Mimpi itu benar-benar adalah mimpi terburuk daripada yang terburuk yang pernah Casio rasakan di seumur hidupnya. Casio tidak pernah merasakan rasa sakit sehebat itu.
Casio memang berhasil terbangun dari tidurnya. Ketika terbangun saat itu hari masih menunjukkan pukul dua dini hari. Margaret dan Gionard terlihat sudah tertidur disampingnya. Dengan posisi Gionard yang begitu menempel dengan Margaret.
Melihat keduanya tertidur pulas Casio bisa merasakan bahwa semua ini nyata. Yang dilihatnya sekarang bukanlah ilusi. Casio berhasil mendapatkan kehidupan normal selayaknya anak anak yang mendapatkan cinta orangtuanya, begitu berbeda jauh dengan kilas balik di mimpinya.
Tapi rasanya ada yang mengganjal. Casio merasakan keterikatan dengan mimpinya itu. Yang mana itu adalah kehidupan yang paling membekas di ingatan miliknya.
Kehidupan saat dimana Casio memutuskan menjadi gitaris. Saat itu Casio sudah menemukannya passion nya. Menjalani hobi sebagai pemain gitar lambat laun berkembang menjadi passion Casio.
Casio jadi menekuninya. Video video saat ia bermain gitar di upload nya ke aplikasi sosmed yang dia punya. Banyak orang yang menyukainya, semua orang jadi mengenal Casio sebagai seorang gitaris muda. Pemuda itu mengcover berbagai jenis musik, terkadang juga bernyanyi sambil bermain gitar.
Tidak berlebihan jika mengatakan bahwa sebagian orang jadi tergila gila padanya.
Seorang gitaris muda yang tampan, memiliki suara merdu, sedang berada dipuncak karirnya, dan bisa dibilang terkenal apalagi dikalangan anak anak muda. Bahkan berhasil menjadi partner Ed, seorang penyanyi legendaris disalah satu platform sosial media yang tidak pernah menampakkan wajahnya pada publik.
Bagaimana mungkin namanya tidak semakin melonjak naik dan disorot publik?
Casio menikmatinya, kehidupan nya yang seperti itu, sampai Casio lupa akan takdir yang dia punya. Padahal Casio sudah berusaha menghindarinya, tapi tetap saja dia kembali mati dan mengulang waktu. Itulah penyebab tiga tahun Casio waktu itu terbuang sia sia karena depresi.
Casio perlahan mulai mengikhlaskan semua itu. Mengingat takdir yang memang tidak pernah adil padanya. Dan juga kebodohan kecilnya yang malah menyukai kehidupan seperti ini.
Baru sekarang Casio menyadari bahwa dulu dia benar-benar sudah tidak waras karena menikmati kehidupan yang seperti itu.
Sekarang Casio berhasil mendapatkan kehangatan keluarga, dia bersama orang orang yang mencintainya. Keluarga harmonis yang sangat tidak mungkin dibayangkan Casio akan datang padanya seperti ini.
Casio sudah membaik sekarang. Tapi bagaimana dengan orang orang yang ditemuinya dahulu di kehidupan yang rusak itu?
Meskipun Casio mati saat itu, kehidupan Margaret yang itu akan terus berjalan tidak peduli apapun yang terjadi pada Casio.
Orang orang mungkin akan bersedih sesaat untuk menghormati kepergian Casio, dan kembali melanjutkan hidupnya.
Tapi bagaimana dengan Margaret? Bagaimana dengan Bundanya di kehidupan itu?
Di mimpinya, Casio jelas jelas mengingat betul tatapan Margaret yang begitu menyedihkan. Disana tersimpan luka yang akan selalu membekas tidak peduli bagaimana cara mengobatinya. Atau bahkan luka itu tidak akan pernah sembuh.
Dari perkataan Margaret secara tidak langsung tersirat bahwa kehidupan nya hancur karena melahirkan Casio. Margaret ingin Casio menjadi anak yang berguna agar setidaknya pengorbanan nya tidak sia sia. Jadi, bagaimana keadaan Margaret jika mengetahui bahwa Casio pergi meninggalkan nya bersama dengan pengorbanannya yang menjadi tidak berarti karena bahkan Casio tidak sempat membalas budi?
Terlalu naif jika Casio berpikir mungkin saja Margaret akan menangisi kepergiannya, ataupun menyesali perbuatannya yang tidak bisa memberikan cinta seorang ibu pada Casio.
Tapi mungkin saja kehidupan Margaret benar terhenti detik itu juga. Ketika mendengar kabar kepergian Casio. Karena detik itu juga wanita itu mengetahui bahwa pengorbanan yang telah diberikan dengan mempertaruhkan kehidupannya menjadi tidak berarti sama sekali.
Casio bisa menebak mungkin saja 'Margaret' akan menyesal karena telah melahirkannya saat itu apalagi membiarkan Casio besar disatu rumah yang sama dengannya. Dengan harap harap dapat mendapatkan balasan setimpal sama besarnya dengan pengorbanan 'Margaret' dari Casio.
Tapi semuanya menghilang dalam sekejap.
Pengorbanan, harapan, dan hidupnya menghilang bersamaan dengan kepergian Casio.
Tidak ada harapan sama sekali.
Meskipun sikap Margaret yang itu dingin padanya, Casio tidak merasa tersinggung sedikitpun. Dan entah kenapa baru sekarang Casio ingin menyelamatkan wanita itu dari penderitaan yang menyelimutinya bertahun-tahun sejak kelahiran dirinya.
Karena disana, tidak akan ada Gionard disisinya seperti Margaret yang sekarang.
Itulah penyesalan pertama Casio. Tidak bisa melakukan apa apa pada Bunda disana.
Melihat Margaret yang sekarang mungkin sedikit mengobati rasa bersalah Casio karena dirinya yang begitu tidak memikirkan orang disekitarnya saat itu yang mungkin saja terluka.
Tapi tetap saja mereka bukanlah orang yang sama. Karena Margaret yang sedang tertidur pulas sekarang tidak pernah mendapatkan penderitaan yang sama dengan Margaret di kehidupan nya yang dulu. Apalagi ada Gionard di sisi wanita itu sekarang.
Tanpa Casio pun, pemuda itu rasa Margaret akan bisa melewati semuanya. Karena Casio yakin betul, tidak seperti Margaret yang itu, Margaret yang sekarang akan bisa menjalani kehidupannya dengan normal meskipun Casio pergi meninggalkannya setelah tiga tahun berselang.
Memikirkan itu perasaan Casio sedikit membaik. Setidaknya jika tidak bisa memperbaiki kehidupan kehidupan kacaunya yang dulu Casio tidak perlu menambah rasa penyesalan karena tidak bisa menyelamatkan satu orang lagi.
Dan semoga tidak akan ada yang menderita dan dirugikan akan kepergian Casio nanti. Ia ingin pergi dengan tenang tanpa rasa sakit. Karena jujur saja Casio mulai letih dengan rasa sakitnya kematian.
Jadi setelah mengenyahkan pikiran yang berkecamuk dikepalanya Casio mengambil posisi nyaman disamping Margaret. Tidak lupa menyingkirkan tangan Gionard yang mengganggunya, Casio akan memonopoli Margaret untuk ia peluk malam ini.
Waktu terus bergulir meskipun Casio kembali tertidur. Jam di dinding kamar menunjukkan pukul empat subuh. Tidak jauh dari rumah Casio, dibawah pohon besar di sebrang jalan berdiri seseorang memakai jubah hitam tengah menatap ke arah balkon kamar orangtua Casio. Yang mana terdapat Casio didalamnya.
Terlalu fokus memperhatikan sampai ia tidak sadar ada seorang wanita tua mendekati keberadaannya di lingkungan yang sepi itu.
"Tampaknya ada seseorang yang datang tanpa memberitahuku terlebih dahulu." Wanita itu berhenti tepat dibelakang orang berjubah itu. "Tunjukkan dirimu, jangan bersembunyi dibalik jubah itu. Kamu tidak seharusnya berada disini. Jangan menyalahi aturan dunia. Aku bisa merasakan keterikatan mu di tempat lain."
Seolah tidak berniat menyembunyikan jati dirinya, ia berbalik. Kemudian membuka tudung jubah yang menutupi kepalanya.
Sekarang terlihat dengan jelas lewat cahaya rembulan yang menyinari rambut hitam sepinggang miliknya yang dibiarkan terurai.
Karena pencahayaan yang cukup remang, tidak terlihat jelas wajah dari orang itu. Namun bisa diidentifikasi bahwa dia adalah seorang perempuan.
Dari tatapan matanya seperti ada kilatan berwarna merah menyala nyala.
"Aku kemari karena 'dirimu' telah mengizinkan."
Ditempatnya, wanita tua dengan tongkat ditangan untuk membantunya berjalan itu membeku ditempat.
_______________________
KAMU SEDANG MEMBACA
THE IMMORTAL'S SHADOW
Fantasy『ΛПƬΛЯΛ ƧΛПG ΛBΛDI DΛП YΛПG DΛPΛƬ MΛƬI』 Casio selalu kembali mengulang waktu ke saat berumur 17 tahun disetiap malam ulang tahunnya yang ke 20. Awalnya Casio pikir ini adalah sebuah anugerah karena ia bisa mencoba peran apapun yang ia inginkan tanpa...