Saipul.
"Iya, N-nek." Casio mengonfirmasi pertanyaan itu dengan kaku.
Meskipun Saipul memanggilnya dengan sebutan nenek tapi sebenarnya wanita itu masih tampak muda dan bugar. Bahkan tadi wanita itu yang mengangkat sendiri tangga kayu untuk membantu Casio turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE IMMORTAL'S SHADOW
Fantasy『ΛПƬΛЯΛ ƧΛПG ΛBΛDI DΛП YΛПG DΛPΛƬ MΛƬI』 Casio selalu kembali mengulang waktu ke saat berumur 17 tahun disetiap malam ulang tahunnya yang ke 20. Awalnya Casio pikir ini adalah sebuah anugerah karena ia bisa mencoba peran apapun yang ia inginkan tanpa...